MOJOK.CO – Anies Baswedan kabarnya akan menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres). Partai Demokrat merasa Terkhianati.
Berhembusnya kabar pasangan Anies-Cak Imin untuk Pilpres 2024 terbilang mengejutkan. Sebab, selama ini Anies lebih dikaitkan dengan nama Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sementara Cak Imin, jadi nama kuat berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Polemik pun muncul setelah berita ini beredar di media. Mulai dari perasaan kecewa Partai Demokrat karena merasa terkhianati, hingga dugaan intervensi Presiden Jokowi dalam pencalonan ini. Lantas, seperti apa faktanya?
Berikut ini 5 fakta di balik pencalonan Anies-Cak Imin yang perlu diketahui pembaca Mojok.
#1 Demokrat merasa terkhianati
Pemilihan Cak Imin sebagai bakal cawapres Anies bikin Partai Demokrat, yang menjadi bagian dari Koalisi Perubahan, kecewa berat. Bahkan, Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyebut “partainya telah dikhianati”.
Kata Riefky, ada beberapa alasan mengapa pihaknya kecewa. Pertama, Partai Demokrat sama sekali tak dilibatkan dalam deklarasi Anies-Cak Imin. Mereka menyebut, ini keputusan sepihak dari Ketum Partai NasDem Surya Paloh.
Alasan kedua, sambung Riefky, sejak 12 Juni 2023 lalu antara pihak Anies dan AHY sudah sangat intensif membahas bakal cawapres Anies. Menurutnya, Anies sudah menyampaikan AHY sebagai cawapresnya kepada para ketum parpol anggota Koalisi Perubahan.
“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” ujarnya kecewa.
#2 ‘tiga hari yang menentukan’
Partai Demokrat sendiri mengungkap bahwa “proses pengkhianatan” ini berlangsung begitu cepat. Hanya tiga hari.
Melansir Detik, semua bermula pada Selasa (29/8/2023) malam saat Ketum Partai NasDem Surya Paloh mengadakan pertemuan di NasDem Tower tanpa sepengetahuan Demokrat dan PKS. Dalam pertemuan itu, Surya Paloh mendeklarasikan Cak Imin sebagai bacawapres Anies secara sepihak. Pada malam yang sama, Anies dipanggil untuk menerima keputusan.
Selanjutnya, pada Rabu (30/8/2023) karena ada urusan penting Anies—yang harusnya meneruskan kabar ini—tidak menginformasikan pendeklarasian cawapres tersebut pada Demokrat dan PKS. Namun, sumber internal menyebut baik Demokrat maupun PKS sudah mengetahui kabarnya.
Akhirnya, pada Kamis (31/8/2023), “sinyal” makin kuat setelah Anies sowan ke kediaman ibunda Cak Imin untuk meminta restu. Di hari yang sama, Partai Demokrat sudah menyiapkan rilis untuk memberikan respons kekecewaan terhadap keputusan sepihak itu.
#3 Ada campur tangan Jokowi?
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mendengar rumor bahwa Anies boleh menjadi capres, asalkan tidak berpasangan dengan AHY. Rumor tersebut beredar usai Surya Paloh bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pertengahan bulan lalu.
Hal itu juga, yang menurut Syarief, jadi alasan mengapa hingga akhir Agustus Anies-AHY tak kunjung deklarasi. Padahal, ia mengklaim Anies sudah menyetor nama AHY sebagai pendampingnya kepada para ketum parpol anggota koalisi.
Namun, Presiden Jokowi membantah rumor ini. Orang nomor satu itu menyebut bahwa pertemuannya dengan Surya Paloh hanya pertemuan biasa.
#4 Internal PKB kaget
Selain Demokrat yang kecewa, banyak elite-elite PKB yang kaget pada informasi tersebut. Ketua DPP PKB Lukmanul Hakim, misalnya, mengklaim baru tahu kabar Cak Imin bakal menjadi cawapres Anies melalui berita pada hari itu juga.
Ia pun mengungkap, sebagai follow up maka partainya akan menggelar rapat Dewan Syura pada Jumat (31/8/2023) hari ini.
“Kami mendengar dari berita, tentu PKB menyikapi situasi ini mau rapat dulu. Karena memang di internal PKB juga perlu diskusi panjang karena ada mekanisme internal,” ujar Lukmanul.
#5 Anies-Cak Imin bakal deklarasi Sabtu besok?
Melansir Tempo, rumor beredar bahwa deklarasi Anies-Cak Imin akan berlangsung di salah satu hotel di Surabaya pada Sabtu (2/9/2023) besok.
Meski demikian, baik pihak PKB maupun NasDem masih belum memberi respons terhadap isu tersebut. Kepada awak media, kedua belah pihak hanya memberikan jawaban-jawaban diplomatis seperti “sabar dulu” atau “mari ditunggu saja”.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Ganjar dan Cak Imin Bertemu, Pengamat: September Jadi Momentum
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News