Steam Deck, Konsol Gaming yang Mampu Mengimbangi PS5

Ketika diluncurkan tahun lalu, Steam Deck menjadi konsol yang popularitasnya cukup bisa mengimbangi hype PS5 ketika diluncurkan.

Steam Deck, Konsol Gaming Terbaik Meski Tak Sempurna MOJOK.CO

Ilustrasi Steam Deck, Konsol Gaming Terbaik Meski Tak Sempurna. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.CODengan harganya yang saya rasa cukup masuk akal, Steam Deck tentu menjadi konsol yang recomended untuk banyak orang. 

Sejak kali pertama mendengar isu tentang Steam Deck, saya menemukan banyak gamers antusias menyambut konsol satu ini. Maklum, meski bukan konsol hybrid pertama, tapi Steam Deck adalah konsol pertama yang mampu memainkan game AAA secara handheld. Apalagi, kita sama-sama tahu banyak game di Steam adalah favorit bagi banyak gamers

Oleh karena itu, ketika diluncurkan tahun lalu, Steam Deck menjadi konsol yang popularitasnya cukup bisa mengimbangi hype PS5 ketika diluncurkan. Saking miripnya, harganya melonjak tinggi bahkan sempat mencapai tiga kali dari harga aslinya. Beruntung, antusiasme akan konsol ini dijawab dengan pengalaman bermain yang tergolong memuaskan, meski tentu masih ada kurangnya.

Steam dan game populer

Buat yang belum tahu, Steam adalah layanan distribusi permainan video yang dimiliki oleh perusahaan bernama Valve. Boleh dibilang, Steam menjadi salah satu layanan yang memiliki jumlah pengguna terbanyak di dunia. Ya wajar saja, karena memang kebanyakan game di Steam adalah game populer yang digemari banyak orang. 

Tentu buat para pemain game kelas berat di PC atau konsol rumahan seperti Elden Ring, Cyberpunk 2077, atau bahkan FIFA yang bukan mobile, kehadiran konsol handheld seperti Steam Deck ini bakal benar-benar dinantikan. Mengingat selama ini game berat macam begitu memang cuma bisa dimainkan di PC atau PS5 yang tidak memiliki portabilitas. Mentok, kalau mau main di luar, ya harus pakai gaming laptop, itu pun ya masih kurang praktis, lah. 

Beruntung, kehadiran Nintendo Switch sebagai konsol hybrid pada akhirnya ikut mendorong kehadiran Steam Deck ini. Walau menjadi yang pertama, Switch tidak atau belum mampu memainkan game kelas berat seperti di atas. Sepopuler apapun konsol ini, game di Switch tentu tergolong cukup segmented dan sepertinya memang tidak diperuntukan oleh semua orang. 

Baru ketika Steam Deck ini rilis, gamers pada akhirnya bisa merasakan pengalaman bermain game AAA super nikmat secara portable. Anda mau main sambil boker, bisa. Main ketika naik kereta, juga bisa. Dan yang paling nikmat, tentu kita bisa main FIFA di kamar sembari nungguin anak tidur tanpa harus takut terbangun atau istri marah melihat kita masih main di PC. Ini pengalaman pribadi, ya. 

Ada banyak hal menyenangkan di Steam Deck 

Namun yang paling menyenangkan jelas performanya. Jika Switch hanya bisa mengajak kita bermain casual game, konsol ini bisa digeber dengan game super berat. Semua ini terjadi karena chip bikinan AMD dengan grafis RDNA 2 plus RAM 16GB yang membuat game seperti Elden Ring berjalan lancar, walau dengan batasan FPS yang nggak bisa tinggi-tinggi amat. 

Seturut pengalaman penggunaan, bodi Steam Deck yang besar nyatanya tidak mengganggu kenyamanan bermain penggunanya. Dengan panjang 298mm, lebar 117mm, dan tebal 49 mm, Steam Deck adalah perangkat yang jauh lebih besar, bahkan ketimbang Nintendo Switch Oled. Meski begitu, untuk dimainkan handheld ya masih terasa nyaman, dengan catatan mainnya tidak terlalu lama. Kalau sudah terlalu lama ya pegal juga, bos. 

Untuk posisi tombol, iya sih kita harus sedikit adaptasi dengan posisi controller yang agak tinggi. Tapi ya cukup dengan satu atau dua hari penggunaan, kita sudah akan terbiasa dan merasakan betapa nikmatnya kontrol yang diberikan oleh konsol ini. Bahkan, ada ulasan yang menyebut kalau controller-nya sekelas Xbox Elite Gamepad. Sebagai catatan, konsol ini juga menyediakan semacam trackpad. Mantap deh pokoknya. 

Untuk display, Steam Deck memiliki layar LCD 7 inch dengan resolusi 1280p x 800p yang kualitasnya tergolong biasa saja. Kita akan menemukan perbedaan yang cukup signifikan dalam kualitas warna yang diberikan konsol ini dengan layar monitor. Ya, konsol ini lemah untuk urusan vibrancy. Untungnya, brightness dan kontras yang diberikan masih sangat cukup untuk digunakan sehari-hari. 

Sisi negatif, tapi sebetulnya positif

Di sisi lain, audio yang dihasilkan dari perangkat ini super duper mantap. Luar biasa. Speaker dari Steam Deck dapat bekerja dengan sangat baik untuk memberi detail suara yang sesuai game yang kita mainkan. Jadi, ketika kita bermain game kompetitif seperti PUBG atau Apex Legend, suara langkah musuh akan sangat terdengar. 

Dan terakhir, untuk baterai, boleh dibilang Steam Deck sudah memberikan standar laptop gaming entry level ya. Kita masih lah bisa dapat waktu bermain sekitar tiga jam untuk game berat. Tapi, dengan catatan FPS yang digunakan harus dibatasi. Kalau mainnya di atas 50 FPS, tentu baterai akan terkuras dengan lebih cepat lagi.

Mungkin, bagi sebagian orang ini adalah hal negatif dari Steam Deck. Namun, batasan daya yang dimiliki konsol handheld di angka tiga jam sudah tergolong oke buat saya. Apalagi bermain dengan perangkat yang bongsor dalam jangka waktu lama tentu akan membuat tangan kita jadi pegal. Jadi, kalau memang mau main dalam jangka waktu lama, sebaiknya tentu kita menggunakan docking yang disediakan oleh Steam

Satu lagi hal yang menyenangkan dari Steam Deck adalah kemampuannya untuk mengoperasikan Windows di perangkat. Jadi, seandainya kamu ingin browsing atau menonton YouTube secara langsung juga bisa dilakukan oleh konsol ini. Mau kerja pun, bisa, meski tentu agak ribet. Tapi, kemampuan ini lumayan membantu, apalagi kita juga bisa menginstall aplikasi Windows untuk digunakan di perangkat. 

Steam Deck masih lebih baik

Meski saat ini sudah banyak konsol “sejenis”, tentu Steam Deck dengan SteamOS akan sangat lebih menyenangkan secara penggunaan ketimbang penirunya yang masih menggunakan OS Windows. Tentu SteamOS akan lebih kompatibel dengan beragam game yang ditawarkan oleh Steam

Dengan harganya yang cukup masuk akal, Steam Deck tentu menjadi konsol yang recomended untuk banyak orang. Bayangkan, dengan harga sekitar Rp8 juta untuk varian 64GB, kita sudah bisa main FIFA secara portable tanpa kekurangan fitur-fitur kunci dari game. Tentu akan lebih baik lagi kalau kita beli yang varian 256GB dengan harga sekitar Rp10 juta atau varian 512GB dengan di kisaran Rp 12 juta. Puasnya dapet banget.

 

BACA JUGA Rakit PC is So Overrated, Mending Beli PS5! Dan analisis menarik lainnya di rubrik KONTER.

Penulis: Aditia Purnomo

Editor: Yamadipati Seno

Exit mobile version