MacBook Air M1 (2020): Laptop Apple Terbaik Mengalahkan MacBook Air dan MacBook Pro Versi Chip Intel

MacBook Air M1 (2020): Laptop Apple Terbaik Mengalahkan MacBook Air dan MacBook Pro Versi Chip Intel MOJOK.CO

MacBook Air M1 (2020): Laptop Apple Terbaik Mengalahkan MacBook Air dan MacBook Pro Versi Chip Intel MOJOK.CO

MOJOK.COMacBook Air M1 saya rekomendasikan bagi Anda yang baru mau masuk ke ekosistem Apple. Peningkatan performa dan ketahanan baterai jadi alasannya.

Bagi yang tidak mau baca panjang-panjang, saya langsung ke kesimpulannya saja: untuk saat ini, Macbook Air M1 2020 adalah laptop terbaik Apple dari sisi performa dan harga.

Tahun ini, Apple mengeluarkan dua tipe Macbook Air. Tipe pertama, menggunakan chip Intel, sementara yang saya bahas di sini adalah yang menggunakan chip Apple M1 dengan konfigurasi standar RAM 8GB dan SSD 256GB.

Saya tidak akan berbagi angka benchmark Geekbench atau Cinebench (sudah banyak yang melakukannya), tapi ingin sharing pengalaman pribadi setelah memakai MacBook Air M1 selama kurang lebih dua minggu untuk keperluan pekerjaan.

Desain

Tidak ada sesuatu yang baru dari MacBook Air M1. Tampilan eksterior sama persis dengan MacBook Air versi 2018 dan 2019.  Build quality laptop ini sangat bagus, dan menampilkan ciri khas desain Apple yang modern, minimalis, dan berkelas.

Desain MacBook Air M1 yang elegan.

Di bezel atas layar ada webcam dengan resolusi HD (720p) yang terbilang lumayan untuk sekadar meeting online. Saya bingung kenapa kamera di laptop mahal seperti ini tidak di-upgrade ke full HD (1080p) misalnya. Tapi yah, ini bukan problem eksklusif di laptop Apple aja, sih. 

Buat kamu yang sering presentasi atau menggunakan port USB lawas, beli dongle atau adapter adalah suatu keharusan. Ingat, MacBook Air M1 ini hanya dilengkapi dua port Thunderbolt/USB-C dan satu port untuk headset.

Jika boleh mengeluh, menurut saya, desain bezel layar terlalu tebal untuk ukuran 2020, jika dibandingkan laptop PC high-end seperti Dell XPS atau HP Spectre.

Performa

Laptop. Ini. Sangat. Responsif.

Semua tugas, mulai dari yang sederhana seperti membuka laptop dengan sidik jari sampai yang berat seperti render video 4K bisa dilakukan dengan cepat. Lebih hebatnya lagi, semua tugas berat tersebut bisa dilakukan tanpa menaikkan temperatur body secara signifikan seperti layaknya laptop dengan chip Intel.

MacBook Air M1 ini fanless loh, pernah nggak kalian render video tanpa ada suara fan keras seperti pesawat mau terbang?

Saya benar-benar kagum dengan performa chip M1 yang jauh melebihi laptop saya terdahulu yang harganya lebih mahal.

Ketahanan baterai

Seharian tanpa harus terhubung ke charger itu sangat nikmat! Saya biasa mulai kerja dari pukul delapan pagi dan selesai pukul enam sore. Kegiatannya banyak menggunakan Chrome, Zoom, Office dan sesekali image editing, dengan Spotify yang terus melantunkan lagu. Selesai jam kerja masih tersisa baterai sekitar 50 persen. 

Efisiensi MacBook Air M1 ini luar biasa dan melewati laptop-laptop saya terdahulu yang juga hemat baterai seperti MacBook Pro 13 (2015), Dell XPS 13, dan HP Spectre 13 x360.

Sistem operasi

Terakhir pakai laptop MacBook sekitar 2018, dan pengalaman saya di MacOS Big Sur ini terasa banyak sekali peningkatannya. Tampilannya tetap familiar, namun lebih mudah dan intuitif, lebih cepat dan responsif juga.

Keyboard dan trackpad

Tidak ada lagi butterfly keyboard yang sangat tidak nyaman untuk digunakan itu. Sekarang Apple sudah menggunakan versi penyempurnaan dari keyboard Macbook sebelum 2016 yang responsif dan nyaman digunakan untuk mengetik berlama-lama. 

Trackpad di MacBook Air ini besar, responsif, dan sangat smooth permukaanya. Saya tidak pernah memerlukan mouse terpisah jika menggunakan laptop ini.

Layar dan multimedia

Layar retina 13 inci MacBook Air M1 dengan resolusi 2560×1600 piksel sudah bisa menampilkan spektrum warna luas (DCI-P3 color gamut) seperti di MacBook Pro, sehingga cocok buat editing foto atau video.

Dengerin musik atau nonton YouTube di laptop ini rasanya menyenangkan karena layarnya yang tajam dan terang (sampai 400 nits), serta suara speakernya yang sangat bagus (mungkin hanya kalah dari MacBook Pro).

Kocheng pun suka sama MacBook Air M1.

Aplikasi

Awalnya saya ada kekhawatiran bahwa pergantian chip dari Intel ke M1 akan membuat banyak aplikasi yang saya gunakan tidak bisa berjalan lancar.

Namun demikian, 90 persen aplikasi yang saya gunakan berjalan mulus di MacBook Air M1, karena Apple menggunakan teknologi Rosetta 2, yang mampu menerjemahkan instruksi program ke chip M1 secara seamless. Contohnya, Microsoft Office 365, Spotify, Chrome, ExpressVPN yang mampu berjalan tanpa hambatan.

Namun demikian, ada beberapa vendor aplikasi yang memanfaatkan keadaan ini untuk menjual versi aplikasi mereka khusus untuk M1. Misalnya, saya punya Paragon NTFS untuk Mac buat baca HDD WIndows. Aplikasi ini tidak lagi berfungsi di M1, and guess what? Saya harus keluar Rp300 ribu lagi untuk beli versi yang kompatibel. Hadeuh! 

Little Snitch? Sami mawon. Parallels? Mesti siap beli lagi buat versi M1. Hadeuh hadeuh!

Value for money

MacBook Air M1 dijual dengan harga yang sama dengan MacBook Air tipe sebelumnya, tapi dengan performa dan ketahanan baterai yang melonjak berlipat-lipat. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, saya menganggap MacBook Air worth the money.

Kesimpulan

MacBook Air M1 sangat saya rekomendasikan bagi Anda yang baru mau masuk ke ekosistem Apple. Laptop ini bahkan saya rekomendasikan bagi Anda yang telah memiliki MacBook Air atau MacBook Pro versi chip Intel. Peningkatan performa dan ketahanan baterai yang signifikan sudah jadi alasan yang cukup buat ganti ke laptop ini. 

Plus:

Minus:

Nilai Akhir: 4.5/5

BACA JUGA Thinkpad X1 Carbon, Laptop yang Bisa Memahami Jiwa Kemiskinan dan Banyaknya Cicilan atau ulasan laptop terbaik lainnya di rubrik KONTER.

Exit mobile version