MOJOK.CO – Benarkah harga produksi iPhone cuma 10 dolar seperti kata Gita Wirjawan? Pernyataan beliau terdengar sangat tidak masuk akal.
Belakangan ini anggapan harga iPhone itu overprice atau terlalu mahal kembali muncul. Penyebabnya adalah munculnya lagi potongan-potongan video Mantan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan.
Di beberapa kesempatan, Pak Gita kerap menyebut jika biaya produksi dari iPhone itu hanya 10 dolar. Dan, yang terjadi kemudian adalah Apple menaikkan harga jualnya berpuluh kali lipat dari harga semestinya. Apakah benar demikian?
Biaya 10 dolar itu cuma harga perakitan unit iPhone
Begini, dalam video itu, Pak Gita menyebut jika Foxcon, pabrik perakitan iPhone di Cina, hanya mengeluarkan biaya 10 dolar untuk memproduksi satu ponsel. Namun, kita perlu mencatat bahwa kemungkinan besar, biaya 10 dolar itu hanya biaya perakitan yang dibayarkan Apple untuk Foxcon.
Duit 10 dolar itu hanya untuk merakit komponen menjadi produk. Padahal, masih ada begitu banyak komponen lain yang membuat harga satu unit iPhone menjadi mahal.
Misalnya, iPhone menggunakan layar OLED. Nah, biaya untuk “membeli” layar OLED dari Samsung di kisaran 25 sampai 30 dolar. Itu baru layar saja dan kita belum memasukkan biaya komponen lain. Misalnya, ada chipset, baterai, dan lainnya. Tentu tidak mungkin jika mengasumsikan biaya produksi iPhone hanya ada di angka 10 dolar saja. Sangat tidak mungkin.
Mengintip kisaran harga produksi
Menurut Nikkei Research, perusahaan riset asal Tokyo, harga produksi untuk iPhone 15 Pro dari segi suku cadang ada di kisaran 558 dolar. Sementara, untuk iPhone 14 Pro ada di kisaran angka 501 dolar. Tentunya, biaya produksi barang premium seperti yang kita bahas tidak semurah itu.
Namun, kita juga perlu mengingat bahwa iPhone itu bukan produk murah atau setidaknya terjangkau. Rata-rata harga jualnya itu di 100% sampai 120% dari biaya produksi keseluruhan. Dengan ongkos produksi 558 dolar, iPhone 15 Pro Max dijual di harga 1.199 dolar. Bagi banyak orang, ini harga yang mahal, meski secara bisnis, harganya masih masuk akal.
Kenapa harga yang diberikan Apple pada produknya bisa dianggap masuk akal?
Ingat, selama ini Apple tidak hanya menjual produk, melainkan tren dan status. Semua orang yang membeli atau “memaksa diri untuk membeli” iPhone itu ya bukan cuma membeli hape, tapi juga membeli status.
Apalagi ketika kamu membeli produk terbaru. Di sini, kamu tidak hanya membeli barang terbaru, tetapi teknologi terkini. Dalam waktu singkat, “barang ini” akan menjadi tren dan brand lain akan mengikutinya.
Apalagi, salah satu komponen biaya terbesar dari perusahaan sekelas Apple adalah dana riset dan pengembangan. Jika hanya merakit produk dari komponen yang ada, tentu biayanya hanya “segitu-segitu saja”, tapi produknya ya begitu-begitu saja. Tidak ada perkembangan, dan akan mendapatkan kritik dari konsumen.
Maka dengan riset dan pengembangan, Apple selalu meluncurkan produk dengan fitur atau teknologi baru, plus konsumen menyukainya! Dan di posisi inilah, biaya dari risetnya, membuat harga produk menjadi mahal tapi penting untuk inovasi-inovasi yang dikeluarkan Apple.
Itu juga yang sekarang dialami oleh Samsung dengan produk flagship mereka. Untuk Samsung Galaxy S24 dan Galaxy Z Fold 6, tidak terasa perkembangan spesifikasi yang signifikan. Namun, Samsung memilih untuk mengoptimalisasi Galaxy AI di kedua produk itu. Dan kini, konsumen menyukainya.
iPhone memang terlalu mahal bagi sebagian orang
Yah, harga iPhone memang masih terlalu mahal untuk sebagian besar orang. Dan hal itu yang membuat orang kadang memaksa diri untuk membeli produk jadul dengan harga yang lebih murah atau terjangkau. Tentu saja risiko mengiringi.
Misalnya, kebanyakan iPhone bekas dan murah yang ada di pasaran saat ini adalah barang inter, yang imeinya sekadar disuntik dan akan mati dalam beberapa waktu. Kondisi yang tentu merugikan konsumen, tapi sering terjadi.
Sebenarnya, iPhone bisa saja membuat produknya menjadi lebih murah. Atau setidaknya menjadi tidak lebih mahal dari harga yang ada sekarang. Hal ini pernah ditunjukkan Samsung ketika merilis seri Fold dan Flip, yang harganya tergolong masih masuk akal untuk inovasi yang ditawarkan. Selama dua atau tiga tahun, harga produk terbaru dari dua seri ini tidak berubah, dan membuat akuisisi konsumennya meningkat.
Kalau Apple memang tidak berniat membuat ponselnya menjadi sedikit lebih terjangkau, ya sudah kalian jangan memaksa diri membeli. Ketimbang mengeluarkan uang lebih padahal tidak punya uang, lebih baik beli Android saja. Toh kualitasnya juga sudah meningkat jauh lebih baik.
Poco F6, misalnya, di harga Rp5 juta kalian sudah dapat hape dengan performa terbaik untuk segala macam urusan. Ketimbang membeli iPhone xr atau 11 yang kondisinya mengkhawatirkan, tentu lebih baik beli hape Android baru.
Penulis: Aditia Purnomo
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Saya Menyesal Setelah Pindah dari Android ke iOS dan analisis menarik lainnya di rubrik KONTER.