MOJOK.CO – Mojok Institute melakukan sensus kepada para netizen Twitter, Facebook, dan Instagram untuk kepo pekerjaan ideal bagi mereka itu yang kayak gimana, sih?
Setiap orang yang bekerja, tentu menginginkan bisa berada dalam pekerjaan yang membuatnya bahagia. Selain perkara gaji yang didapatkan, pertimbangan untuk menentukan pekerjaan juga disertai soal, apakah pekerjaan tersebut dapat meningkatkan kualitas dirinya? Ataukah meski bergaji tinggi, diam-diam hanya sedang membuat kita menabung penyakit saja? Ya, bagaimana tidak? Kalau rutinitas keseharian dalam bekerja, ternyata begitu nggak baiknya. Membuat kita diforsir habis-habisan hingga nggak punya waktu untuk orang-orang yang tersayang. Lha kalau kayak gini, fungsinya gaji banyak itu apa, loh? Menabung untuk berobat nanti?
Ada pula yang berpikir bahwa pekerjaan ideal yang terpenting soal kenyamanan dalam bekerja, punya teman kerja yang se visi-misi, ataupun ruang kerja yang Instragram-able banget—jadi sekalian bisa nyetok banyak konten buat di-share di media sosial. Yha, siapa tahu, kalau udah keluar dari kerjaan, engagement dengan follower udah lumayan lah, ya.
Nah, karena ukuran bahagia dan sejahtera setiap orang ini berbeda-beda. Kami pun berusaha untuk mengulik-ulik rutinitas seperti apa yang dapat dianggap sebagai pekerjaan ideal bagi para jamaah Mojokiyah. Serta, alasan mereka menganggap pekerjaan tersebut ideal bagi mereka.
Hasil Sensus
Berikut kami merangkum suara masyarakat Mojok untuk mengetahui pekerjaan ideal bagi mereka.
Pekerjaan yang Risikonya Kecil
Kalau ngomongin teori ekonomi, pasti nggak jauh-jauh dari bagaimana caranya kita bisa mengusahakan sesuatu dengan modal yang minim tapi bisa mendapatkan yang sebanyak-banyaknya. Kalau kayak gini, nggak heran, penginnya punya kerjaan yang risikonya kecil aja. Jangan banyak-banyak. Selain karena nggak mau rugi, hal ini tentu karena memang nggak bernyali.
Misalnya, dibanding jadi presiden, ada yang lebih memilih jadi wakil presidennya aja. Lantaran, hak keduanya beda tipis, tapi kalau rakyat lagi geram yang jadi olokan biasanya cuma presidennya doang. Atau memilih jadi pemain sepak bola cadangan. Kalau ini mah jelas, dengan alasan pikiran cetek, nggak main tapi tetep aja dapat gaji. Gimana? Risikonya kecil, kan?
Pekerjaan yang (((Kelihatannya))) Santai
Iya, siapa sih, nggak pengin kerja yang santai-santai aja? Ada yang menganggap, kalau kerja di start up itu betul-betul santai. Hanya karena bisa pakai baju apa pun ke kantor, sehingga kalau dilihat dari dandanannya nggak kelihatan kalau lagi kerja. Selain itu, kerja juga bisa di mana saja. Ya, meski itu artinya, kamu juga bisa sewaktu-waktu dipanggil sama kerjaan, sih. Wqwq. Tapi yang penting kan kelihatannya santai, ya. Soal gaji yang santai, juga nggak ada masalah, kan?
Pekerjaan yang Ena-Ena tapi Dibayar
Punya pekerjaan kayak jadi tukang uji kenyamanan kasur, dianggap yang terbaik dari yang terbaik. Ya bagaimana tidak? Lha wong, kerjanya aja malah disuruh tiduran. Ena-ena tiduran, masih dibayar lagi. Atau pekerjaan ena-ena lainnya, misalnya dengan jadi tukang ngincipin makanan. Kalau yang ini mah, udah disuruh makan, kenyang, terus digaji. Anugerah apalagi yang perlu didustakan?
Pekerjaan yang Kayak Orang Nggak Kerja—tapi Modalnya Gede, Cuy!
Ada pula yang merasa bahwa pekerjaan yang kelihatannya nggak kerja dan ongkang-ongkang doang menjadi sebuah pekerjaan ideal bagi mereka. Tapi nih, nggak tahu mereka-mereka pada sadar atau nggak. Kalau si pekerjaan ideal ini, sungguh butuh modal yang gede. Misalnya, para juragan kos-kosan atau kontrakan, punya WC umum di jalur mudik, atau punya lahan parkir di tempat-tempat ramai. Iya pekerjaan ini memang (((kelihatannya))) nyantai, nggak ngapa-ngapain, dan uang datang sendiri ke mereka. Padahal, kalau sebelumnya mereka nggak kerja keras atau dapat warisan dulu, terus duitnya datang dari mana? Wqwq.
Pekerjaan yang Ngasih Kesempatan Hobi Buat Dibayar
Katanya nih, kalau bisa kerja sesuai dengan passion-nya, adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Bisa melakukan hal kita suka, eh, masih dibayar lagi. Ya, boleh. Nggak salah juga, kok. Meski biasanya nih—cuma biasanya loh, ya—kalau hobi udah jadi pekerjaan, tetep aja masih ada rasa pusing-pusingnya. Nggak bakalan bisa bikin kita bahagian terus. Apalagi kalau udah dikejar deadline dan klien. Belum lagi kalau si klien mintanya nggak ngerti waktu blas. Pas kita lagi enak-enak liburan, misalnya. Tapi bagaimanapun juga modal perasaan bahagia terhadap si pekerjaan, tetap jadi hal yang nggak bisa disia-siakan, sih~
Pekerjaan yang Ada Bau-Bau Digitalnya
Wah ini, di zaman yang disebut-sebut memasuki revolusi 4.0, yang namanya pekerjaan berbau digital lagi sering-seringnya dianggap ideal. Pasalnya, pekerjaan ini membuat kita terlihat nggak ketinggalan zaman dan pokoknya tampak keren, gitu. Oleh karena itu, nggak heran kalau banyak orang yang bersemangat bekerja sebagai konten kreator berbagai platform digital. Apalagi sekarang, kalau jadi konten kreator Youtube dan punya subscriber 10.000, bisa berkesempatan masuk UPN Veteran Jakarta pakai jalur prestasi, loh. Fyi, aja~
Pekerjaan yang Dianggap Astagfirullah Bagi Masyarakat
Selain itu, ada yang menganggap pekerjaan ideal baginya, justru sering kali dianggap pekerjaan yang astagfirullah dan naudzumindalik bagi masyarakat. Misalnya, dengan bekerja sebagai gigolo atau pelacur, ngepet, pelihara tuyul, pesugihan, dan semacamnya. Si pekerjaan ini dianggap ideal, soalnya kayak nggak perlu kerja keras-keras amat. Tapi duitnya bisa menguncur dengan deras.
Pekerjaan yang Subhanallah Bagi Masyarakat
Kalau pekerjaan ideal yang ini mah, nggak perlu dijelasin lah ya. Yang jelas kebalikannya dari pekerjaan sebelumnya. Contohnya gampang, misalnya jadi ulama. Kurang ideal, apa? Selain dihormati, mendapat anggapan suci maksimal dari masyarakat, terus hidupnya juga penuh barokah lagi.
***
Jawaban terbaik
Seperti biasa, berikut adalah jawaban terbaik versi Mojok Institute, yang berhak untuk mendapatkan hadiah:
ainruagile.id Jadi netijen
innosauruss Apa ajalah yang halal dan tetap berpenghasilan dari pekerjaannya, sama yg terpenting harus keluar rumah, biar ga diomongin tetangga, hahahaha
Wachid Jadi diri sendiri
Pekerjaan yang Jawabannya Ada Lamis-Lamisnya
Iya, iya. Kerja di Mojok emang enak. Ideal parah memang. Tapi btw, ini jawabnya karena betul-betul dari hati adau sekadar pengin nyogok kami biar merasa berbesar hati, sih?