Kaligawe dan Muktiharjo Kidul tak terhindar dari momok musim hujan. Kedua kelurahan di Kota Semarang itu banjir, hingga membuat sang wali kota meninjau langsung lokasi. Setelahnya, Pemerintah kota (pemkot) bergegas untuk menangani masalah tersebut.
Blusukan ke Kaligawe dan Muktiharjo untuk bertemu warga
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng langsung datang ke sejumlah titik banjir di wilayah Kaligawe dan Muktiharjo Kidul pada Minggu (26/10/2025) malam. Dalam peninjauan tersebut, ia bertemu dengan warga yang terdampak.
Bersama asisten ekonomi dan kesra, asisten administrasi umum, kepala dinas pekerjaan umum, hingga kepala dinas kesehatan, Agustina mendengar langsung kebutuhan warga. Ia pun memastikan agar penanganan banjir berjalan cepat dan efektif.
“Kami bergerak malam ini untuk memastikan pompa-pompa air berfungsi optimal dan tidak ada kendala teknis di lapangan. Semua jajaran siaga agar genangan bisa segera surut dan aktivitas warga kembali normal,” ujar Agustina saat meninjau langsung lokasi banjir di Kaligawe dan Muktiharjo di Kota Semarang pada Minggu (26/10/2025) malam.

Sejauh ini, Kota Semarang memiliki 119 unit pompa udara dengan kapatisas 92,1 kubik per detik yang tersebar di beberapa titik. Pompa itu dioptimalkan oleh petugas operasional hingga operator selama 24 jam siaga.
Baru-baru ini, Pemkot Semarang juga sudah menambah 4 stasiun pompa yang tersebar di wilayah timur dan tengah. Pemkot Semarang juga terus mengevaluasi sistem drainase dan kesiapan pompa-pompa air di seluruh wilayah rawan banjir.
Pantau potensi penyakit pasca banjir
Selain meninjau infrastruktur pengendali banjir, seperti rumah pompa pasar waru dan saluran air, Agustina juga meninjau kondisi warga. Guna mencegah penyakit pasca banjir, ia menginstruksikan Dinas Kesehatan agar terus memantau serta memastikan ketersediaan layanan kesehatan serta obat-obatan di wilayah terdampak.
“Selain penanganan teknis, perhatian terhadap kesehatan warga juga penting. Kami pastikan kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, dan layanan kesehatan terpenuhi,” ujarnya.
Penyakit pasca banjir itu meliputi penyakit saluran pencernaan seperti diare, tifus, hingga kolera. Selain itu, ada penyakit menular seperti DBD, malaria, leptospirosis, hepatitis A, dan penyakit saluran pernapasan seperti ISPA. Oleh karena itu, warga diimbau untuk waspada.
Pemkot Semarang bahu-membahu atasi banjir dari semua lini
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono menegaskan pihaknya terus bersiaga 24 jam bersama tim gabungan. Mereka bersiaga di titik-titik rawan bencana untuk membantu proses evakuasi.
“Tim BPBD bersama Dinas PU, DKK, dan relawan telah disiagakan di titik-titik rawan untuk membantu evakuasi dan penanganan cepat bila hujan deras kembali turun,” ujarnya.
Agustina pun menegaskan bahwa Pemkot Semarang berkomitmen untuk tidak tinggal diam dalam menyelesaikan persoalan banjir. Pihaknya akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak guna mengatasi masalah tersebut.
“Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, lembaga, dan masyarakat, dalam mempercepat penanganan banjir. Kebersamaan dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam mengatasi dampak peristiwa yang telah terjadi.” tutupnya.***(Adv)
BACA JUGA: Banjir Genuk Sulit Surut sementara Warga Harus Tetap Beraktivitas: Apa Upaya Pemkot Semarang? atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan