Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Tidak seperti di Asia, Kenaikan Suhu di Indonesia Bukan karena Gelombang Panas

Kenia Intan oleh Kenia Intan
25 April 2023
A A
Gelombang Panas

Ilustrasi gelombang panas (Sumber: bmkg.go.id)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Seperti negara-negara lain, Indonesia juga merasakan kenaikan suhu dalam beberapa waktu terakhir. Namun, kenaikan suhu di Indonesia tidak disebabkan oleh gelombang panas yang menerjang negara-negara di Asia. Lantas, apa penyebabnya? 

Lonjakan suhu signifikan sudah terjadi di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina, dan Asia Timur sejak pekan lalu. Suhu di beberapa negara seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos bahkan melampaui 40 derajat celcius (°C ) dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, di Kumarkhali, kota di distrik Kushtia, Bangladesh sempat mencapai suhu maksimum harian hingga 51,2 derajat celcius pada 17 April 2023. 

Gelombang panas atau heatwave yang memicu kenaikan suhu di wilayah Asia itu masih akan berlangsung beberapa hari ke depan. Pakar iklim mencermati, tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi menjadikan gelombang panas berpeluang semakin sering terjadi. Di sisi lain, secara klimatologis, suhu yang panas di bulan April memang dipengaruhi oleh gerak semu matahari. 

Indonesia juga merasakan kenaikan suhu dalam beberapa waktu terakhir. Secara umum, suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi sekitar 34°C hingga 46°C . Hanya stasiun pengamatan BMKG Ciputat yang tercatat hingga 37,2 derajat celcius. 

BMKG menjelaskan, Indonesia berbeda dengan negara-negara lain di Asia. Walau mengalami kenaikan suhu, udara panas di Indonesia tidak termasuk gelombang panas.

“Secara karakteristik fenomena maupun secara  indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut,” jelas Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati dalam keterangan resminya, Selasa (25/4/2023). 

Bukan gelombang panas

Secara karakteristik fenomena, suhu panas di Indonesia akibat dari gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus biasa. Ini terjadi setiap tahun. Oleh karenanya, potensi suhu udara panas seperti saat ini dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Kondisi geografis Indonesia juga tidak memenuhi syarat terjadinya gelombang panas. Indonesia terletak di ekuator dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas. Padahal gelombang panas biasa terjadi di di wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan Bumi Bagian Utara maupun di belahan Bumi Bagian Selatan. Gelombang panas juga biasanya terjadi pada wilayah geografis yang berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar, atau wilayah kontinental atau sub-kontinental. 

Secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai  37,2°C hanya terjadi satu hari. Stasiun BMKG Ciputat mencatatnya hanya pada 17 April 2023. Suhu yang tinggi itu kini mulai menurun. Sejauh pengamatan BMKG, suhu maksimum berada dalam kisaran 34°C hingga 36°C di beberapa lokasi.

Variasi suhu maksimum 34°C hingga 36°C untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Adapun secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.

Kejadian di atas tidak sesuai dengan definisi gelombang panas. Selama ini suatu fenomena dapat dikatakan gelombang panas apabila periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO). Jadi, secara berturut-turut, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. Misalnya, 5°C lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono 

BACA JUGA Orang Swiss Suka Hanyutkan Diri di Sungai pada Musim Panas
dan tulisan menarik lainnya di kanal Kilas.

Terakhir diperbarui pada 25 April 2023 oleh

Tags: gelombang panasIndonesiasuhu panas
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Menciptakan kesejukan dengan hal-hal sederhana di tengah cuaca panas yang bikin ngamok MOJOK.CO
Aktual

Menciptakan Kesejukan Lewat Hal-hal Sederhana, Biar Cuaca Panas Nggak Ngotak Ini Tak bikin Emosi dan Depresi

16 Oktober 2025
kerja sama indonesia prancis.MOJOK.CO
Sosial

Indonesia-Prancis Teken Kerja Sama Perfilman di Candi Borobudur, Angin Segar Industri Sinema Tanah Air

29 Mei 2025
Irfan Afifi: Kalau Tidak Ada Tanda Maju, Mengapa Indonesia Tidak Pilih Mundur Saja?
Video

Irfan Afifi: Kalau Tidak Ada Tanda Maju, Mengapa Indonesia Tidak Pilih Mundur Saja?

26 Maret 2025
bti, petani, tani.MOJOK.CO
Ragam

Rumus “3S-4J-4H” Wajib Dijalankan Pemerintah Kalau Mau Petani di Indonesia Maju

28 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.