Sejarah Rujak Cingur Ditulis Ulang Media, Berakhir Salah Tafsir sebagai Favorit Firaun

ilustrasi Sejarah Rujak Cingur Ditulis Ulang Media, Berakhir Salah Tafsir sebagai Favorit Firaun mojok.co

ilustrasi Sejarah Rujak Cingur Ditulis Ulang Media, Berakhir Salah Tafsir sebagai Favorit Firaun mojok.co

MOJOK.COSejarah rujak cingur disebut berasal dari Mesir dan jadi favorit Raja Firaun adalah kesalahan logika dan hanya buntut dari tulis ulang media online.

Sejarah rujak cingur dikatakan mencengangkan dan bikin orang nggak nyangka. Sebagian besar media online memberitakan bahwa rujak cingur adalah sebuah makanan yang berasal dari Mesir dan pernah menjadi favorit Raja Firaun di masa lalu. Padahal kalau dinalar, hampir semua bahan makanannya nggak bakal ditemukan di gurun.

Bantahan ini sebenarnya berawal dari unggahan Instagram seorang komikus @aji_komik yang membreidel habis-habisan perilaku tulis ulang media online zaman sekarang. Mulai di halaman pertama pencarian Google, semua seakan cuma copy paste dan menyusun ulang sejarah rujak cingur yang aneh itu. Anda bisa mencobanya sendiri, niscaya akan semakin pusing.

Media-media seragam menuliskan bahwa sejarah rujak cingur itu berasal dari Mesir. Konon Raja Firaun Hanyokrowati (laugh in silence) sedang berulang tahun dan ia mengadakan sayembara, barang siapa yang bisa menyajikan masakan enak dan istimewa bakal dikasih hadiah apa pun yang ia inginkan. Lalu datanglah seorang Abdul Rozak yang katanya nama ini juga jadi asal muasal istilah rujak (laugh in silence-2). Abdul Rozak menyajikan sebuah makanan yang dibungkus daun dengan aneka sayuran dan cingur unta (laugh in silence-infinity).

Secara logis, dataran Mesir itu nggak ditumbuhi sayuran dan pohon pisang. Jangankan bikin rujak cingur, untuk minum saja mereka mengandalkan air dari sungai. Gimana mungkin makanannya macam rujak, kuliner yang lebih mashok berasal dari daerah tropis nan subur kayak Indonesia.

Belum lagi gelar “Hanyokrowati” yang tampak lucu disandingkan dengan predikat Raja Mesir. Hanyokrowati adalah gelar kebangsawanan kerajaan Mataram kedua. Beberapa media online bahkan menyebut sejarah rujak cingur berasal dari negeri bernama “Masiran”. Ini nggak jelas juga maksudnya negeri penuh pasir, negeri yang tanahnya selembut pasir, atau negeri yang ada gumuk pasirnya kayak di Bantul.

Setelah ditelusuri pada 2018 ada sebuah blog yang juga turut mempublikasikan kisah ini. Blog tersebut juga tidak mencantumkan sumber-sumber sejarah dan tidak pula memberikan gambaran dari mana ia mendapatkan kisah yang terdengar seperti anekdot ini. Jangan-jangan cerita tentang sejarah rujak cingur berasal dari Mesir ini guyonan turun-termurun saja?

Mungkin tindakan baik yang maksimal bisa kita lakukan adalah dengan tidak berprasangka buruk bahwa media online menyadur fakta dari blog pribadi tanpa kredibilitas jurnalistik ini. Kalau bisa sih begitu, tapi kalau sulit untuk tidak suuzan tentu keniscayaan.

Budaya tulis ulang media online dan mengaburkan fakta-fakta logis ini mirip dengan permainan pesan berantai di games-games saat outbond. Apa pun yang dikatakan sumber pertama, sampai ujung kok ya berubah juga. Apalagi kalau sumber pertamanya sengaja memberikan fakta bohong yang juga tidak jelas, wah bisa semakin kacau.

BACA JUGA Bagi Saya, Makan Rujak Cingur Pakai Nasi Itu Sungguh Aneh! dan artikel KILAS lainnya.

Exit mobile version