Sejarah Museum Dewantara Kirti Griya, Dibeli Ki Hadjar Dewantara 3.000 Gulden, Rusak Akibat Kericuhan

Sejarah Museum Dewantara Kirti Griya, Dibeli Ki Hadjar Dewantara 3.000 Gulden, Rusak Akibat Kericuhan. MOJOK.CO

Petugas memperlihatkan kursi dan meja bersejarah peninggalan Ki Hadjar Dewantara yang rusak di Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya, Senin (05/06/2023). (Yvesta Ayu/Mojok.co)

MOJOK.COMuseum Dewantara Kirti Griya merupakan bangunan bersejarah. Tempat ini jadi saksi perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam gerakan pendidikan yang ia dan sejumlah rekannya prakarsai.

Sayang, beberapa waktu lalu, kericuhan dua kelompok massa yang terjadi di Jalan Taman Siswa menyebabkan sejumlah kerusakan pada bangunan cagar budaya tersebut. Ada beberapa koleksi museum yang rusak karena sejumlah massa merangsek masuk ke museum.

Beberapa benda yang mengalami kerusakan yakni meja dan kursi. Perabotan itu pernah menjadi tempat singgah Bapak Pendidikan Nasional sekaligus pendiri Tamansiswa, Ki Hadjar Dewantara. Sehingga punya nilai sejarah tinggi.

Selain itu, Kepala Museum Dewantara Kirti Griya, Ki Muryanto menerangkan ada satu pintu museum yang mengalami kerusakan akibat penjebolan paksa. Imbas dari bentrok antara kelompok PSHT dan sejumlah warga Jogja terjadi di Jalan Taman Siswa pada Minggu (4/6) malam. Kondisi itu, membuat museum tutup sementara.

Sejarah Museum Dewantara Kirti Griya

Sejarahnya, Museum Kirti Griya diresmikan pada 2 Mei 1970. Pengunjung dapat mempelajari sejarah lewat benda peninggalan Bapak Pendidikan Nasional di bangunan seluas 300 meter persegi ini.

Terdapat sembilan bagian area dalam bangunan tersebut. Mulai dari ruang tamu, kamar kerja, ruang tengah, kamar tidur keluarga, kamar tidur putri Ki Hadjar Dewantara, teras, kamar mandi, hingga dapur. Pengunjung serasa menyelami kehidupan pribadi sang pahlawan di museum ini.

Di dalam bangunan dengan atap bergaya limasan ini terdapat sekitar 3000 buah koleksi yang meliputi perkakas rumah tangga, naskah penting, foto, hingga arsip-arsip bersejarah. Gaya arsitekturnya merupakan perbaduan Eropa dan Jawa.

Terdapat sejumlah koleksi surat menarik di museum ini. Salah satunya yakni surat penangkapan “Tiga Serangkai” yakni Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Raden Mas Suwardi Suryaningrat.  Ketiganya mengalami penangkapan oleh pemerintah colonial pada 1931. Selain itu, setidaknya ada 879 koleksi surat penting di museum ini.

Museum Dewantara Kirti Griya ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 243/M/2015.

Ki Hadjar Dewantara membeli bangunan 3.000 gulden

Bangunan ini sejatinya sudah berdiri sejak 1915. Kemudian tercatat di buku register Keraton Yogyakarta pada 26 Mei 1926. Mulanya pemilik perkebunan ini adalah Mas Ajeng Ramsinah yang merupakan istri seorang penguasa perkebunan Belanda.

Ki Hadjar Dewantara baru membeli bangunan ini pada 14 Agustus 1934. Menurut catatan laman Kebudayaan Kemdikbud, bangunan dibeli oleh Ki Hadjar, Ki Sudarminto, dan Ki Supratolo seharga 3000 gulden. Luas tanahnya mencapai 5.594 meter persegi.

Bangunan ini kemudian dihibahkan kepada Yayasan Perguruan Tamansiswa pada 18 Agustus 1951. Ide untuk menjadikan bangunan sebagai museum juga tercetus dari Ki Hadjar pada rapat Pamong Tamansiswa tahun 1957.

Bapak Pendidikan Nasional kemudian tutup usia pada 26 April 1959. Setelah itu, gagasan untuk menjadikan museum dilanjutkan oleh panitia pendirian yang terdiri dari keluarga dan keluarga besar Tamansiswa.

Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Imbas Bentrok Antarkelompok, Meja dan Kursi Bersejarah Ki Hadjar Dewantara Rusak

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

 

 

Exit mobile version