Menelusuri Jejak Masa Kecil Jokowi di Dusun Gumukrejo Boyolali

Menelusuri Jejak Masa Kecil Jokowi di Dusun Gumukrejo Boyolali MOJOK.CO

Ilustrasi Jokowi (mojok.co)

MOJOK.COPresiden Jokowi pernah mengisi masa kecilnya di Boyolali. Joko kecil dititipkan di rumah joglo kakek-neneknya yang sederhana.

Masa kecil Jokowi di Boyolali tak banyak diketahui publik. Mayoritas orang hanya tahu Joko Widodo besar di Solo. Padahal, Boyolali turut menjadi bagian dari perjalanan hidup Presiden Indonesia ke-7 ini.

Ibu Joko Widodo, alm. Sudjiatmi Notomihardjo, merupakan warga asli Boyolali. Beliau terlahir dari pasangan Wiroredjo dan Sani yang merupakan pengusaha kayu. Keduanya tinggal di Dusun Gumukrejo, Kelurahan Giriroto, Ngemplak, Boyolali.

Meski lahir dan besar di Solo, Presiden Jokowi menghabiskan sebagian masa kecilnya di rumah kakek-neneknya di wilayah RT 5 RW 6, Dusun Gumukrejo. Tindak-tanduk Jokowi kecil masih terarsip baik dalam ingatan Mukiyem atau Mbok Yem, pengasuh sang presiden dari belajar merangkak hingga bersekolah di taman kanak-kanak.

Joko Widodo di mata pengasuhnya

Jokowi kecil adalah sosok anak yang pendiam. Ia juga bukan anak yang nakal dan rewel. Ketika Mbok Yem memberinya mainan, ia akan anteng, khusyuk bermain. Mainannya pun sederhana, selaiknya mainan anak desa pada umumnya.

“Saya beri mainan karet gelang, pasir, kaleng, sendok, itu diam,” ujar Mbok Yem dalam wawancara Metro TV.

Joko, panggilan Jokowi semasa kecil, suka makan sate lontong dan minum es legen (minuman dari air kelapa). Namun, menurut Mbok Yem, ia anak yang susah makan. Joko kerap meminta dibelikan jajan, namun jarang dimakan. Inilah yang membikin pengasuhnya sedih melihat badan Jokowi semasa kecil.

“Badannya kurus kadang-kadang saya menangis melihatnya. Ayo nak, makan yang biar gemuk,” ujar Mbok Yem seraya menirukan gesturnya di masa lalu.

Selain perawakannya yang tak berubah, model rambut Jokowi juga masih sama seperti dulu kala. Mbok Yem kerap menyisir rambut tipisnya ke sebelah pinggir. Ia menamai gaya rambut bocah calon presiden dengan model “Kipli”, merujuk pada salah satu tokoh film yang populer di era 2000-an.

Jokowi kecil suka jalan-jalan. Mbok Yem kerap mengajaknya ke Stasiun Balapan untuk menonton beberapa hiburan tradisional. Di antaranya reog dor, topeng monyet, dan nusukan.

Rumah nenek yang menyimpan memori masa kecil Jokowi

Orang tua Jokowi juga bergelut di bisnis kayu. Kala usaha berkembang, mereka pindah ke ke Kampung Cinderejo Lor, Kelurahan Gilingan, Solo, pada 1962. Jokowi pun ikut orang tuanya pindah. Meski demikian, ia masih sering berkunjung ke rumah neneknya dan bermain bersama teman-teman di sana hingga SMA.

Rumah kakek-neneknya berbentuk joglo sederhana. Tiang penyangga dan dindingnya terbuat dari kayu. Bangunan tersebut masih terawat hingga hari ini. Usianya sudah mencapai 100 tahun. Tak ada perabotan lagi di dalam. Hanya ada dua foto kakek-nenek Jokowi yang terpampang di beberapa bagian rumah.

Bangunan ini sempat beberapa kali berpindah. Fungsinya kini sudah bukan tempat tinggal lagi melainkan seperti museum. Di samping bangunan, terdapat sebuah Joglo kayu yang keluarga Jokowi bangun 6 tahun lalu.

“Joglo itu dibangun keluarga beliau, untuk memfasilitasi masyarakat sekitar. Karena beliau menyadari bahwa asalnya dari sini. Daripada kosong dimanfaatkan memfasilitasi warga,” beber Mulyono, warga setempat, melansir dari Kumparan.

Joglo Wiroredjo namanya. Warga sekitar kerap menggunakan Joglo ini untuk mengadakan rapat, pertemuan, belajar-mengajar, hingga hajatan.

Sejak menjadi pejabat hingga presiden, Jokowi jarang berkunjung ke sini. Kendati demikian, Dusun Gumukrejo tetap menjadi daerah prioritas penerima program pemerintah. Warga setempat merasakan sendiri keberpihakan itu. Begitu pula dengan Mbok Yem. Lewat alm. ibunya, Jokowi kerap menitipkan sejumlah uang untuk keperluan pengasuhnya tersebut.

Dusun Gumukrejo, Boyolali telah jadi bagian dari perjalanan hidup seorang presiden RI. Warganya tentu bangga, ada putra asli sana yang menjadi tokoh nomor satu Indonesia. Apalagi Joko Widodo bukanlah kacang yang lupa kulit. Sudah semestinya kita juga begitu. Seperti kata Yura Yunita, “Jalan yang jauh, jangan lupa pulang.”

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Cara Terjitu Memprediksi Kondisi Negara: Dengarkan Apa yang Dikatakan Jokowi, Lalu Lihat Sebaliknya
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Exit mobile version