MOJOK.CO – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto secara tegas menyebutkan bahwa partainya sulit bekerja sama dengan PKS dan Partai Demokrat di Pemilu 2024. Ada sejumlah alasan yang melandasi sulitnya partai dengan suara terbanyak di Pemilu 2014 dan 2019 ini bekerja sama dengan PKS dan Demokrat.
“Kalau dengan PKS tidak,” kata Hasto ketika ditanya tentang kemungkinan PDIP bergabung dalam rencana koalisi NasDem dan PKS, di sela-sela Rakernas II PDIP Tahun 2021, di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2022) dilansir dari Antara.
Hasto tidak menjelaskan dengan detail mengapa tidak bisa bekerja sama dengan PKS. Namun ia mengucapkan selamat atas kesepakatan yang dibangun PKS-Nasdem untuk Pemilu 2024.
“Ya itu bagus sekali, ada partai yang secara dini sudah membangun koalisi antara NasDem-PKS. PDIP mengucapkan selamat atas koalisi NasDem dan PKS tersebut,” katanya.
Setelah pertemuan PKS-NasDem, rencananya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono akan menemui Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh untuk penjajakan komunikasi Pemilu 2024. Terkait hal itu, Hasto juga menegaskan bahwa PDIP sulit untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat.
“Kalau saya pribadi sebagai sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan hal itu,” katanya.
Menurut Hasto ada perbedaan mendasar antara kultur pendukung PDIP dengan Demokrat di akar rumput. Baginya pendukung PDIP adalah wong cilik.
“Koalisi harus melihat emosional ‘bonding’ pendukung PDI, pendukung PDIP adalah rakyat wong cilik yang tidak suka berbagi bentuk kamuflase politik. Rakyat itu apa adanya, rakyat yang bicara dengan bahasa rakyat, sehingga aspek-aspek historis itu tetap dilakukan,” kata Hasto.
Di tanya soal peluang kerja sama dengan Partai NasDem, Hasto enggan menjawab dengan jelas. Sebelumya NasDem dan PDIP memang telah bekerja sama mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak 2014.
“Kalau untuk 2024 kan masing-masing punya strategi. Nanti tiga sampai empat bulan sebelum pencapresan baru dikerucutkan (mitra koalisi),” tuturnya.
Menurut Hasto, partainya mengedepankan etika politik dan melihat faktor historis dalam upaya pembangunan koalisi. Dia menambahkan, PDIP memiliki kedekatan historis dengan PAN, PKB, PPP Golkar, dan Gerindra.
“Ya kita ini kan dengan PAN, karena kan basisnya kan Muhammadiyah, dengan PKB dengan PPP, kemudian dengan Golkar, dengan Gerindra. Kita ingin membangun semangat gotong royong, tetapi kerja sama ini kan muncul dari satu niat terdalam bagi kemajuan Indonesia,” tutur Hasto.
Sementara itu, Rakernas II PDIP yang digelar sejak Selasa (21/6/2022) hingga Kamis ini akan ditutup oleh Megawati Soekarnoputri. Hasto mengutarakan bahwa cukup banyak rekomendasi yang dihasilkan dari Rakernas ini.
Namun soal nama calon presiden atau calon wakil presiden, Hasto menegaskan bahwa hal itu sepenuhnya merupakan hak prerogatif Megawati. Hal ini akan melalui kontemplasi yang mendalam serta melihat momentum yang ada.
Penulis: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi