MOJOK.CO – Rapat komisi VII DPR RI berjalan panas. DPR yang membidangi inovasi dan riset itu mempertanyakan penyerapan anggaran hingga mendesak penggantian kepalan BRIN.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurahman, membeberkan data bahwa sebagian dana BRIN tidak diserap untuk riset dan masyarakat golongan bawah. Total anggaran BRIN 2022 mencapai Rp6,38 triliun, namun sebanyak Rp4 triliun digunakan untuk operasional atau belanja pegawai.
Sisanya, sekitar Rp2 triliun yang dimanfaatkan untuk menyerap kondisi masyarakat di bawah dan riset. Di dalam angka itu terdapat komponen Rp800 miliar yang dialokasikan untuk program-program terkait masyarakat, Termasuk program Masyarakat Bertanya BRIN Menjawab (MBBM). Namun, realisasi dari Rp800 miliar itu hanya Rp100 miliar.
“Kemana semua itu?” Kata Maman dalam Rapat Dengar Pendapat dengan BRIN, Senin (30/1/2023) sore.
Dyah Roro Esti Widya Putri dari Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) juga mengungkapkan, sebenarnya MBBM BRIN adalah program yang baik. Hal ini karena bisa langsung menyentuh masyarakat. Di situ terdapat berbagai macam pelatihan sehingga menjawab langsung persoalan di daerah hari-hari ini.
“Amat sangat memberdayakan masyarakat daerah. Masyarakat bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” terang dia dalam kesempatan yang sama.
Sayangnya, menurut Roro, anggaran yang dialokasikan dan yang terealisasi ada jarak yang cukup jauh. Oleh karenanya, ia pun mempertanyakan penggunaan dananya.
Di sisi lain, ia melihat ada program-program BRIN yang stagnan atau program strategis nasional yang tidak maksimal dan tidak berjalan sesuai rencana. Tidak berjalannya program strategis ini menimbulkan kerugian negara yang cukup besar.
“Kita ingin hadir untuk memperjuangkan bersama. Komisi VII memohon sekali kembali ke moralitas masing-masing,” terang dia.
Desakan pencopotan kepala BRIN
Sementara itu, Ratna Juwita Sari dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengomentari salah satu program bernama BARISTA alias Bantuan Riset bagi Talenta Riset dan Inovasi. Pendaftaran program ini hanya bisa dilakukan secara daring, tidak ada alternatif lain.
Menurutnya ini membatasi akses bagi mereka yang berada di daerah. Jangankan jaringan internet, listrik saja terkadang masih susah.”Susahnya apa sih menyiapkan program yang mudah diakses,” kritik ratna Ratna dalam kesempatan yang sama.
Asal tahu saja, Program BARISTA merupakan pemberian bantuan UKT dan riset kepada mahasiswa aktif tingkat akhir jenjang Diploma 4 dan Strata (S1, S2, S3) untuk menyelesaikan tugas akhir yang berbasis kerjasama riset di unit kerja lingkungan BRIN.
Beragam permasalahan BRIN yang tak kunjung selesai tersebut berujung pada desakkan mencopot kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Selain itu, Komisi VII DPR RI merekomendasikan untuk dilakukannya audit khusus dengan tujuan tertentu terkait penggunaan pagu anggaran BRIN tahun anggaran 2022 oleh BPK RI.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi