UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

ugm.mojok.co

Potret acara peringatan Dies Natalies ke-76 UGM di Grha Sabha Pramana, Jumat (19/12/2025). Dalam acara ini, UGM UGM menyerukan kemandirian sebagai pilar, dan terus mendorong Kewirausahaan serrta riset kehalalan produk. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Universitas Gadjah Mada (UGM) menandai usia ke-76 dengan refleksi yang mengarah ke depan. Dalam rapat terbuka Dies Natalis ke-76 di Grha Saba Pramana, Jumat (19/12/2025), UGM tidak hanya merayakan perjalanan panjangnya sebagai perguruan tinggi, tetapi juga menegaskan arah strategis menghadapi tantangan Indonesia ke depan.

Rapat terbuka diawali dengan pembacaan laporan tahunan dan pidato rektor. Di hadapan sivitas akademika dan tamu undangan, Rektor UGM Prof. Ova Emilia menegaskan bahwa kemandirian menjadi salah satu pilar penting UGM.

Pilar itu, menurutnya, tidak bisa dilepaskan dari upaya serius kampus dalam mendorong pengembangan kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan lulusan.

UGM, kata Ova, tidak ingin lulusannya semata-mata menjadi pencari kerja. Kampus justru berharap mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan ikut menggerakkan perekonomian.

Karena itu, UGM mengembangkan pendekatan socio techno innovation, yakni model inovasi kewirausahaan berbasis kebutuhan masyarakat dengan teknologi sebagai fondasi industri.

“Mahasiswa kita mempunyai banyak sekali wahana untuk berkreasi. Setiap mahasiswa luar biasa dalam membentuk inovasi,” ujar Ova, dalam jumpa pers usai acara.

“Ini membuktikan bahwa mahasiswa UGM kreatif, dan ekosistem itulah yang perlu kita sediakan agar mereka bisa terus berkembang,” imbuhnya.

Ekosistem yang dimaksud tidak hanya berupa fasilitas fisik, tetapi juga kebijakan, pendampingan, hingga ruang eksperimen lintas disiplin. UGM memposisikan diri sebagai ruang tumbuh bagi ide-ide baru, sekaligus jembatan agar gagasan tersebut bisa menjawab persoalan riil di masyarakat.

Selain kewirausahaan, Ova juga menyoroti perhatian UGM pada pengembangan riset kehalalan produk. Riset halal dinilai sebagai bidang strategis karena berangkat dari kebutuhan lokal Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.

Menurut Ova, perhatian terhadap riset halal bukanlah agenda baru di UGM, melainkan bagian dari komitmen jangka panjang.

Ia menekankan pentingnya menjaga kedaulatan pengetahuan di bidang tersebut.

 “Sebetulnya sudah lama, bukan ujug-ujug. Perhatian UGM terhadap riset halal memang sudah lama. Jangan sampai riset-riset halal justru lebih banyak dilakukan di tempat lain,” kata Ova.

Kesehatan generasi muda sebagai fondasi masa depan bangsa

Rapat terbuka Dies Natalis kali ini juga diisi dengan orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Adi Utarini, pengajar dan peneliti UGM. Dalam orasi berjudul “Membentuk Generasi Muda Sehat Menuju Indonesia Emas”, Adi mengajak hadirin menengok kondisi kesehatan generasi muda sebagai fondasi masa depan bangsa.

Adi menjelaskan, generasi muda dipilih sebagai fokus orasi karena mereka akan menjadi penentu tercapai atau tidaknya visi Indonesia Emas. Namun, tantangan yang dihadapi tidak ringan. Ia menyinggung angka Human Capital Index (HCI) Indonesia yang baru berada di kisaran 54 persen.

Angka ini menunjukkan bahwa potensi sumber daya manusia Indonesia belum sepenuhnya berkembang optimal.

Jika kondisi tersebut tidak dibenahi, Indonesia berisiko kehilangan momentum bonus demografi. 

“Kita hanya punya jendela sampai 2041. Itu tidak lama, sekitar 16 tahun dari sekarang. Kalau tidak dimanfaatkan dengan baik, bonus demografi ini bisa berubah menjadi beban,” ujar Adi.

Orasi ini menjadi pengingat bahwa investasi pada kesehatan, pendidikan, dan kualitas hidup generasi muda tidak bisa ditunda.

Tanpa perbaikan serius, peluang emas yang dimiliki Indonesia justru dapat berubah menjadi tantangan struktural di masa depan.

Anugerah UGM bagi tokoh pengembangan kewirausahaan dan pengembangan riset kehalalan produk

Rapat terbuka Dies Natalis ke-76 UGM ditutup dengan penganugerahan Anugerah Universitas Gadjah Mada pada bidang pengembangan kewirausahaan dan pengembangan riset kehalalan produk.

Anugerah ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi nyata individu yang sejalan dengan nilai dan arah strategis universitas.

Nama Eka Sari Lorena Soerbakti menjadi salah satu penerima anugerah di bidang pengembangan kewirausahaan. Ia dikenal sebagai sosok yang aktif mendorong tumbuhnya kewirausahaan berbasis inovasi dan keberlanjutan, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berani membangun usaha yang berdampak.

Sementara itu, anugerah di bidang pengembangan riset kehalalan produk diberikan kepada Prof. Dr. Abdul Rohman, S.F., M.Si., Apt. Akademisi UGM ini dikenal luas sebagai peneliti yang konsisten mengembangkan kajian kehalalan produk, khususnya di bidang farmasi dan pangan, serta berkontribusi dalam penguatan sistem jaminan halal berbasis sains.

Melalui rangkaian rapat terbuka ini, UGM tidak hanya menandai usia ke-76 sebagai capaian historis, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai kampus yang terus mencari relevansi.

Dari kewirausahaan, riset halal, hingga kualitas generasi muda, UGM menempatkan diri di persimpangan antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan nyata bangsa.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Exit mobile version