Pasar Malam Tugu Jogja Harus Dibongkar, Tak Dapat Rekomendasi Izin

pasar malam tugu mojok.co

Suasana Pasar Malam Tugu Jogja Festival, Kamis (15/12/2022). (yvesta ayu/mojok.co)

MOJOK.CO – Pemda DIY mengambil tindakan tegas terkait penyelenggaraan Pasar Malam Tugu Jogja Festival yang digelar di Jalan Margo Utomo, Kota Yogyakarta. Pasar malam di sisi utara Hotel Toegoe tersebut harus dihentikan segera karena tidak mengantongi rekomendasi izin dari Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY.

Penghentian Pasar Malam Tugu yang sudah digelar sejak 8 Desember 2022 tersebut bukan tanpa alasan. Pemda DIY sejak awal melarang penyelenggaraan pasar malam dan kegiatan sejenis di kawasan Sumbu Filosofi tersebut.

“Komunikasi langsung pada Dinas Kebudayaan DIY. Kami sudah dapat rekomendasinya [dari Pemda DIY], intinya untuk kawasan sumbu filosofi tidak boleh ada kegiatan seperti itu,” papar Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta, Sumadi saat dikonfirmasi, Kamis (15/12/2022).

Menurut Sumadi, Pemkot sudah mendapatkan terusan surat rekomendasi dari Pemda DIY untuk menghentikan pasar malam tersebut. Karenanya penyelenggara pasar malam diminta dengan sadar untuk segera menghentikan kegiatan pasar malam tanpa harus ada pemaksaan.

Sumadi berharap semua pihak berpikir lebih jauh tentang kepentingan sumbu filosofi DIY. Apalagi saat ini UNESCO tengah melakukan penilaian Sumbu Filosofi sebelum ditetapkan sebagai warisan dunia tak benda.

“[Pasar malam] harus dibongkar. Saya kira sekarang bukan jaman baheula (dulu-red), tidak perlu dioyak-oyak.  Secepatnya [pembongkaran] karena kita berpikiran lebih jauh lah. Karena sumbu filosofi yang sekarang baru diverifikasi UNESCO jadi kepentingan bersama, kita harus menjaga itu kita tata bareng lah,” tandasnya.

Selain alasan Sumbu Filosofi, penyelenggaraan pasar malam yang rencananya digelar sebulan ke depan hingga 8 Januari 2023 tersebut juga membuat kemacetan di sepanjang Jalan Margo Utomo. Parkir kendaraan di kedua sisi badan jalan dan sirip-sirip jalan secara ilegal.

Padahal sebentar lagi menjelang Natal dan Tahun Baru. Dikhawatirkan kemacetan akan semakin parah dengan adanya banyaknya kendaraan di berbagai titik kawasan tersebut.

Secara terpisah, Kepala Badan Promosi Pariwisata DIY, GKR Bendara mengungkapkan pasar malam merupakan salah satu pengungkit ekonomi masyarakat dengan pangsa pasar domestik. Namun dalam pelaksanaanya harus ditata dan tidak boleh menggangu pengembangan kawasan Sumbu Filosofi.

“Ini sebaiknya memang ditata dengan baik ya, ada perputaran ekonomi meski receh bahasanya tapi banyak dan ini bagus. Tapi jangan sampai agenda cagar budaya UNESCO [terganggu],” paparnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Pasar Malam di Sumbu Filosofi, Pemkot Jogja Sebut Tak Berizin

Exit mobile version