MOJOK.CO – Jalan raya menyimpan cerita persaingan antar perusahaan bus. Salah satu rivalitas legendaris yang terkenal adalah Sugeng Rahayu dan Eka Mira. Dua PO bus legendaris dari Jawa Timur.
Kedua PO bus ini merupakan raja di trayek Surabaya-Semarang-Jogja. Mereka sama-sama memiliki armada bus yang cukup banyak. Sehingga tak heran, sering adu cepat berebut penumpang.
Rivalitas kedua sudah tersohor di kalangan pengguna bus Jawa Timur. Masing-masing punya sejarah yang berbalut tragedi sehingga mengubah perusahaan menjadi seperti sekarang.
Tragedi masa lalu kedua PO bus
PO Eka dan Mira terlebih dahulu lahir, tepatnya pada 1971 di Gresik. Sebelum resmi bernama PT Eka Mira Prima Sentosa, bus ini bernama PO Flores.
PO Flores hadir dengan trayek pertama Surabaya-Solo PP. Awalnya PO Flores menggunakan armada Hyno BP dan Mercedez Benz LP 9-11. Flores berkembang pesat dan mendapat predikat sebagai bus yang berlari kencang di jalanan.
Sampai pada 1981 PO Flores mengalami sebuah insiden. Saat itu, bus PO Flores sedang membawa rombongan study tour sebuah SMP dari Jombang yang hendak menuju Solo. Namun akibat kelalaian, bus tertabrak kereta api di perlintasan kereta di Solo.
Peristiwa itu membuat PO Flores mendapat sanksi. Akhirnya, demi memunculkan semangat baru dan memperbaiki reputasi, pemiliknya merombak Flores menjadi Eka Mira. Dua bus itu berbeda pasar. Eka fokus pada kelas patas sedangkan Mira di kelas ekonomi.
Awal mula bus Sugeng Rahayu
Sementara itu, Sugeng Rahayu merupakan bus di bawah naungan Sumber Grup. Dulunya, PO Sumber Group hanya punya satu bus, yakni Sumber Kencono. PO asal Sidoarjo ini dikenal dan menyandang predikat sebagai bus yang cepat dan cukup ugal-ugalan.
Meski begitu, melansir Okezone, Sumber Kencono pernah dinobatkan sebagai bus terbaik oleh Kemenhub pada 2005 dan 2007. Namun, pada periode 2009 sampai 2010, Sumber Kencono berada pada masa kelam. Tercatat ada 51 kejadian kecelakaan yang menelan korban sebanyak 129 orang, 36 di antaranya meninggal dunia.
Anggapan sebagai bus yang berbahaya di jalan membuat reputasinya turun. Sempat vakum, Sumber Group melakukan rebranding dengan mengganti nama bus menjadi Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu. Kini faktor kenyamanan jadi prioritas bus ini. Salah satunya dengan konfigursi kursi yang nyaman.
Menikmati persaingan abadi Sugeng Rahayu dan Eka Mira
Kontributor Mojok, M Faizi pernah berbagi pengalaman menaiki Bus Sugeng Rahayu 7579 rute Surabaya-Madiun. Ia menjadi saksi, bagaimana PO ini kejar-kejaran dengan bus Mira di jalanan.
Sugeng Rahayu mengejar Mira yang menyalipnya tatkala sopir sedang berhenti sejenak di Bagor, Nganjuk. Keduanya adu cepat seakan tak mau ketinggalan meraih penumpang.
“Mira berjalan zig-zag. Sugeng meladeni. Mira melesat. Sugeng membuntuti,” tulisnya.
Di tengah perjalanan, kedua bus ini melaju melewati Patas Eka yang masih satu perusahaan dengan Mira. Kejar-kejaran terus terjadi sampai Faizi tiba di tujuannya yakni Caruban.
Begitu menurunkannya di pinggir jalan, Sugeng Rahayu langsung tancap gas. Mengejar ketertinggalannya dari Mira yang sudah melanggeng di depan. Saling kejar-kejaran di antara keduanya sudah jadi pemandangan lazim di jalanan Jawa Timur.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Selalu Ada Sugeng di Antara Eka dan Mira
Cek berita dan artikel lainnya di Google News