Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Memori

Sejarah Jembatan KA Pangukan: Saksi Kejayaan dan Tragedi Remaja di 1939

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
19 Oktober 2023
A A
Sejarah Jembatan KA Pangukan: Saksi Kejayaan dan Tragedi Remaja di 1939 MOJOK.CO

Jembatan rel kereta api pangukan. (Sumber: https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jembatan Kereta Api (KA) Pangukan di Sleman, merekam kejayaan Yogyakarta di masa lalu. Jembatan ini sekaligus mencatat kejadian tragis pada tahun 1939.

Jembatan KA Pangukan terletak tepat di sebelah selatan Jembatan Pangukan. Secara administratif, jembatan ini masuk dalam wilayah Desa Pangukan, Tridadi, Sleman.

Melintas 20 meter di atas Sungai Bedog, pembangunan Jembatan Pangukan di masa kolonial Hindia Belanda tak lepas dari keberadaan Stasiun Beran. 

Meski kini terbengkalai, dan kondisinya kini banyaknya coretan-coretan vandalisme di tiang-tiangnya, Jembatan Pangukan punya arti penting dalam merekam era kejayaan Yogyakarta dan Kota Magelang di masa lampau..

Selain itu, ia juga menjadi saksi dari tragedi yang menewaskan salah satu anak asuh misionaris dan aktivis kemanusiaan tersohor di Hindia Belanda. Seperti apa ceritanya?

Saksi kejayaan Yogyakarta-Magelang

Mengutip laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Jembatan KA Pengukan dibangun pada 1896 oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Kala itu, jalur ini menjadi sarana transportasi barang maupun manusia untuk Jalur Yogyakarta-Magelang. 

Jalur kereta api ke Magelang ini merupakan perpanjangan jalur dari Semarang-Ambarawa-Secang, yang kemudian menghubungkan dengan Yogyakarta.

Seperti yang kita tahu, sejak akhir abad ke-18 hingga awal ke-20, baik Yogyakarta maupun Magelang menjadi dua kota yang ramai sekaligus penting. Maka, jalur kereta api dibuat untuk mengakomodasi mobilisasi masyarakatnya.

Dalam periode tersebut, industri gula di Yogyakarta sedang mencapai masa kejayaannya. Sejak 1870, banyak suikerfabriek alias pabrik gula berdiri dari Bantul hingga ujung utara Sleman.

Dekat Jembatan KA Pangukan sendiri terdapat Pabrik Gula (PG) Beran. Sepanjang awal abad ke-20, PG Beran jadi salah satu suikerfabriek yang paling produktif memproduksi gula. Dalam setahun, mereka bisa menghasilkan 2.000-3.000 picol gula dengan harga 18 gulden per picol-nya.

Sementara Magelang, pada masa itu jadi pusat pendidikan. Ada banyak sekolah yang mulai dibangun, mulai dari sekolah misionaris, sekolah guru, hingga sekolah bagi para pribumi.

Misalnya, sekolah pendidikan guru (kweekschool) pertama Hindia Belanda yang berdiri di Surakarta sempat pindah ke Magelang pada 1875. Adapun, di Magelang dibuka juga sekolah-sekolah tingkat menengah seperti MULO, Taman Siswa, hingga MOSVIA. 

Sementara yang paling terkenal adalah sekolah Katolik tertua di Indonesia, yakni Van Lith. Berdiri pada 1896, sekolah setingkat SMA ini mendidik para siswa pribumi sebagai calon guru.

Jembatan KA Pangukan jadi saksi peristiwa tragis

Selain menjadi saksi era kejayaan Yogyakarta dan Magelang, Jembatan KA Pangukan juga pernah merekam tragedi kelam yang menewaskan salah satu anak asuh Johannes Van der Steur, tokoh misionaris sekaligus aktivis kemanusiaan paling tersohor kala itu.

Iklan

Johannes, saat itu punya panti asuhan bernama Huize Oranje-Nassau di Magelang. Di panti asuhan ini, ia merawat 7.000 anak yatim dari berbagai ras dan etnis.

Salah satu artikel surat kabar Bataviaasch Nieuwsblad edisi 26 Agustus 1939 melaporkan, kecelakaan tragis menimpa salah satu Steurtjes (sebutan untuk anak asuh van Der Steur) bernama Genius Mual pada Jumat, 18 Agustus 1939. Berita ini pun ramai jadi pembicaraan.

Menurut keterangan saksi mata dalam artikel tersebut, ia melihat Genius bergelantungan di pintu gerbong saat kereta yang mereka naiki melintasi Halte Pangukan menuju ke arah Yogyakarta. 

Naas, saat kereta memasuki Jembatan Pangukan, Genius terbentur pagar jembatan yang terbuat dari besi. Ia kemudian terjatuh ke dasar Sungai Bedog yang tingginya kira-kira 20 meter dari jembatan.

Setelah kereta berhenti di Stasiun Beran, para Steurtjes lain kemudian berlari ke Sungai Bedog yang berjarak 900 meter. Di dasar Sungai Bedog, Genius terbaring dengan kondisi cedera kepala berat. Darah terus mengalir dari mulut.

Mereka lantas membawa Genius ke RS milik PG Medari. Namun, karena peralatan tidak memadai, ia kemudian dirujuk ke RS Petronella (RS Bethesda). Sayangnya, setelah dua jam dalam perawatan, nyawanya tak bisa terselamatkan.

Genius meninggal di usia 17 tahun. Jasadnya kemudian dimakamkan satu kapling dengan makam van Der Steur (yang meninggal 1945)–kini lokasinya di belakang kompleks pertokoan Jalan Ikhlas, Magersari, Magelang. 

Kecelakaan tersebut menjadi salah satu tragedi paling tragis yang menyangkut perkeretaapian pada abad ke-20 di Hindia Belanda yang muncul di media massa.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Indonesia Negara Asia Kedua yang Punya Jalur Kereta Api, Pertama Kali Dibangun di Semarang

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2023 oleh

Tags: Jembatan KAKA Pangukankereta api
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Pengalaman 22 Jam Naik Kereta Api Membelah Pulau Jawa MOJOK.CO
Otomojok

Pengalaman Dianggap Nekat dan Gila ketika Menempuh Nyaris 22 Jam Naik Kereta Api dari Ujung Barat Pulau Jawa Sampai ke Ujung Paling Timur

24 November 2025
Rembang amat butuh kereta api karena perjalanan pakai bus di pantura amat menyiksa MOJOK.CO
Ragam

Rembang Sangat Butuh Kereta Api karena Perjalanan di Jalan Pantura Amat Menyiksa

19 November 2025
Detik-detik KA Purwojaya Anjlok: Cerita dari Penumpang Gerbong 8 Nomor Kursi 13 MOJOK.CO
Aktual

Detik-detik KA Purwojaya Anjlok: Cerita dari Penumpang Gerbong 8 Nomor Kursi 13

25 Oktober 2025
Ilustrasi Stasiun Kalasan di Sleman yang terbengkalai - MOJOK.CO
Liputan

Saat KAI Masih Sibuk Mengkaji Pembukaan Stasiun Kalasan, Warga Sudah Muak dengan Anak Muda yang Menjadikannya Tempat Maksiat

14 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.