Prancis Akan Eksplorasi Bulan Bersama AS, Rusia Pilih Gabung China

Prancis ke Bulan bareng AS

Arsip-Roket Arianespace Ariane 5 dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA di dalamnya, diluncurkan ke landasan peluncuran di Pelabuhan Antariksa Eropa, Pusat Antariksa Guiana di Kourou, Guyana Prancis, Kamis (23/12/2021). Gambar diambil pada (23/12/2021). NASA/Bill Ingalls/Handout via REUTERS/pras/sa. (via REUTERS/BILL INGALLS/NASA)

MOJOK.CO – Prancis dikabarkan merapat dan menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat (AS) terkait eksplorasi bulan. Di sisi lain, Rusia memilih merapat ke Beijing dan siap turut meramaikan kompetisi eksplorasi bulan ini.

Perjanjian eksplorasi bulan yang disebut juga Perjanjian Artemis bertujuan untuk mengatur cara negara-negara berperilaku saat mengeksplorasi luar dan di bulan. Perjanjian Artemis menjadi sebuah penanda penting itikad Washington untuk membentuk norma dan standar hukum internasional terkait penjelajahan permbukaan bulan.

Juru bicara badan antariksa Prancis tidak segera menanggapi ketika dimintai komentar oleh Reuters terkait perjanjian yang kabarnya dilaksanakan pada Selasa (7/6) semalam. Hal yang sama juga terjadi dengan juru bicara badan antariksa AS (NASA) sebagai pemimpin Perjanjian Artemis, tak ada balasan atas surel permintaan komentar yang dikirimkan oleh Reuters.

Informasi sementara, perjanjian itu ditandatangani  di kediaman duta besar Prancis untuk AS di Washington DC. Bertepatan pada perayaan peringatan enam puluh tahun badan antariksa Prancis.

Prancis menjadi negara ke-20 yang menandatangani perjanjian yang diinisiasi sejak 2020 lalu. Delapan negara yang paling awal bergabung dengan Perjanjian Artemis yakin Australia, Kanada, Italia, Jepang, Luksemburg, UEA, Inggris, dan AS.

Program Artemis menargetkan untuk kembali mengirimkan manusia ke permukaan bulan pada 2025 dengan bantuan para sekutu dan perusahaan swasta AS.

Kesepakatan tersebut, yang utamanya dibangun di atas prinsip-prinsip yang lebih luas dalam Perjanjian Luar Angkasa 1967, mencakup serangkaian prinsip yang dirancang untuk mempromosikan penggunaan ruang angkasa secara damai, mulai dari membangun “zona aman” di sekitar pangkalan bulan di masa depan hingga berbagi data ilmiah dengan negara-negara lain.

Di sisi lain, China dan Rusia juga semakin solid dalam program penjelajahan antariksanya. Rusia sebelumnya adalah mitra lama badan antariksa AS di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

China dan Rusia tidak bergabung dengan Perjanjian Artemis dan membentuk poros eksplorasi bulannya sendiri. Kepala NASA Bill Nelson dan pejabat AS lainnya menyebut itu sebagai saingan program Artemis.

China menargetkan untuk membangun stasiun permanen di luar angkasa bersama Rusia pada tahun 2035. Sebelum itu, Beijing ingin menjalankan misi pendaratan di bulan sebelum merealisasikan kerja samanya dengan Rusia tersebut.

Konfirmasi rencana untuk membangun International Lunar Research Station (ILRS) disampaikan langsung oleh pejabat dari China National Space Administration (CNSA), atau badan antariksa nasional China.

“Kami berencana menjalankan misi di bulan sebelum 2030 dan menyelesaikan pembangunan konstruksi stasiun permanen sebelum 2035,” kata Kepala Perencana Program Eksplorasi Bulan China, Wu Weiren, dilansir dari Antara.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

Sumber : Antara/Reuters

 

 

 

Exit mobile version