Empat Isu Utama yang Akan Diangkat DPR RI di Pertemuan Parlemen G20

fadli zon mojok.co

Ketua BKSAP DPR, Fadli Zon. ANTARA/HO-Metaksos DPR

MOJOK.CODPR RI akan mengangkat empat isu utama pada Forum Ketua Parlemen Negara G20 (P20). Forum tersebut merupakan bagian dari agenda pertemuan negara-negara G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada November tahun ini.

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon menegaskan bahwa parlemen punya peran penting dalam mengatasi permasalahan global.

“Kami angkat empat isu dalam P20 sebagai bentuk kontribusi parlemen untuk dunia yang lebih aman dan sejahtera,” kata dia, saat membuka “Diskusi Pendahuluan P20: Menuju Pertemuan ke-8 Forum Ketua Parlemen Negara G20” secara daring, Rabu (15/6) dilansir dari Antara.

Ia mengatakan, keempat isu yang diangkat DPR dalam forum P20 yaitu pertama, pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. Kedua, ekonomi inklusif dan ekonomi kuat untuk menghadapi tantangan terkini yaitu krisis pangan, energi, dan stagnasi. Ketiga, menurut dia, parlemen efektif dan demokrasi dinamis. Keempat, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan.

“Kita perlu siap menghadapi krisis pangan dan kelaparan, karena ini terkait dengan perubahan iklim, pengangguran yang meningkat, ketidaksetaraan, dan krisis lingkungan,” ujarnya.

Ia mengatakan, sejak Indonesia dipilih sebagai ketua G20 pada 31 Oktober 2021, tantangan yang dihadapi apakah Indonesia mampu mengoptimalkan posisi tersebut untuk dunia yang lebih baik di tengah kondisi pemulihan pasca-pandemi Covid-19 dan krisis perang Rusia-Ukraina.

Fadli Zon mengunkapkan bahwa keamanan global menjadi kunci untuk mengatasi berbagai krisis yang terjadi di dunia. Perang Rusia-Ukraina turut berdampak pada meningkatnya harga komoditas, ancaman krisis pangan, guncangan pasar saham, hingga lapangan kerja.

Ia menilai seluruh elemen bangsa Indonesia seperti pemerintah, parlemen, media massa, dunia bisnis, dan masyarakat haru memiliki kesadaran mendalam terkait kepemimpinan Indonesia dalam G20.

Karena itu dia mengatakan pertemuan pertemuan G20 merupakan momentum berharga Indonesia sebagai bangsa yang besar karena memiliki modalitas seperti populasi terbesar keempat, demokrasi yang tumbuh, partisipasi demokrasi terbesar ketiga, dan kepemimpinan di ASEAN.

“Kepemimpinan Indonesia di G20 bukan hanya menunjukkan kapasitas kita di global namun refleksi luhur konstitusi negara yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana juga mengatakan bahwa DPR RI punya peran penting dalam forum ini.

Dalam forum P20, kata Putu, DPR mengusung tema Parlemen Kuat untuk Pemulihan Berkelanjutan karena parlemen merupakan lembaga representasi rakyat.  Adapun parlemen memiliki tiga fungsi utama yakni legislasi, pengawasan, dan anggaran.

Menurut dia, dalam fungsi representasi tersebut, DPR memiliki peran untuk menjadi “jembatan” kepentingan publik karena pada masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi semua masyarakat.

“BKSAP memiliki fungsi diplomasi untuk mengajak semua pihak bersinergi untuk mencari solusi menyelesaikan tantangan global,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa keketuaan Indonesia di P20 memiliki tiga tujuan: pertama, meningkatkan peran parlemen untuk mendukung agenda global; kedua, dorong interaksi erat antara parlemen-pemerintah untuk hasil G20; ketiga, memperkuat interaksi negara G20 bekerjasama dengan organisasi internasional lainnya.

Penulis: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA 5 Fakta Menarik Lolosnya Timnas Indonesia Sepak Bola Indonesia di Piala Asia dan kabar terbaru lainnya di KILAS.

 

Exit mobile version