Romantisme Gerindra dengan PKS seperti yang sudah terjalin sebelumnya di Jakarta agaknya terancam tidak akan terulang di Jawa Barat.
Hal ini dikarenakan Dewan Pimpinan Pusat Gerindra memastikan langkah mereka untuk mengusung Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai calon Gubernur di Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
Padahal selama ini, muncul banyak harapan Gerindra akan mendukung PKS dalam mengusung pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu.
Sudrajat disebut Prabowo sebagai salah satu perwira terbaik TNI yang merupakan alumni Akademi Militer (Akmil) Magelang tahun 1971. Ia punya pengalaman politik dan organisasi yang mumpuni.
Langkah Gerindra memilih Sudrajat dan “mengesampingkan” Deddy Mizwar tentu saja bikin kecewa banyak pihak, utamanya orang-orang PKS. Maklum, selama ini, Gerindra memang sudah seperti duet lengket Islami dengan PKS.
Namun begitu, Presiden PKS, Sohibul Iman tetap menanggapi santai atas langkah Gerindra ini. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Gerindra adalah bagian dari dinamika politik.
“Ya, setiap partai politik punya hak, dinamika politik kan selalu ada. Dalam politik enggak boleh baperan, nanti sakit. Enggak apa-apa tiap partai punya sikap politik,” ujar Sohibul.
Perkembangan manuver PKS dan Gerindra di Jawa Barat agaknya memang semakin menarik dan layak untuk dinantikan. Tapi yang jelas, keputusan Gerindra mengesampingkan Deddy Mizwar sungguh adalah keputusan yang cukup berani. Sebab sejauh ini, di Jawa Barat, belum ada sosok yang bisa menyamai tingkat kepopuleran dan ketersebaran wajah Deddy Mizwar.
Tanpa banyak pemberitaan, selebaran, atau spanduk bergambar wajahnya pun, masyarakat Jawa Barat sudah terlalu hafal dengan Deddy Mizwar.
Lha bagaimana tidak, kalau ke kelurahan atau kantor instansi pemerintahan lainnya, masyarakat ketemunya sama poster Deddy Mizwar.
Ketika di rumah, pagi nonton iklan sarung Atlas ketemu Deddy Mizwar, siang nonton iklan Promag ketemu Deddy Mizwar, zuhur nonton iklan larutan penyegar yang ada badaknya ketemu Deddy Mizwar, menjelang sore nonton iklan sosis So Nice ketemu Deddy Mizwar, malam nonton iklan pasta gigi Enzim ketemu Deddy Mizwar.
Pas sahur, nonton sinetron PPT, ealah, ketemunya Deddy Mizwar lagi.
Sungguh, Gerindra melewatkan keuntungan biaya kampanye yang murah-meriah.