Kala Koperasi Jadi Penyangga Ekonomi Rakyat Kecil di Semarang, Ada Modal Usaha dan Beromzet Besar

Koperasi Merah Putih di Kota Semarang jadi penyangga ekonomi akar rumput. (Pemkot Semarang)

Wali Kota Semarang, Agustina WIlujeng, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gudang Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP) di Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jumat (17/10/2025).

Agustina menyebut, peletakan batu pertama itu sebagai wujud dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan melalui gerakan koperasi. Kegiatan tersebut juga merupakan simbol dimulainya pembangunan Koperasi Merah Putih secara serentak di seluruh Indonesia.

Seperti diketahui, program Koperasi Merah Putih ini merupakan program nasional yang digagas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Tujuannya untuk memperkuat perekonomian masyarakat hingga ke tingkat desa dan kelurahan.

“Hari ini, kita melaksanakan kegiatan peletakan batu pertama, groundbreaking ceremony Gudang KKMP di Kelurahan Sampangan. Ini sebagai langkah strategis untuk menghidupkan dan memperkuat ekonomi kerakyatan sekaligus menggerakkan potensi lokal di seluruh wilayah Kota Semarang,” ujar Agustina dalam sambutannya hari itu.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, meletakkan batu pertama pembanguna Koperasi Merah Putih MOJOK.CO
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, meletakkan batu pertama pembanguna Koperasi Merah Putih. (Pemkot Semarang)

Penyangga ekonomi akar rumput warga Kota Semarang

Agustina mengatakan, pembangunan gudang KKMP di Kelurahan Sampangan akan menjadi pusat logistik yang kuat. Tidak lain untuk mendukung rantai distribusi ketahanan pangan dan penyangga ekonomi masyarakat di akar rumput yang berpihak, berbagi, dan berkeadilan.

Untuk saat ini memang baru satu titik terlebih dahulu. Pendirian gudangnya diperkirakan selesai pada akhir Januari 2026 nanti. Lalu setelahnya berlanjut pada titik-titik lainnya di Kota Semarang.

“Nanti KKMP Kelurahan Sampangan yang akan mengelolanya. Mereka akan menerapkan sewa,ada aktivitas logistik juga. Target (pembangunan) selesai 31 Januari 2026,” jelas Agustina.

Sambutan Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, usai meletakkan batu pertama pembanguna Koperasi Merah Putih. (Pemkot Semarang)

Agustina membeberkan, pada etape I masing-masing kelurahan di Kota Semarang telah membentuk Koperasi Merah Putih. Dari 177 KKMP ini telah memiliki modal keseluruhan sebesar Rp448 juta dengan lebih dari 4.500 anggota aktif. Bahkan tujuh koperasi telah beroperasi di berbagai bidang dan menghasilkan omset yang tidak sedikit. Tak pelak hal itu membuat Agustina merasa bangga.

Salah satu KKMP yang dinilai berhasil yaitu KKMP di Kelurahan Gedawang. Koperasi tersebut mendapatkan berbagai apresiasi termasuk dari Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia saat berkunjung langsung ke lokasi.

“Saya melihat di sana (KKMP Kelurahan Gedawang), teman-teman pengurus koperasi kesehariannya tidak hanya melayani pedagang dan pembeli. Tetapi juga menerima kunjungan dan sharing caranya berdagang, baik barang maupun jasa. Saya berharap success story ini bisa menginspirasi KKMP di kelurahan-kelurahan yang lainnya,” ucap Agustina.

Pendampingan Pemkot Semarang untuk menggali potensi bisnis

Lebih jauh, Agustina menyatakan bahwa Pemkot Semarang akan terus mendukung dan mendorong agar model bisnis dari KKMP dapat berjalan secara optimal sesuai dengan potensi bisnis di tiap-tiap kelurahan. Dengan begitu diharapkan tercipta peningkatan ekonomi holistik dari hulu ke hilir yang bisa dirasakan oleh semua orang.

Bentuk dukungan yang akan diberikan Pemkot Semarang yakni dari segi pembiayaan, pelatihan sumber daya manusia (SDM) untuk memastikan penguatan koperasi dan keberlanjutan program, berkolaborasi dengan mitra strategis, memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang gemar berbagi kepada sesamanya dapat membeli sembako di KKMP kelurahan-kelurahan, hingga mengeluarkan edaran kepada seluruh ASN untuk mendaftarkan diri sebagai anggota koperasi di kelurahannya masing-masing untuk mendongkrak keterbatasan permodalan.

“Kami juga akan memberikan pendampingan kepada KKMP untuk menggali potensi bisnis lainnya agar tidak berhenti pada usaha toko kelontong saja. Misalnya, bisnis sampah, bisnis jasa tur karena Kota Semarang banyak sekali wisatanya, dan lainnya,” beber Agustina.***(Adv)

BACA JUGA: Strategi Kota Semarang Mandiri di Tengah Efisiensi, Biar Tak Selalu Tergantung pada Dana Pusat atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

Exit mobile version