Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Kesehatan

Kata Psikolog Tentang Tes Usia Mental yang Viral di Media Sosial

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
16 Juli 2022
A A
tes usia mental mojok.co

tangkapan layar tes usia mental arealme.com. (ilustrasi)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tes usia mental belakangan viral di media sosial. Banyak warganet yang membagikan hasil dari kuis daring yang menunjukkan berapa usia mental mereka jika dibandingkan dengan usia aslinya. Menanggapi itu, psikolog Muflihah Fahmi memberikan beberapa pandangannya.

Menurutnya, istilah usia mental memang dikenal dalam disiplin ilmu psikologi. Usia mental atau mental age biasanya diukur pada tes IQ dengan alat ukur bernama Weschler Intelligence Scale for Children (WISC) untuk anak-anak dan Wechsler Adult Intelegent Scale (WAIS) untuk orang dewasa.

Namun, Muflihah menekankan bahwa tes untuk menentukan usia mental dalam psikologi melalui alat ukur tadi dilakukan secara lebih detail dan tidak sembarangan. Dalam disiplin ilmu psikologi dikenal istilah psikometri yakni teori dan teknik pengukuran secara psikologis.

“Cuma pengukuran psikologi itu ada metode dan caranya, ada tahapan yang harus diikuti, ada dasar teori, indikator, dan item. Itemnya itu bahkan dites, diuji coba apakah bahasanya sudah dipahami atau belum,” ujarnya saat dihubungi Mojok, Jumat (15/7).a

Ia menambahkan bahwa tes usia mental yang beredar di media sosial baiknya hanya digunakan sebagai hiburan saja. Ia juga menyoroti bahasa yang digunakan dalam pertanyaan kuis, jika itu terjemahan, maka seharusnya bahasa terjemahan harus diuji lagi agar bisa dipahami secara baik.

“Di psikologi misal di luar negeri ada tes yang sudah digunakan dan mau dipakai di Indonesia, proses terjemahannya itu juga akan diuji cobakan. Ada proses adaptasi tes. Adaptasi itu perlu divalidasi lagi dengan proses yang jangka panjang,” tambahnya sosok yang kerap mengkampanyekan isu kesehatan mental ini.

Tes usia mental yang beredar di media sosial bisa diakses melalui https://www.arealme.com/mental/id/. Anda akan diarahkan untuk mengisi kolom umur secara opsional. Kemudian ada opsi untuk memulai dan akan muncul sejumlah pertanyaan. Setelah semua pertanyaan dijawab, akan muncul keterangan usia umur.

Situs web tersebut tidak memberikan penjelasan secara pasti mengenai metode yang digunakan untuk membuat pertanyaan maupun memberikan kesimpulan. Arealme.com hanya menyebutkan apabila tes usia mental itu berasal dari Jepang.

Mengapa banyak orang yang menggandrungi

Banyak orang yang tertarik untuk melakukan berbagai jenis tes kepribadian yang beredar di internet. Tak hanya tes usia mental saja, ada sejumlah jenis tes lain yang kerap dibagikan pengguna media sosial. Menurut Muflihah, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi hal tersebut, salah satunya tentang keraguan terhadap diri sendiri.

“Kadang kita ragu dengan diri sendiri, tentang identitas kita. Apakah benar kita karakternya begini atau begitu. Kalau menyimpulkan sendiri takutnya kita sekadar mengklaim. Jadi kuis seperti ini gini seolah memvalidasi, makanya kita jadi senang,” jelasnya.

Kuis kepribadian semacam itu, menurut Muflihah, kebanyakan disukai oleh orang yang belum mengenal dirinya. Biasanya kalau orang yang sudah mengenal dirinya lebih cuek terhadap hal semacam itu.

Psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada ini juga punya pendapat bahwa fenomena ini ada hubungannya dengan budaya yang mengedepankan hal-hal yang berada di luar diri kita. Jarang ada kesadaran untuk menyadari emosi diri dan apa yang kita rasakan. Sehingga banyak orang yang kurang mengenal diri sendiri.

“Contohnya kalau ada anak nangis itu pasti disuruh diam, demi menjaga harmoni sosial, jadi kita cenderung kurang ada ruang dan kesempatan untuk mengenal diri sendiri.  Maka ketika ada tools [semacam tes kepribadian] yang menunjukkan cara melihat sesuatu tentang diri kita, maka jadinya terasa ‘wah’ sekali,” ujarnya.

Reporter: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA 3 Cara Atasi Overthinking Menurut Psikolog UGM 

Terakhir diperbarui pada 16 Juli 2022 oleh

Tags: kuis medsospsikologtes usia mental
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Lulus dari UAD, Jogja pindah ke Bangka untuk bangun karier sebagai psikolog. MOJOK.CO
Sosok

Jogja bikin Saya Sadar “Kebobrokan” di Kampung Halaman hingga Punya Motivasi untuk Membangun Karier sebagai Psikolog

30 Mei 2025
Ide Bodoh Ridwan Kamil untuk Atasi Kemacetan Jakarta MOJOK.CO
Esai

Ide Nggak Masuk Akal Ridwan Kamil: Datangkan Psikolog dan Ustaz Keliling untuk Atasi Kemacetan Jakarta

3 September 2024
fopo mojok.co
Kesehatan

Ini Penyebab FOPO, Sering Cemas akan Pendapat Orang Lain

18 Mei 2023
people pleaser mojok.co
Kesehatan

Tips Mengatasi Sifat ‘Nggak Enakan’ biar Berani Bilang ‘Tidak’

13 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.