Enak tapi Bahaya! 4 Kuliner ‘Jahat’ Ini Nggak Baik Buat Tubuh

kuliner jahat mojok.co

Ilustrasi makanan enak (Mojok.co)

MOJOK.COBanyak sajian kuliner nikmat yang ternyata jahat karena tidak baik bagi kesehatan. Konsumsi yang berlebih, dapat memicu gangguan kesehatan, mulai dari penyakit biasa, kronis, hingga kematian. Apa saja itu?

Baru-baru ini, media sosial ramai dengan beredarnya video viral kuliner ‘jahat’ nasi minyak. Dalam video tersebut, ditunjukkan seporsi nasi bebek diguyur minyak bekas penggorengan, yang ternyata digemari banyak orang.

Video ini pun mendapat banyak respons. Kebanyakan menanggapinya secara negatif, karena menganggap bahwa sajian kuliner ‘jahat’ tersebut tidak baik bagi kesehatan mengingat kandungan minyaknya—apalagi bekas—yang berlebihan.

Selain nasi minyak, ternyata ada banyak kudapan lain yang banyak digemari, tapi ternyata tidak aman bagi tubuh. Berikut beberapa di antaranya:

#1 Martabak manis toping brutal

Sebagian orang mungkin merupakan penikmat setia kuliner populer yang satu ini. Namun, perlu digarisbawahi bahwa konsumsi yang berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan, karena terdapat kandungan gula yang banyak dalam martabak manis, apalagi yang bertoping brutal.

Melansir Halodoc, konsumsi gula berlebihan dapat memicu banyak penyakit kronis, bahkan di usia muda. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyatakan, bahwa batas konsumsi gula wajar per hari hanya 4 sendok makan. Anjuran ini tidak berbeda jauh dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang sejak tahun 2015 merekomendasikan batas asupan gula yang berupa free sugar baik pada anak atau dewasa yakni maksimal 10 persen dari total energi.

Artinya, jika orang dewasa sehat di Indonesia membutuhkan 2.000 kalori per hari, maka 10 persen dari jumlah berkisar 200 kalori atau setara 50 gram. Padahal, rata-rata tiap porsi martabak manis ukuran normal punya kandungan gula 20,22 gram. Sementara untuk toping brutal, bisa 4-5 kali lipatnya.

Adapun, potensi gangguan kesehatan yang dapat muncul akibat konsumsi gula berlebih antara lain obesitas; penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, dan hipertensi; dan terutama bagi anak-anak dapat merusak gigi, menurunkan kecerdasan, hingga memengaruhi perilaku (sugar rush).

#2 Olahan jeroan

Jeroan merupakan sebutan lain untuk organ dalam dari hewan yang siap diolah menjadi berbagai jenis masakan. Organ dalam yang dimaksud bisa berupa lidah, babat, usus, hati, paru, jantung, limpa, dan otak.

Memang, kuliner yang berbahan jeroan tidak selamanya buruk bagi tubuh. Mengonsumsi jeroan dalam jumlah wajar, sebenarnya masih dapat memberikan berbagai manfaat. Namun, mengingat senyawa purin yang sangat tinggi, konsumsi jeroan yang berlebihan juga tidak dianjurkan.

Sebagaimana dilaporkan National Institute of Health dalam laman medlineplus.gov, efek samping dari mengonsumsi jeroan yang berlebihan antara lain dapat mengakibatkan munculnya berbagai masalah kesehatan, seperti mual, muntah, sakit kepala, diare, dan kerusakan hati.

Lebih lanjut, kolesterol tinggi dalam jeroan juga dapat menyebabkan pembentukan plak di pembuluh darah. Kondisi inilah yang membuat tubuh lebih mudah untuk terkena penyakit jantung.

Selain itu, asam urat akan lebih mudah muncul pada orang yang sering atau terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi. Salah satunya jeroan.

#3 Nasi minyak

Nasi minyak, yang viral baru-baru ini, juga banyak dikritik lantaran berbahaya bagi tubuh. Pakar Gizi RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Banun Ma’rifah Fatshidi, menyoroti penggunaan minyak bekas pada olahan tersebut.

Banun menyebut, konsumsi makanan berminyak tentu diperbolehkan, tapi jangan melebihi kebutuhan atau bahkan menjadi kegemaran. Apalagi, yang dikonsumsi adalah olahan dari minyak bekas pakai atau jelantah.

“Konsumsi minyak berlebih dapat menimbulkan banyak dampak negatif, seperti meningkatkan asupan lemak harian,” katanya, dikutip Kompas.

Lebih lanjut, dilansir dari Hindustan Times, disebutkan juga bahwa pemanasan ulang pada minyak goreng maksimal ternyata hanya sebanyak 3 kali. Penggunaan minyak berulang, apalagi ketika warnanya sudah keruh, dapat memicu terbentuknya “lemak trans”.

Lemak trans inilah yang berbahaya bagi kesehatan, karena tingkat kalori yang tinggi. Adapun, resiko gangguan kesehatan akibat lemak trans antara lain:

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

Ikuti berita terbaru dari Mojok di Google News

Exit mobile version