Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Kilas

Kematian Akibat Kelaparan di Masa Pandemi Diperkirakan Lebih Tinggi dari Kematian Akibat Virus Corona

Redaksi oleh Redaksi
13 Juli 2020
0
A A
kelaparan
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kematian harian tertinggi akibat corona saat ini tercatat berada di angka 8.890 jiwa, sedangkan kematian harian akibat kelaparan diperkirakan bisa mencapai 12 ribu jiwa. 

Pernyataan “Kami lebih takut lapar ketimbang takut corona” yang sering sekali dilontarkan oleh orang-orang berisiko tinggi yang tetap nekat bekerja di masa pandemi tampaknya bakal menjadi fakta yang tak terbantahkan.

Lembaga non-profit yang berfokus pada pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi Oxfam, baru saja merilis laporan tentang ancaman angka kematian akibat kelaparan selama masa pandemi covid-19 atau corona yang di masa depan jumlahnya berpotensi lebih tinggi ketimbang kematian akibat virus corona itu sendiri.

Oxfam memperingatkan bahwa angka kematian harian akibat kelaparan di penghujung tahun 2020 bisa mencapai 12 ribu orang. Padahal, berdasarkan data dari Johns Hopkins Univercity, angka kematian harian tertinggi yang terjadi pada pertengahan April lalu jumlahnya sebesar 8.890 orang.

Virus corona, tak bisa dimungkiri, memang melahirkan krisis pangan tersendiri.

“Pandemi ini adalah tantangan terakhir bagi jutaan orang yang telah berjuang atas dampak konflik, perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan sistem pangan yang rusak yang telah memiskinkan jutaan produsen dan pekerja pangan,” terang Direktur Eksekutif Sementara Oxfam Chema Vera seperti dilansir dari CNN.

Hal ini, menurut Oxfam, karena efek pandemi corona di tahun ini membuat tingkat krisis ekonomi dan pangan meningkat pesat sampai 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Oxfam menyebut bahwa di tahun 2019, setidaknya ada 149 juta jiwa yang mengalami kelaparan tingkat krisis, sedangkan di akhir tahun 2020 ini, jumlahnya diperkirakan bakal mencapai 270 juta.

Hal ini senada dengan jumlah penduduk miskin yang juga menurut Oxfam mengalami peningkatan yang luar biasa, yakni dari 434 juta menjadi 922 juta jiwa.

Bebapa negara yang terdampak krisis pangan ini umumnya adalah negara-negara berpenghasilan menengah atau menengah kebawah seperti India, Brazil, Afghanistan, Venezuela, Afrika Barat, Ethiopia, Sudan, dan negara-negara sejenis.

Krisis pangan ini dipicu oleh banyak sebab, diantaranya menurunnya kemampuan membeli bahan pangan karena tidak ada penghasilan seiring dengan gelombang PHK yang melanda banyak pekerja di berbagai penjuru dunia, juga efek terputusnya rantai pasokan bahan makanan akibat kebijakan lockdown yang diterapkan di banyak kota-kota berisiko.

kelaparan

Terakhir diperbarui pada 15 Maret 2021 oleh

Tags: coronakelaparan
Iklan
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Makan di Jogja Katanya Murah, Tapi Banyak Mahasiswa yang Kelaparan
Movi

Makan di Jogja Katanya Murah, Tapi Banyak Mahasiswa yang Kelaparan

24 Juli 2024
Sebuah Etalase Kaca Berisi Nasi Gratis yang Menyambung Hidup Orang-orang Jogja yang Kelaparan di Jalan Kaliurang MOJOK.CO
Ragam

Sebuah Etalase Kaca Berisi Nasi Gratis yang Menyambung Hidup Orang-orang Jogja yang Kelaparan di Jalan Kaliurang

7 Februari 2024
mahasiswa papua kelaparan.MOJOK.CO
Aktual

Sempat Bayar Rp5 Juta, Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa di Jogja Telantar hingga Kelaparan

12 Desember 2023
bencana kelaparan major.co
Kilas

Pakar UGM: Ancaman Bencana Kelaparan itu Riil

1 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lomba Bidar Palembang Budaya Betulan, Bukan Sound Horeg MOJOK.CO

Saya Resah Melihat Palembang ketika Budaya Bodoh Bernama Sound Horeg dan Organ Tunggal Dianggap Pesta Rakyat Seperti Lomba Perahu Bidar

19 Juni 2025
Duta Sheila on 7: Duta Bapak-bapak Kampung yang Sayang Anak MOJOK.CO

Kegelisahan Seorang Bapak yang Punya Anak Perempuan dan Pentingnya Aktif Ikut Ronda di Kampung seperti Duta Sheila on 7

20 Juni 2025
sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Lulus Kuliah IPK 3,7 tapi Susah Dapat Kerja Gara-gara Tidak Mendengarkan Nasihat Orang Tua

18 Juni 2025
Fadli Zon menyangkal pemerkosaan massal dalam kerusuhan 1998. MOJOK.CO

Menyangkal Pemerkosaan Massal 1998 adalah Bentuk Pelecehan Dua Kali: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf, meskipun Maaf Saja Tak Cukup

16 Juni 2025
ASN.MOJOK.coJakarta Wajib Naik Transum Bisa Lahirkan Celah Tipu Muslihat MOJOK.CO

Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman

19 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.