Ironi Menko Polhukam Wiranto: Termakan Hoaks saat Konpers soal Hoaks

MOJOK.COHoaks memang kejam dan tidak pilih korban. Seorang menteri, bahkan ini tatarannya menteri koordinator seperti Wiranto, sampai termakan hoaks dan kemudian kepeleset menyebarkannya. Apa kata SpongeBob kalau tahu soal ini.

Ironi di atas ironi, itu kata SpongeBob. Kalimat itu berlaku ketika Wiranto bicara dalam konferensi pers yang digelar Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta, Senin (9/9).

Saat itu Wiranto sedang memaparkan perihal 835 mahasiswa Papua dan Papua Barat yang pulang kampung karena termakan provokasi dari berita yang tidak benar alias hoaks. Mahasiswa-mahasiswa Papua ini mudik karena mendengar berita keselamatan mereka di tanah rantau terancam sejak rangkaian konflik terkait rasisme meletus pada Agustus lalu.

Wiranto menegaskan, ancaman atas keselamatan mahasiswa Papua dan Papua Barat itu tidak ada sehingga kabar mengenai itu tergolong hoaks. “(Eksodus) ini akibat dari adanya provokasi, akibat adanya informasi yang tidak benar,” demikian perkataan Wiranto, dikutip dari CNN Indonesia.

Informasi tidak benar yang dirujuk Wiranto adalah maklumat yang dikeluarkan Majelis Rakyat Papua (MRP), lembaga setingkat DPRD Provinsi Papua. Di kesempatan terpisah, Ketua MRP Timotius Murib mengakui, maklumat itu memang menyeru mahasiswa Papua dan Papua Barat untuk pulang jika merasa keselamatan mereka di kota di luar Papua tidak terjamin.

“Berdasarkan aspirasi tersebut maka MRP mengeluarkan maklumat (pada 21 Agustus), apabila adik-adik mahasiswa dan mahasiswi tidak merasa nyaman, tidak ada perlindungan dari provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, maka kami akan minta (mereka) untuk pulang, setelah pulang mereka lanjutkan pendidikan di Tanah Papua,” kata Timotius pada Minggu (8/9) kepada Kompas.

Maklumat MRP yang menyeru mahasiswa Papua pulang kampung. Maklumat ini asli, kita sebut saja ini Maklumat Nomor 5.

Tapi, karena sudah kadung pulang, kini mahasiswa-mahasiswa itu perlu difasilitasi kembali ke kota studi mereka. Dalam rangka ini, Menkopolhukam bilang Panglima TNI sudah berjanji akan menyediakan 2 buah pesawat Hercules untuk mengantar mereka kembali sekolah ke kota masing-masing.

Biar mahasiswa Papua makin termotivasi buat lanjut kuliah, Wiranto kemudian mengatakan bahwa maklumat MRP itu sudah dicabut. Bahkan lebih dari itu, MRP sampai mengeluarkan maklumat baru yang mengimbau mahasiswa-mahasiswa itu melanjutkan kuliah.

“Yang menarik adalah, 9 September ini dari MRP memberikan seruan bagi mahasiswa Papua di semua kota studi di wilayah NKRI untuk tetap melanjutkan studi. Yang belum kembali, jangan kembali, lanjutkan studi,” kata Wiranto.

Seruan MRP pada 9 September yang dimaksud Wiranto adalah maklumat berseri 06/MRP/2019 ini.

Maklumat palsu yang disebut Wiranto ini bisa kita sebut Maklumat Nomor 6.

Masalahnya, sehari kemudian (10/9) Ketua MRP Timotius Murib yang dikonfirmasi Tirto membantah pernah mengeluarkan maklumat baru itu. Ia menegaskan Maklumat Nomor 6 itu kabar bohong alias hoaks.

“Bukan dari MRP. Itu hoaks. Saya belum pernah komentar seperti itu. Kecuali ada hasil keputusan lembaga yang dapat saya sampaikan,” kata Timotius.

Tim cek fakta Tempo menemukan Maklumat Nomor 6 tersebar di media sosial, disebarkan oleh salah satunya akun media sosial @Khanashulu. Akun Khan memberikan narasi, Maklumat Majelis Rakyat Papua. Agar seluruh kakak dan adik tetap berada di kota studi untuk melanjutkan studi. Pemerintah daerah dan pemerintah pusat tetap mendukung kitong semua untuk tetap belajar di kota studi masing.” Menurut analisis tim Tempo, maklumat itu bisa dipastikan hoaks.

Timotius mengatakan MRP akan melaporkan kasus penyebaran hoaks maklumat ini ke polisi. Apakah ini artinya….

(yms)

BACA JUGA Bahaya Sabunisasi di Papua atau artikel lainnya di rubrik KILAS.

Exit mobile version