Hujan Deras Robohkan Rumah di Kota Semarang hingga Penghuni Meninggal, Anak-anaknya Dapat Jaminan Pendidikan

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng kunjungi rumah roboh akibat hujan deras yang renggut korban jiwa. (Pemkot Semarang)

Malam itu, Kamis (30/10/2025), hujan deras melanda Kota Semarang. Sebuah rumah di Jalan Pedamaran, Gang Buntu No. 10 RT 04 RW 05, Kauman Semarang Tengah sampai roboh dan memakan korban jiwa.

Rumah tersebut ditempati oleh almarhumah Mega Gita Safitri, dua anaknya yakni Yuanita Atia Eka (7) dan Ikwan Setiawan (4), serta adik Gita, Syahrul Adji Pramuda (20).

Rumah Mega menempel dengan tembok bangunan tua yang ada di belakangnya. Karena tembok yang rapuh, berakhir menimpa rumah. Akibat peristiwa tersebut, Mega meregang nyawa. Sedangkan dua anak dan adiknya selamat.

Anak-anak korban dapat perhatian dari Pemerintan Kota Semarang

Berdasarkan keterangan pemangku wilayah setempat, rumah yang ditinggali keluarga Mega sebenarnya bukan milik pribadi. Hal itu menyulitkan Pemkot Semarang untuk menggelontorkan bantuan pembangunan rumah.

Namun, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menyebut, sudah ada relawan serta tetangga korban yang akan mengusahakan. Sehingga anggota keluarga yang selamat dapat tinggal sementara di rumah tersebut, karena adik korban bekerja di daerah Pedamaran.

“Ini ada korban meninggal, kita pastikan anak-anak korban mendapatkan perhatian termasuk dari segi pendidikan,” ujar Agustina saat mengunjungi rumah mendiang Mega pada Jumat (31/10/2025).

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng kunjungi rumah roboh akibat hujan deras yang renggut korban jiwa MOJOK.CO
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng kunjungi rumah roboh akibat hujan deras yang renggut korban jiwa. (Pemkot Semarang)

“Kita pastikan makan dan minum terjamin, nanti dari relawan akan beres-beres, dan memaksimalkan tempat tinggal ada. Terakhir kita juga pastikan pendidikan,” tuturnya.

Pendidikan anak korban ditanggung

Lantaran korban tinggal di rumah atau bangunan ilegal, Agustina meminta kecamatan untuk melakukan pengecekan. Karena rumah korban tertimpa tembok bangunan tua yang ada di belakangnya.

“Saya minta anak-anak dibawa ke Puskesmas, karena itu masih memar-memar. Pendidikan anak kita tanggung, karena masuk masyarakat miskin,” imbuhnya.

Pemkot Semarang kata Agustina, juga akan melakukan pembaruan data. Jika memang ada warga yang kurang mampu tapi belum masuk ke DTKS, maka nantinya akan dilakukan pembaruan data.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng kunjungi rumah roboh akibat hujan deras yang renggut korban jiwa. (Pemkot Semarang)

Selain itu, Agustina juga berencana meningkatkan perekonomian warga sekitar dengan menghidupkan Kampung Semawis serta sekitaran Klenteng Tay Kak Sie.

“Nanti akan ditata, yang kita bisa adalah meningkatkan pendapatan mereka. Makanya sore hari akan ada pusat keramaian, penataan, warga bisa jualan, atau bikin kerajinan, atau jadi tour guide,” tegas Agustina.***(Adv)

BACA JUGA: Rahasia Sukses Semarang untuk Menggenjot Masalah Stunting hingga Jadi Peringkat ke-2 Terendah di Jawa Tengah atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Exit mobile version