ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Kilas Ekonomi

Siapa sih Pahlawan Pertama di Uang Rupiah Terbitan Bank Indonesia?

Kenia Intan oleh Kenia Intan
17 Desember 2022
0
A A
pahlawan pertama di uang rupiah mojok.co

Ilustrasi uang Rupiah(Mojok.co)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Gambar pahlawan Indonesia biasa ditemukan di salah satu sisi uang kertas rupiah, berapa pun nominalnya. Lantas, siapa pahlawan pertama yang sosoknya terpampang di uang terbitan Bank Indonesia (BI) itu?

Pada 1952, Bank Indonesia menampilkan uang bergambar pahlawan dalam Seri Kebudayaan. Itu menjadi uang terbitan Bank Indonesia yang pertama setelah ditetapkan sebagai Bank Sentral.

Asal tahu saja, Saat itu, Bank Indonesia sedang mempersiapkan kelahirannya setelah menasionalisasi De Javasche Bank sejak 1951. Lantaran undang-undang tentang Bank Indonesia baru lahir pada 1953, maka uang kertas emisi 1952 tersebut baru resmi diedarkan pada 2 Juli 1953.

Kemunculan sosok pahlawan dalam uang menjadi hal penting karena Indonesia masih berusia belia dan kerap menghadapi berbagai kegentingan. Sosok pahlawan disebut bisa menjadi memberi semangat memperkut kebangsaan dan persatuan.

“Lewat sosok pahlawan, ada keteladan yang menjadi daya rekat anak bangsa,” seperti dikutip dalam laman resmi Bank Indonesia.

Lalu, siapa sosok pahlawan pertama di uang rupiah terbitan pertama Bank Indonesia? Jawabannya adalah R.A Kartini dan Pangeran Diponegoro.

R.A Kartini pada pecahan Rp5

Kartini muncul di uang kertas pecahan Rp5 pada 1952. Di bagian utama uang tersebut terdapat gambar R.A. Kartini dengan ukiran stilisasi dua burung dan motif kelok paku yang mengelilingi bagian tengah sehingga menyerupai bingkai.

Sedangkan, di bagian belakangnya terdapat gambar pohon kalpataru atau pohon kehidupan yang diapit oleh stilisasi dua ekor ular serta ornamen dekoratif perpaduan garis-garis yang membentuk seperti kipas terkembang.

Uang itu digunakan sekitar sembilan tahun karena ditarik oleh Bank Indonesia pada 1961. Gambar Kartini kembali muncul di bagian depan uang kertas nominal Rp10.000 tahun emisi 1985.

Kartini adalah tokoh emansipasi perempuan di Indonesia. Tokoh kelahiran Jepara 21 April 1879 itu membawa semangat kebebasan, kesetaraan, modernisasi, dan anti-feodalisme pada masanya.

Pemikirannya yang disampaikan lewat surat-surat mencoba mengimajinasikan dan mendefinisikan apa yang kemudian menjadi Indonesia. Kumpulan surat itu lalu diterbitkan di Belanda dalam bentuk buku dengan judul Door Duisternis Tot Licht dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Buku tersebut menjadi bacaan wajib aktivis pergerakan pada zaman itu, sekaligus turut membuka kesadaran nasional di kalangan pelajar pribumi.

Kartini memang tidak berada di garis depan mengangkat senjata seperti Cut Nyak Dien dan Laksamana Malahayati melawan penjajah. Ia hanya pembuka jalan, pencetus cara berpikir baru.

Pangeran Diponegoro pada pecahan Rp100

Sosok Pangeran Diponegoro muncul dalam uang kertas Rp100 Seri Kebudayaan pada 1952. Di bagian depan, terdapat gambar Diponegoro serta ukiran burung Garuda sebagai hewan mitologi Hindu yang menjadi kendaraan Dewa Whisnu. Sedangkan di bagian belakang, terdapat corak stilisasi burung Garuda yang saling berhadapan.

Di tahun yang sama, dikeluarkan koin Diponegoro nominal 50 sen. Nominal 50 sen dikeluarkan lagi pada 1954, 1955, dan 1957. Bank Indonesia kembali menerbitkan uang kertas emisi Diponegoro nominal Rp1.000 pada 1975.

Diponegoro adalah putra dari Sultan Hamengkubuwono III ini lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785. Dialah yang memimpin perang terbesar melawan Belanda di tanah Jawa. Terjadilah perang hebat yang kemudian dikenal sebagai Perang Jawa (1825-1830). Perang ini mendapat dukungan penuh berbagai kalangan: dari priyayi hingga kiyai, dari kerabat hingga rakyat. Sejak itu, Diponegoro dianggap musuh terbesar kolonial Belanda yang sulit ditaklukkan sepanjang abad ke-19.

Perang Diponegoro memang sudah berakhir seiring wafatnya Sang Pangeran pada 1855. Namun justru itu awal bagi lahirnya para penantang kolonial di tahun 1900-an. Kisah patriotisme Sang Pangeran jadi bahan bakar para pemuda pribumi dalam mengobarkan perlawanan. Potret atau lukisan Diponegoro dipajang di tempat-tempat pertemuan aktivis pergerakan, juga dijadikan poster dalam kongres Muhammadiyah ke-20 tahun 1931. ‘Babad Diponegoro’ yang ditulis tangan oleh Sang Pangeran bahkan kini diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia pada 2013.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Mengenal Digital Rupiah, Mata Uang Digital Indonesia

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2022 oleh

Tags: Bank IndonesiapahlawanRupiahuang
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Ekonom UGM Bicara Soal Alasan Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI Hingga Naiknya Nilai Tukar Dolar
Movi

Ekonom UGM Bicara Soal Alasan Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI Hingga Naiknya Nilai Tukar Dolar

9 Juli 2024
Skor BI Checking untuk Syarat Bekerja Memberatkan Pekerja? MOJOK.CO
Esai

Skor BI Checking untuk Syarat Bekerja: Pertimbangan Perusahaan yang Dipermasalahkan oleh Calon Karyawan

29 Agustus 2023
Bagiku yang Pelajar, Uang Itu Penghalang. MOJOK.CO
Kilas

Bagiku yang Pelajar, Uang Itu Penghalang

11 Juni 2023
digital rupiah mojok.co
Ekonomi

Mengenal Digital Rupiah, Mata Uang Digital Indonesia

5 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
yandex search engine mojok.co

Mengenal Yandex Search Engine, Mesin Pencari Pesaing Google dari Rusia

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

emak-emak, jogja memanggil.MOJOK.CO

Aksi Jogja Memanggil: Saat Emak-Emak Sudah Turun ke Jalan, Tandanya Negara Sedang Tak Baik-baik Saja

20 Februari 2025
Kabur Aja Dulu Yang Tidak Dikatakan Influencer Itu Kepadamu MOJOK.CO

Kabur Aja Dulu: Yang Tidak Dikatakan Influencer Itu Kepadamu

17 Februari 2025
Kiat Kreatif Menghemat Anggaran Negara, Saran untuk Pak Prabowo | Semenjana Eps. 3

Kiat Kreatif Menghemat Anggaran Negara, Saran untuk Pak Prabowo | Semenjana Eps. 3

20 Februari 2025
PSIM Jogja Aku Yakin dengan Kamu MOJOK.CO

PSIM Jogja: Aku Yakin dengan Kamu

18 Februari 2025
Diaspora di Swedia dan Australia memilih kabur aja dulu. MOJOK.CO

Alasan Dokter Asal Indonesia Kabur Aja Dulu ke LN ketimbang Tinggal di Indonesia

18 Februari 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Newsletter
  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.