Kereta Api Bogowonto, Terinspirasi dari Medan Perang Pasukan Diponegoro Melawan Belanda

kereta api bogowonto mojok.co

Ilustrasi kereta api (Photo by muhammad arief on Unsplash)

MOJOK.COKalian yang sering bepergian dari Yogyakarta-Jakarta atau sebaliknya tentu sudah tidak asing lagi dengan kereta satu ini. Kereta Api Bogowonto merupakan layanan kereta api yang melayani relasi Lempuyangan-Pasar Senen melalui jalur tengah Jawa.

Perjalanan menuju Jakarta (St. Pasar Senen) dijadwalkan melintas di pagi hari, sedangkan perjalanan menuju Yogyakarta (St. Lempuyangan) dilakukan malam hari. Layanan KA Bogowonto terbagi menjadi dua kelas; eksekutif dan ekonomi premium.

Lantas bagaimana dengan cerita sejarah kereta api ini?

Awal mula beroperasi

Kereta Api Bogowonto pertama kali beroperasi pada 3 September 2010. Awalnya hanya melayani rute Kutoarjo-Pasar Senen. Namun, seiring berjalannya waktu, rute perjalanan diperpanjang hingga Stasiun Lempuyangan dan waktu keberangkatannya diubah menjadi siang hari.

Dalam perjalanannya, KA Bogowonto kerap berganti rangkaian. Sepanjang 2022, kereta ini menggunakan rangkaian idle milik KA Mutiara Timur lantaran rangkaian aslinya sedang dikonservasi sementara.

Setelah libur NATARU 2023 berakhir, KA Bogowonto menggunakan rangkaian baja nirkarat mutasi dari Depo Kereta Tanjungkarang (Depo TNK) bekas rangkaian dari Limex Sriwijaya yang sekarang tidak beroperasi lagi.

Fasilitas yang disediakan

Boleh dibilang, KA Bogowonto merupakan rangkaian kereta kelas ekonomi AC pertama yang dibuat oleh PT INKA. Kereta api ini menyediakan 80 tempat duduk dengan konfigurasi 2-2 tanpa kereta difabel dan tanpa kereta kelas eksekutif.

Namun, di beberapa momen tertentu seperti saat libur Idulfitri 2022, rangkaian ini sempat menambah kapasitas penumpang menjadi 106 Tempat duduk dengan konfigurasi 3-2.

Asal usul penggunaan nama Bogowonto

Perihal nama, kereta api ini mengadopsi dari nama sungai di Jawa Tengah. Sungai Bogowonto atau Bhagawanta atau disebut juga Vogowonto adalah sebuah sungai yang secara administratif meliputi tiga kabupaten. Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang sebagai bagian hulu, serta Kabupaten Purworejo sebagai hilir. Panjang Sungai Bogowonto adalah sekira 67 Km mengalir dari utara ke selatan.

Sungai yang menjadi saksi bisu Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro

Sungai Bogowonto menjadi bagian dari sejarah penting Pulau Jawa. Pada 1827, sungai ini menjadi saksi bisu pertempuran pasukan Diponegoro melawan pasukan kolonial Belanda. Saat itu, pasukan kolonial di bawah pimpinan Jenderal De Kock berhasil mengurung pasukan Diponegoro di wilayah pegunungan sempit antara Sungai Progo dan Sungai Bogowonto.

Sungai Bogowonto menjadi saksi semangat perjuangan Pangeran Diponegoro dengan pasukannya berjuang hingga titik darah penghabisan di penghujung usainya Perang Jawa.

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Menanti Jalur Kereta Api Bersejarah Semarang–Lasem Aktif Kembali, Dulu Pusat Perdagangan di Pulau Jawa

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Exit mobile version