MOJOK.COÂ – Deret predikat untuk Yogyakarta nampaknya bisa semakin bertambah menjadi ‘Kota Seribu Kedai Kopi’. Pasalnya di kota ini ada lebih dari 3.000 kedai kopi yang bertebaran di kabupaten/kota.
Komunitas Kopi Nusantara mencatat, sebelum pandemi jumlah kedai kopi di Jogja mencapai lebih dari 1.700 kedai kopi. Selama pandemi, jumlahnya justru meningkat hingga 3.000 lebih kedai dan warung kopi.
Jumlah ini belum termasuk sekitar 3.000 warung angkringan yang juga menjual kopi. Tak main-main, perputaran uang dalam bisnis perkopian di Yogyakarta bisa mencapai lebih dari Rp360 Miliar per tahun.
“Tentu bukan hal yang muluk bila kita ingin menjadikan Jogja sebagai salah satu representatif di peta kopi dunia sejajar dengan Helsinki, Seattle, Roma, Melbourne, Amsterdam dan Tokyo,” papar Sam Yancik dari Komunitas Kopi Nusantara di Jogja Expo Center (JEC), Rabu (24/08/2022).
Tingginya konsumsi kopi di Yogyakarta inilah, menurut Sam yang akhirnya menginisiasi komunitas tersebut untuk menggelar Jogja Coffee Week #2 pada 2-6 September 2022 mendatang di JEC. Setiap pengunjung bisa mencecap dan menikmati beragam kopi dari berbagai daerah di Indonesia.
Tak hanya itu, 166 brand kopi mulai dari hulu hingga hilir juga dihadirkan. Mulai dari para petani hingga beragam produk turunan kopi dari seluruh Indonesia.
“Para pengunjung bahkan bisa mengikuti workshop pembuatan kopi yang diampu para ahli,” jelasnya.
Dengan keriuhan penikmat kopi di Yogyakarta, Sam optimis ada lebih dari 50 ribu orang akan hadir dalam acara tersebut. Sehingga perputaran uang sekitar Rp 1,5 hingga 2 Miliar pun bisa terjadi hanya dalam kurun waktu lima hari.
Terlebih ada Kontes Kopi Nusantara yang diikuti 239 perorangan maupun kelompok mulai dari Individu petani atau prosesor, kelompok tani, koperasi tani dan perusahaan dari Aceh sampai Papua. Mereka akan mengikuti kompetesi kategori Robusta, Arabika proses kering dan basah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno serta Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dijadwalkan hadir. Diharapkan agenda tersebut akan menjadi momentum bangkitnya ekonomi pasca pandemi.
“Hal ini tentu menjadi wadah promosi dari pemula di hulu, UMKM, hingga perusahaan besar pemilik merk-merk terkenal dengan segala turunannya baik dari sisi hulu, tengah dan puncaknya di sisi hilir,” tandasnya.
Sementara Ketua Panitia Jogja Coffee Week#2, Rahadi Saptata Abrar, mengungkapkan kegiatan tersebut diharapkan menjadi wadah pengembangan usaha kopi. Mulal level pelaku di hulu, tengah hingga puncaknya di hilir untuk dapat sama sama menjadi ajang perjumpaan antar pelaku dengan pasar.
“Jogja sebagai kata pelajar, kota budaya, dan kota pariwisata pun akan semarak dengan kopi,” paparnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi