Psikologi warna ternyata memiliki efek signifikan bagi pelaku UKM/pelaku bisnis dalam menjual produknya. Ninja Xpress membagikan tips bagaimana agar permainan psikologi warna tersebut bisa menarik dan memikat hati konsumen.
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, membangun sebuah identitas brand sebagai tanda pengenal UKM yang kuat dan menarik menjadi sangat penting.
Menurut riset Suara UKM Negeri Vol IV “Seluk Beluk social commerce”, sebanyak 48% orang mengikuti brand favorit mereka di media sosial sebelum berbelanja. Lebih dari pada itu, agar brand lebih dekat dengan konsumen, brand perlu menggunakan warna yang menonjol dari lingkungan.
Berdasarkan survei lain dari Small Business Trend, 84,7 persen konsumen membeli produk tertentu karena warnanya. Entah itu warna kemasan produk atau pemilihan warna dalam iklan produk. Inilah yang dimaksud psikologi warna.
Maka dari itu, pemilihan warna untuk identitas sebuah brand adalah aspek yang sangat penting. Para pelaku UKM/pelaku bisnis bisa belajar psikologi warna salah satunya dari Ninja Xpress, agar identitas brand menjadi menonjol dan memikat.
Kekuatan psikologi warna
Sebagai informasi, psikologi warna adalah studi yang mempelajari bagaimana warna mempengaruhi persepsi dan perilaku seseorang. Warna juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputusan konsumen tentang barang apa yang mereka beli.
Selain produk, warna sangat penting dalam membangun sebuah bisnis. Pemilihan warna yang tepat dapat mempengaruhi pilihan konsumen untuk membeli barang dan perasaan mereka. Berikut adalah beberapa cara ala Ninja Xpress untuk menentukan suatu warna brand yang tepat dengan menggunakan psikologi warna:
#1 Tentukan fokus
Sebelum memilih warna, pelaku UKM/pelaku bisnis harus harus berfokus tentang bagaimana brand akan dilihat oleh konsumen.
Semua warna memiliki kesan unik. Misalnya, apakah brand ingin dikenal sebagai sederhana dan minimalis, unik dan bijak, atau elegan dan mewah?
#2 Gunakan warna gfamiliar dan jangan banyak warna
Untuk membuat brand mudah diingat oleh konsumen, pelaku UKM/pelaku bisnis harus memilih warna yang familiar dan netral.
Jangan terlalu banyak warna. Karena berdasarkan psikologi warna, hal tersebut dapat mengalihkan perhatian konsumen atau membuat brand sulit diingat. Terutama jika kombinasi warnanya tidak cocok.
#3 Gunakan prinsip 60-30-10
Apabila pelaku UKM/pelaku bisnis baru saja memulai suatu bisnis, prinsip ini dapat digunakan. Yakni gunakan prinsip 60% warna primer, 30% warna sekunder, dan 10% warna aksen untuk menggabungkan tema, kontras, dan visual.
#4 Representasi warna dalam psikologi warna
Berikut ini adalah panduan memilih warna berdasarkan psikologi warna menurut Ninja Xpress:
- Biru: warna kedamaian, ketenangan, dan kebersihan. Sering digunakan di bidang teknologi, gaya hidup, dan keuangan. Sebagai contoh, Facebook.
- Merah: warna yang kuat dalam psikologi warna karena mengomunikasikan banyak ide. Ini terlihat dalam logo YouTube yang menonjol.
- Hijau: warna stabilitas, pertumbuhan, dan kesehatan. Banyak digunakan di bidang kesehatan, daur ulang, dan keuangan.
- Ungu: warna yang mencerminkan kreatif, royal, dan imajinatif. Biasanya, brand feminin menggunakan warna ungu yang terang. Sebagai contoh, Yahoo.
- Kuning: warna dari perasaan optimis dan bahagia. Meskipun warna ini dapat menarik pelanggan dari tempat seperti McDonald’s, warna kuning juga digunakan sebagai tanda peringatan.
Dengan memahami tips ala Ninja Xpress di atas, para pelaku bisnis dapat membuat brand terlihat lebih menarik dan mudah diingat oleh konsumen.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA: AI Ancam Rebut Pekerjaan Manusia? Ada Strategi untuk Menang dari AI dalam Urusan Kerja
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News