MOJOK.CO – Pemerintah kembali menghidupkan beberapa stasiun kereta yang sudah belasan tahun mati. Mojok sudah merangkum stasiun-stasiun mana saja yang bangkit dari “mati suri” itu untuk kalian.
Stasiun Purworejo
Stasiun Purworejo menjadi perhatian beberapa waktu terakhir karena akan hidup kembali. Reaktivasi stasiun yang sudah 11 tahun mati itu rencananya akan selesai pada November-Desember 2023.
Stasiun Purworejo merupakan peninggalan Belanda yang berdiri pada 20 Juli 1888. Operator stasiun ini dulu adalah perusahaan kereta api negara bernama Staatsspoorwegen (SS). Kendati sudah tua, bangunan stasiun ini masih terawat dengan baik. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) Jateng telah memasukkan Stasiun Purworejo sebagai salah satu cagar budaya di Purworejo.
Kembali hidupnya stasiun peninggalan Belanda itu akan memudahkan penumpang dari Jakarta yang akan turun di Purworejo. Ini sesuai dengan harapan banyak penumpang dari Jakarta yang ingin menuju Purworejo tapi hanya bisa turun hingga Stasiun Kutoarjo.
Stasiun Jeruklegi
Setelah 11 tahun tidak menaikkan dan menurunkan penumpang, Stasiun Jeruklegi di Cilacap kembali melayani penumpang per 1 Maret 2023. Saat ini stasiun berkode JRL itu melayani perjalan kereta api jarak jauh Kutojaya Selatan relasi keberangkatan Stasiun Kutoarjo tujuan Stasiun Kiaracondong, Bandung. Nantinya akan ada tambahan layanan perjalanan seperti Kereta Api Baturraden Ekspress dan Kereta Api Serayu.
Stasiun Jeruklegi berada pada ketinggian 10 mdpl dan memiliki 3 jalur aktif. Stasiun ini berada di barat jalan raya yang menghubungkan Cilacap-Wangon, tepatnya di Jalan Salak Jeruklegi Kulon, Jeruklegi, Cilacap. Secara operasional, Jeruklegi berada di Daerah Operasi V Purwokerto.
Pengaktifan kembali stasiun ini disambut baik oleh warga karena semakin memudahkan perjalanan mereka. Selama ini, ketika mereka mau melakukan perjalanan ke barat atau Bandung harus Stasiun Maos yang jaraknya sekitar 40 menit dari Kota Cilacap.
Stasiun Pondok Rajeg
Di awal Januari 2022, stasiun Pondok Rajeg yang terletak di Cibinong Bogor akan hidup kembali. Reaktivasi ini untuk melayani penumpang kereta dari Cibinong menuju Bogor maupun Jakarta. Harapannya, dengan ada stasiun Pondok Rajeg, tumpukan penumpang KRL di stasiun stasiun wilayah Margonda seperti Stasiun Depok Baru dan Pondok Cina bisa berkurang.
Stasiun Pondok Rajeg sudah tidak aktif sejak sekitar 2015 karena kondisinya yang tidak layak. Sebelum itu Stasiun Pondok Rajeg dilintasi oleh Kereta Rel Diesel (KRD) pada 2000 hingga 2006. Stasiun Pondok Rajeg sebenarnya berada di lintasan KRL penumpang dan barang, namun stasiun yang itu tidak digunakan sebagai stasiun KRL karena peronnya yang cukup tinggi.
Di aawal 2023, reaktivasi Stasiun pondok Rajeg itu baru menyelesaikan tahapan studi kelayakan atau feasibility study (FS). Apabila raktiviasi ini berhasil selesai seluruhnya, stasiun ini mampu menampung sebanyak kurang lebih 8.343 penumpang per hari di kondisi normal.
Stasiun Pulau Air
Stasiun Pulai Air atau Pulau Aie merupakan stasiun legendaris yang mulai berfungsi lagi pada 2021. Sebelum aktif kembali, stasiun ini sudah tidak beroperasi sejak 1977. Kini stasiun yang terletak di Pasa Gadang, Padang Selatan itu melayani kereta api Minangkabau Ekspres tujuan Bandar Udara Internasional Minangkabau
Melansir CNN Indonesia, Stasiun yang menghubungkan Kota Padang hingga Sawahlunto ini tergolong legendaris karena berdiri secara bertahap pada masa pemerintah Belanda pada sekitar 1890-an. Stasiun Pulai Air merupakan stasiun dan jalur kereta api pertama yang dibangun Belanda di Tanah Minang.
Jalur itu hadir untuk mengangkut batu bara dan penumpang dari Ombilin Kota Sawahlunto, menuju pelabuhan Muaro Padang, kemudian ke Pelabuhan Emmahaven yang sekarang menjadi Pelabuhan Teluk Bayur.
Di sekitar tempat tinggal kalian apakah ada stasiun kereta api yang bangkit kembali dari “mati suri”?
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi