MOJOK.CO – Dubes RI di Arab Saudi beri saran dan masukan ke Habib Rizieq agar bisa cepat pulang ke tanah air. Malah dibilang punya unsur politis. Ealah.
Hujan uang di negeri orang tetap tidak senyaman hujan ikan di rumah sendiri. Barangkali itu yang dirasakan Habib Rizieq Shihab saat menyadari dirinya tak juga bisa pulang-pulang ke Indonesia selama lebih dari dua tahun ini.
Setelah lama berada di tanah Arab dan mengaku dirinya dicekal oleh Pemerintahan Arab Saudi, Duta Besar Republik Indonesia, Agus Maftuh Abegebriel akan membantu proses pemulangan Imam Besar FPI ini.
Hanya saja, Dubes Agus Maftuh memberi tiga syarat kepada Habib Rizieq agar proses bisa kembali bisa diupayakan lebih cepat.
Pertama, Habib Rizieq harus bersikap kooperatif dengan perwakilan KBRI di Arab Saudi. Selain itu, blio juga sebaiknya menceritakan semua masalah yang dihadapinya selama ini.
Syarat kedua, Habib Rizieq disarankan untuk segera mencabut pernyataannya yang pernah bilang kalau Jokowi adalah Presiden Ilegal. Sebab, kalau hal ini tidak dilakukan, Pemerintah Arab Saudi juga bisa sulit mengabulkan pemulangan ini.
Mengingat, Presiden Jokowi dikenal sudah mendapat tempat khusus bagi Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Hal ini terlihat ketika ibadah umrah Jokowi yang terakhir, Presiden Indonesia yang datang atas nama pribadi ini malah disambut dan diundang masuk ke istana, masuk kakbah, bahkan bisa masuk makam Rasulullah.
Syarat ketiga, Habib Rizieq disarankan untuk segera mencabut pernyataan atau sumpahnya bahwa dirinya “tidak akan meminta tolong kepada pemerintah Indonesia”.
Tiga hal ini, kalau tidak mau dilakukan, bakal mempersulit proses pemulangannya ke tanah air.
Menanggapi hal itu, Slamet Maarif selaku Juru Bicara FPI menyebut kalau semua syarat-syarat yang diajukan Dubes Indonesia untuk Arab Saudi itu terlalu politis.
“Ini membuktikan pengasingan HRS bersifat politis yang dilakukan oleh rezim penguasa. Semua poin, terkhusus 2 dan 3,” kata Slamet seperti diberitakan detik.com.
“Kami menuntut, pengembalian HAM beliau sebagai WNI. Sebagai WNI, hak beliau dong kembali ke Indonesia, hak berkumpul dengan keluarga, hak menyelesaikan studinya, dan lain-lain,” kata Slamet.
Oh, jadi ini persoalannya simple saja. Berharap pemerintah menolong, tapi sifat pertolongannya merupakan “perintah” dari Habib Rizieq, bukan seorang warga negara yang meminta tolong ke pemerintahnya ya?
Wah menarik juga ini. Pihak yang minta pertolongannya minta posisinya tetap di atas ya. Mungkin ini merupakan usaha perwujudan dari pepatah, “tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.” (D/F)
BACA JUGA 3 Kemungkinan Arab Saudi Butuh Mencekal Habib Rizieq atau tulisan rubrik KILAS lainnya.