Kisah Desa-desa yang Bergerak Jadi Solusi Masalah Sampah Jogja

desa atasi masalah sampah jogja.MOJOK.CO

Tempat pengolahan sampah di Panggungharjo Bantul (Hammam/Mojok.co)

Sejumlah desa atau kalurahan di Jogja bergerak membangun kemandirian pengelolaan sampah pascapenutupan TPA Piyungan secara permanen. Kalurahan Panggungharjo Bantul dan Kalurahan Tamanmartani Sleman jadi contoh aksi desa dalam upaya desentralisasi pengelolaan sampah di Jogja.

Penutupan permanen TPA Piyungan oleh Pemda DIY pada akhir April 2024 tidak menjadi persoalan besar bagi warga di kalurahan yang sudah punya tempat pengelolaan sampah mandiri. Sejak lama memang banyak prediksi bahwa TPA Piyungan tak lagi mampu tampung volume sampah di Jogja.

Hal itulah yang menggerakkan warga di Kalurahan anggungharjo, Sewon, Bantul lewat Bumdes Kupas menginisiasi pengelolaan sampah mandiri.

Nyaris semua sampah di desa itu tak perlu berakhir di TPST Piyungan. Manajer Kupas Panggungharjo, Sekar Mirah Satriani mengatakan inisiasi desanya untuk mengatasi persoalan sampah bermula sejak 2013 silam.

Mandiri tanpa TPA Piyungan

Saat berkunjung ke sana pada Februari 2023 silam, Sekar mengungkapkan bahwa sampah justru jadi salah satu pilar ekonomi desa. “Pengelolaan sampah sejak awal memang jadi visi jangka panjang Pak Lurah Wahyudi Anggoro. Jadi pertama kali menjabat, langsung menginisiasi ini,” katanya.

Sekar mengakui bahwa salah satu pendorong pengelolaan sampah di desa lantaran kondisi TPST Piyungan yang sudah memprihatinkan. Saat sedang penuh, sampah yang tidak terambil berserakan di sudut-sudut desa.

“Kita sudah mulai mikir kalau TPST Piyungan tidak bisa kami harapkan. Kalau tutup bagaimana? Akhirnya sistemnya mulai kami optimalkan,” jelasnya.

Bahkan, Kalurahan Panggungharjo mengunatkan komitmen dengan slogan “Desa Bersih Tanpa TPA”. Bumdes Kupas menjadi ujung tombak untuk membuat sampah dari masyarakat terkelola tanpa terpengaruh kondisi TPA.

Baca halaman selanjutnya…

Negosiasi alot dengan warga sampai ajak pergi ke Bali, akhirnya bisa bangun TPST

Negosiasi dengan warga demi bangun TPST

Kisah lain datang dari Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Kalurahan ini sudah memiliki TPST pertama di DIY yang berhasil mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif berupa refuse derived fuel.

Sejak diresmikan pada Kamis (21/12/2023), bangunan TPST yang didanai oleh Pemkab Sleman dan alat operasionalnya dibantu Dana Keistimewaan ini langsung tancap gas. Alhasil, pada Rabu (23/1/2024) TPST Tamanmartani sudah berhasil mengirim RDF ke pabrik semen di Cilacap.

Meski terbilang prosesnya cukup cepat, namun perjalanan TPST Tamanmartani bukan tanpa tantangan. Lurah Tamanmartani, Gandang Hardjanata bercerita bahwa awalnya ada banyak penolakan dari warga jika desanya jadi tempat pengelolaan sampah.

Gandang bahkan sampai mengajak puluhan warganya untuk melakukan kunjungan ke pengolahan sampah di Bali. Cara itu ditempuh supaya warga dapat melihat manfaat yang dihasilkan dari TPST dan dampaknya bagi lingkungan tidak seburuk yang dibayangkan.

Kini, TPTS Tamanmartani punya kapasitas pengolahan hingga 60 ton sampah per hari. Itu pun bisa dimaksimalkan menjadi 90 ton per hari.

Kalurahan Panggungharjo Bantul dan Kalurahan Tamanmartani Sleman jadi contoh desa yang bergerak lebih dini dalam hal pengelolaan sampah. Sehingga, jauh lebih siap saat TPA Piyungan tutup permanen.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Warteg Jogja Buyarkan Ekspektasi Perantau Surabaya, Rasa Masakan Tak Bisa Dibandingkan dengan Warteg Surabaya

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version