MOJOK.CO – Sinetron Indosiar sudah saatnya direvolusi. Selain judulnya yang ribet, tema yang diangkat nggak dekat dengan netizen. Untuk itu, saya sodorkan beberapa rekomendasi judul dan tema biar sinetron ini lebih kekinian dan greget.
Salah satu faktor yang membuat saya begitu menggandrungi drama Korea hingga rela maraton nonton semalaman adalah jalan ceritanya yang seringkali begitu sederhana, realistis, dan kekinian. Ya gimana ya, berasa begitu dekat dengan permasalahan sehari-hari saya saja rasanya. Jadi greget gitu.
Meskipun pemeran utamanya seringkali cantik kebangetan seperti bidadari dan tampan keterlaluan seperti Lee Min Ho (yang level ketampanannya setara level 15-nya Boncabe), penonton senang disuguhi sesuatu yang dekat dengan dirinya. Drama Korea tidak melulu bicara tentang pria tampan kaya raya pewaris perusahaan keluarga yang jatuh cinta pada gadis missqueen keras kepala.
Dalam Because This is My First Life misalnya, penonton disuguhi cerita tentang bagaimana kita harus kerja keras bagay quda untuk melunasi cicilan rumah idaman. Atau yang terbaru dalam Thirty But Seventeen, si tokoh utama adalah pria yang terobsesi dengan pekerjaan agar bisa move on dari kenangan pada gebetan. Pedih memang, tapi ternyata itu sangat menarik untuk ditonton berjam-jam sampai lupa mandiin anak.
Nah, hal-hal semacam itulah yang tidak saya temukan dari sinetron-sinetron ala Indosiar dengan kompleksitas ceritanya yang ruwet luar biasa. Membuat saya jadi ogah nonton, meski harus diakui selalu tertarik dengan judul-judulnya yang uniknya kelewatan. Namun saya pikir, tidak cuma saya yang punya kecenderungan seperti itu, tapi ada ibu-ibu lain di luar sana yang punya pandangan serupa. Cuma pengen tahu judulnya doang, tapi ogah nontonnya.
Jadi, saya pikir, daripada Indosiar terus-terusan jadi drama queen model clickbait yangmembahas problematika berat dan mbulet seperti Anakku Bukan Anakku (lha terus ini anak siapa, setan?), Suami yang Tertukar (makanya naruh barang jangan sembarangan), atau Istriku Ternyata Tantenya Ayah Tiri Sepupuku (kalau kumpul bani keluarga makanya ikutan), lebih baik Indosiar lebih peka dan angkat tema-tema kekinian yang selaras dengan perkembangan zaman.
Serial Meteor Garden aja di-remake dengan cerita yang lebih rasional, masa Indosiar nggak mau bikin revolusi gitu? Kami tuh capek disuguhi drama cebong versi kampret yang tak berkesudahan di media sosial. Maka, tolong angkat tema-tema yang lebih ringan dan realistis, agar media televisi disetel tidak cuma waktu sidak Lapas Sukamiskin atau debat ILC saja.
Untuk itu saya sudah siapkan beberapa judul yang bisa dijadikan pertimbangan untuk diangkat jadi Sinetron Indosiar:
Tetanggaku Tukang Komentar Nggak Lucu Tapi Aku Dipaksa Tertawa
Tolong ya Indosiar, ini tuh tema yang sangat mendasar dan dialami seluruh warga Indonesia, dan ini prinsipil sekali serta berpotensi menggoyahkan stabilitas rumah tangga dan kerukunan antar ibu-ibu arisan warga kampung.
Ya gimana dong, kalau ada yang komentar “Ibunya gemuk, kok anaknya kurus? Maemnya dimakan Ibu semua ya, Dek?” sambil tertawa seolah itu bercandaan paling lucu sedunia. Lalu yang mendengarnya seperti terkena dilema moralitas, sehingga ikut tertawa demi menjaga perasaan si pembuat lelucon tersebut.
Duh, rasanya kuingin menyelam di palung terdalam Kali Item melihat guyonan dekaden semacam itu masih dipaksakan keluar di era 4G seperti sekarang.
Aku Terjebak dalam Gosip Lokal
Pernah nggak sih, lagi ngobrol basa-basi ama tetangga, lalu tiba-tiba sudah terjebak dalam pusaran gosip tentang anaknya Bu Kroto yang sering pulang malam, Pak Rawon yang nggak pernah kerja tapi barusan lewat naik N-Max, atau tentang Bu Cabak Rambuk yang meski kalungnya seperti rantai kapal tapi rela cari SKTM biar anaknya masuk SMA favorit?
Apalagi ketika kita yang berniat tak ikut campur tetiba ditanya pendapatnya, bukankah mengiyakan sambil mengangguk dan tersenyum tipis adalah satu-satunya jalan aman? Bagaimana cara terbaik untuk undur diri dari pergosipan tanpa menjadi bahan gosip selanjutnya? Wah, sudah pasti itu bakal jadi sinetron yang nggak kalah rating sama acara Mamah Dedeh. Yawla, yawla~
Suamiku Tak Pernah Like Status FB-ku
Foto anak: tag suami. Postingan bijak tentang bersyukur dikasih keluarga: tag suami. Quote tentang menjadi suami idaman: tag suami. Promo Agustusan: tag suami. Info pemutihan STNK: tag suami. Tips memilih sekolah anak: tag suami. 7 Tempat Wisata Keluarga yang Murah Meriah: tag suami. Notifikasi dari suami? Blas nggak ada.
Jangankan komentar di-like aja pun tidak. Ibarat udah mejeng jualan koran di perempatan dari pagi ketemu pagi tapi blas nggak ada yang beli. Lho, jangan salah, perkara jempol dan komen itu bisa masuk jadi bagian pengaduan kekerasan dalam rumah tangga lho.
Azab Tukang Sebar Screencapture Percakapan Pribadi
Ada golongan manusia yang menggunakan teknologi screencapture untuk hal-hal bermanfaat seperti setor bukti transfer internet banking, mengamankan postingan media sosial janji-janji politisi, ikut giveaway Buku Mojok, hingga berbagi kebahagiaan receh fangirling-an.
Namun, ada juga golongan manusia yang suka mengunggah bukti percakapan pribadi ke media sosial, untuk membuktikan siapa yang lebih didukung netizen budiman. Yang begini ini sungguh bikin saya merasa insecure dan mau tak mau harus terus pencitraan.
Ini jenis orang ember yang berbahaya, karena ember yang difasilitasi teknologi digital persebaran informasinya jauh lebih liar daripada jenis ember manual. Realitas ini saya pikir perlu juga diangkat oleh Sinetron Indosiar.
Akibat Drakor Semalam Suntuk
Plis ya Indosiar, ini tuh real problem banget. Teknologi streaming yang memungkinkan bisa nonton drama kesayangan suka-suka kapan aja, membuat para mamah muda rela menukar waktu tidurnya yang amat berharga demi bisa mengagumi para Oppa. Dan asal kamu tahu, hal beginian imbasnya bisa ke mana-mana.
Mulai dari ketinggalan tukang sayur langganan, kesiangan antar anak sekolah, masak air sampai jadinya masak besi, munculnya kantong-kantong mata ala SBY, bahkan pada kasus terparah bisa sampai ketiduran waktu boker di kamar mandi lalu dikira kena stroke sama suami.
Karena Like Sebiji, Rusak Move On Selama Ini
Siapa yang pernah begini? Ngacung!
Yak, sana ambil sepedanya~
Asal kamu tahu aja, hal seremeh ini merupakan problematika komunal. Oleh karena itu, kalau Indosiar mau ambil ini judul sudah pasti pasarnya bisa menyebar ke banyak kalangan. Bahkan cerita lanjutannya pun langsung bisa dibuat.
Misalnya: Mantanku Sekarang Jadi Lebih Tampan Karena Sudah Mapan atau Akibat Follow Mantan Niat Stalking IG Malah Kepencet Love. Dijamin ini akan jadi sinetron ter-baper mengalahkan film 500 Days of Summer.
Suamiku Direnggut Mobile Legend
Mobile Legend adalah masalah besar bagi ibu-ibu sedunia. Bahkan saya berani klaim game online ini adalah masalah yang dihadapi oleh dua dari tiga perempuan berumah tangga di seluruh alam raya. Kalau kita masih bisa menghalau pelakor dengan banyak cara, belum tentu suami kita bisa terbebas dari jerat rayuan game online bedebah satu ini.
Sebab frekuensi main game ini seringnya sampai pada tahap mengesalkan. Sampai-sampai keberlangsungan rumah tangga pun akan memunculkan prahara demi prahara yang berujung pada pertanyaan; “Jadi, kamu pilih game atau aku?” atau “Baru poligami sama Mobile Legend aja kamu udah nggak adil, Mas!”
Nah, kalau produser Sinetron Indosiar mau mengangkat tema-tema seperti ini, saya optimis dunia sinetron Indonesia akan bisa melampaui drama-drama Korea. Terlebih lagi, jelang Pemilihan Presiden 2019 ini, masyarakat butuh tontonan yang lebih bermutu agar tahan banting menghadapi isu panas pertarungan cebong dan kampret. Ya masa di media sosial udah capek lihat timeline isinya Jokower dan Prabower, di televisi harus lihat begituan lagi? Lama-lama bisa gila kita.
Oh iya, tapi satu aja, tolong jangan masukkan politisi sebagai cameo dalam adegan ya? Selain sangat mengganggu juga sama sekali nggak bermutu, meski mungkin itu jadi proyek menarik buat politisi yang lagi mau nyaleg. Tapi kalau Dek Iqbaal Ramadhan kelak jadi politisi, bolehlah muncul jadi cameo di hati kakak yang gersang bak Gurun Gobi ini. Yawla~