Ulang Tahun Om Kacamata Mohammad Hatta dari Banda Neira - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Beranda Esai

Ulang Tahun Om Kacamata Mohammad Hatta dari Banda Neira

Amanatia Junda oleh Amanatia Junda
12 Agustus 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Di tengah jamuan makan malam yang meriah, seorang tamu pernah bertanya kapan hari ulang tahun si Om Kacamata. “Hari ini,” jawab Mohammad Hatta pendek.

Lelaki berkacamata itu lahir hari ini, 12 Agustus, 117 tahun silam di Bukittinggi. Mohammad Hatta merupakan tipikal lelaki yang sangat serius, berdisiplin tinggi, tak dapat berpisah dengan buku-buku, dan bersumpah tak akan menikah sebelum bangsa ini terbebas dari kolonialisme. Hatta baru merayakan ulang tahunnya yang ke-44 dengan Rahmi, seorang perempuan yang baru saja dinikahinya pada 18 November 1945, tiga bulan setelah Indonesia merdeka.

Pagi ini saya duduk di beranda kamar, menghadap Gunung Api, gunung yang menjadi berkah alam untuk tanah vulkanik Banda Neira, Maluku, tanah yang menumbuhkan pepohonan pala terbaik sedunia. Di pulau yang sama pada tahun 1936, Hatta dan Syahrir tiba dengan kapal Fommel Haut dari Boven Digoel di tengah kabut gerimis yang menutupi separuh wajah Gunung Api. Dalam pengasingannya selama enam tahun di Banda Neira, tiada seorang pun yang menyadari kapan tepatnya hari ulang tahun Hatta.

Des Alwi, anak angkat Hatta dari Banda Neira, menulis bahwa Om Kacamata adalah tuan rumah yang baik ketika mengadakan pesta meski dia tidak pernah berdansa layaknya Syahrir yang mahir berdansa. Hatta hanya menjadi penonton ketika para tamu mulai berdansa waltz, foxtrot, tango dan diselingi tarian-tarian lokal. Ia memilih bermain kartu dan sungguh-sungguh memperhatikan para undangannya, jikalau ada yang belum menikmati hidangan dengan cukup kenyang.

Di tengah jamuan makan malam yang meriah, seorang tamu pernah bertanya kapan hari ulang tahunnya. “Hari ini,” jawab Hatta pendek. Tetapi tamu tersebut tidak mempercayainya. Tak ada seorang pun yang mempercayainya karena mengira Hatta bercanda dan tak pernah secara terbuka mengumumkan hari ulang tahunnya.

Meski sama-sama di tempat pengasingan, kehidupan Hatta dan Syahrir di Banda jauh berbeda ketimbang kehidupan mereka di Tanah Merah, Digoel. Mereka berdua terserang malaria dan kekurangan makanan. Des Alwi dalam Sejarah Banda Naira (edisi revisi, 2010), teringat wajah pucat Hatta dan Syahrir ketika datang di pelabuhan bersama delapan koper kayu berisi buku dan empat tas besar dari kulit.

Baca Juga:

Hatta: Hidup Dari Menulis Dan Honorarium Pikirannya

Hatta: Hidup Dari Menulis Dan Honorarium Pikirannya

14 Oktober 2022
MOHAMMAD HATTA: POLITIK BUKAN SENI ADU BACOT, TAPI ADU IDE

Mohammad Hatta: Politik Bukan Seni Adu Bacot, Tapi Adu Ide

9 Oktober 2022

Sementara itu, Trikoyo Ramidjo, salah satu tahanan politik di Tanah Merah, juga menuliskan kenangannya pada Hatta ketika merayakan ulang tahun.

“Aku ingat Om Hatta. Pada hari itu, kami di Digoel, Tanah Merah, berkumpul. Tidak terkecuali Om Sutan Syahrir. Memperingati hari ulang tahun Om Hatta. Kami makan roti bersama dengan telur mata sapi atau telur ceplok,” kenang Ramidjo.

Di Banda Neira dengan uang tunjangan sebesar 75 gulden untuk tahanan yang masih membujang, Hatta mampu menyewa rumah bekas seorang Belanda, pemilik kebun pala yang kaya (meski konon, menurut orang-orang sekitar berhantu), mengirimkan bantuan untuk para tahanan politik yang lain dan menyisakan uangnya untuk menggaji tukang masak dan pembantu laki-laki.

Diasingkan di Banda, di kepulauan yang menjadi pusat perdagangan rempah dan kota kosmopolitan hingga pertengahan abad 19, membuat kehidupan Hatta dan Syahrir bercorak borjuis, dan hal ini sempat dikeluhkan Syahrir dalam salah satu suratnya yang terhimpun dalam buku Renungan dan Perjuangan.

Bagaimana pun, masa pengasingan ini membuat mereka berdua punya limpahan waktu untuk membaca, membuka sekolah sore di teras belakang rumah, serta mengembangkan gagasan-gagasan kritis mengenai nasionalisme. Dalam sepucuk surat kepada kenalannya, Johannes Eduard Post, Hatta meminta dikirimi Das Kapital jilid dua.

“Terkait ini, saya harus menggangu anda sekali lagi. Apakah mungkin bahwa saya mengambil hanya jilid II dari salah satu kawan, yang tidak butuhnya lagi? Seperti anda tahu saya memiliki jilid I dan III lengkap. Apakah ibu Holst bisa bantu dalam hal ini? Dia kenal seluruh karya Marx dan tidak butuh Marx lagi untuk pekerjaan dia.”

Tak hanya demi asupan intelektualnya, Hatta juga meminta dikirimi buku-buku untuk para remaja, perempuan dan anak-anak demi mengembangkan pengetahuan generasi muda Banda. Kecintaan Hatta pada buku pun, membuatnya dengan sangat berat hati meninggalkan dua peti kayu berisi buku-buku dan atlas Nederlandsch Indie oleh Lekkerkerker sebab pesawat Catalina yang akan membawanya dan Syahrir ke Surabaya masih kelebihan beban 130 kilogram. Kelak, Des Alwi, menyusul ke Jawa dengan membawa serta dua peti buku tersebut.

Sehari-hari, kehidupan Hatta begitu tertata. Seusai bangun pada pukul enam pagi, ia bercukur lalu mandi. Masih mengenakan piyama bergaris-garis biru ia menyeruput kopi tubruk di meja makan. Pukul delapan pagi, ia berganti pakaian necis dan menunggu Syahrir untuk sarapan bersama.

Menu sarapan sehari-hari roti dengan mentega atau selai diselingi nasi goreng dengan lauk sisa semalam. Menu siang dan malam sederhana saja: ikan, sambal dan dua jenis sayur bersantan. Rabu dan Sabtu giliran menyantap ayam goreng atau ayam rendang, hari Jumat gulai kambing hadir di atas meja makan mereka berdua.

Des Alwi menulis, kambing biasa disembelih penduduk Muslim Banda pada hari Jumat. Daging sapi hanya dapat diperoleh satu kali sebulan, itu pun jika penjagal yang berkeliling dari rumah ke rumah telah mendaftar cukup banyak permintaan daging. Kemarin, untuk pertama kalinya saya makan daging sapi oleh sebab hari Idul Adha. Waktu bergerak lambat di sini.

Daging sapi masih hanya benar-benar dinikmati setahun sekali oleh orang-orang Banda, kecuali ada orang kaya yang mengadakan hajatan besar, dan tak setiap bulan—tidak seperti zaman pengasingan Hatta—penjagal mengumumkan akan menyembelih sapi (kini pengumuman itu disiarkan pula di grup Facebook).

Saya tak ingin mengatakan bahwa waktu di Banda Neira terasa berhenti. Meski sinyal telepon dan internet cukup bagus—berlaku bagi satu operator saja—berjarak kurang dari dua kilometer dari ibu kota kecamatan, sinyal melemah di Kampung Tanah Rata yang kontur tanahnya tak benar-benar rata, padahal masih satu pulau yang sama.

Pasokan kebutuhan sehari-hari didatangkan seminggu dua kali dari Ambon, Makassar dan Jawa. Daging ayam beku perlu didatangkan dari Jawa. Buku-buku bacaan dan pelajaran baru bisa dibeli di Ambon, berjarak delapan jam melintasi jalur laut.

Seminggu sudah saya menunggu paket kiriman buku dari Yogyakarta sampai di Banda Neira. Estimasi pengiriman bisa mencapai sepuluh hari lebih, tergantung jadwal kapal dan cuaca dan entah bagaimana rute ekspedisi yang rumit yang membuat Banda terasa sangat jauh.

Memang, saya tidak perlu menunggu berbulan-bulan lamanya seperti Hatta menunggu kiriman buku-bukunya datang. Tetapi, di hari ulang tahunnya ini saya pikir, kehidupan terus berjalan di luar sana, dan Banda Neira yang tak pernah memunggungi laut seolah memunggungi sejarah, masa ketika pala mempertemukan para pedagang lintas dunia dengan masyarakat multietnis.

“Itu kenapa kata Pak Hatta, Banda Neira adalah miniatur Indonesia!” ucap Bu Nona berkali-kali sembari menunggui singkong yang tengah ia goreng. Saya mengangguk, bersepakat.

Di tepi laut, menghadap Gunung Api, empat kucing kelaparan tengah memakan abon ikan yang saya tuangkan. Saya termenung menatap mereka. Tiba-tiba saja saya ingin menamai mereka seperti Hatta menamai kucing-kucingnya di Neira: Hitler, Mussolini, Franco, dan Tito.

Om kacamata yang sangat serius itu ternyata mempunyai selera humor juga. Tapi, tentu saja, saya akan menamai keempat kucing kampung ini dengan nama diktator lain. Kim Jong Un, Pol Pot, Idi Amin, dan Harto mungkin.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2019 oleh

Tags: Banda NeiraHattaMohammad Hattaulang tahun
Amanatia Junda

Amanatia Junda

Amanatia Junda redaktur tamu Kanal Pemilu 2024 Suara Politik Perempuan.

Artikel Terkait

Hatta: Hidup Dari Menulis Dan Honorarium Pikirannya
Movi

Hatta: Hidup Dari Menulis Dan Honorarium Pikirannya

14 Oktober 2022
MOHAMMAD HATTA: POLITIK BUKAN SENI ADU BACOT, TAPI ADU IDE
Movi

Mohammad Hatta: Politik Bukan Seni Adu Bacot, Tapi Adu Ide

9 Oktober 2022
Sukarno Tanggapi Mohammad Hatta: Saya Bukan Imperialis
Arsip

Sukarno Tanggapi Mohammad Hatta: Saya Bukan Seorang Imperialis

10 April 2022
Mohammad Hatta Bicara Hak Rayat Papua untuk Merdeka
Arsip

Esai Mohammad Hatta tentang Papua Berhak Menjadi Bangsa Merdeka 

9 April 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
tebak-tebakan

Saya Kira Cuma Kola-Kola yang Palsu, eh Ternyata Coca-Cola Sama Aja!

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023
PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023
Anggur Merah Idolaku, Anggur Merah Idolamu

Ulang Tahun Om Kacamata Mohammad Hatta dari Banda Neira

12 Agustus 2019
Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU / satu abad yang Gini-gini Aja MOJOK.CO

Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja

28 Januari 2023
Suara Hati Petani di Gunungkidul Karena Monyet yang Marah Kena JJLS

Suara Hati Petani di Gunungkidul karena Monyet yang Marah Kena JJLS

26 Januari 2023
warung madura mojok.co

Tiga Barang Paling Laris di Warung Madura Menurut Penjualnya

27 Januari 2023
kecamatan di sleman mojok.co

5 Kecamatan Paling Sepi di Sleman yang Cocok untuk Pensiun

27 Januari 2023

Terbaru

jumat curhat mojok.co

Polda dan Polres Gelar ‘Jumat Curhat’ untuk Wadah Uneg-uneg Warga

1 Februari 2023
remaja ktd sumedang

Siswi di Sumedang yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan Boleh Kembali Sekolah

1 Februari 2023
500 Triliun Anggaran Kemiskinan Cuma Dipakai Rapat dan Studi Banding Doang?

500 Triliun Anggaran Kemiskinan Cuma Dipakai Rapat dan Studi Banding Doang?

1 Februari 2023
kemiskinan di diy mojok.co

Pakar UGM Mempertanyakan Garis Kemiskinan di DIY

1 Februari 2023
wali kota semarang

Wali Kota Perempuan Pertama Kota Semarang Langsung Dapat PR dari Megawati

1 Februari 2023
awal bulan puasa mojok.co

Muhammadiyah Tetapkan Awal Bulan Puasa 23 Maret, Bagaimana Cara Penentuannya?

1 Februari 2023
bacaleg pks

PKS Terima Bacaleg Non-Kader, Banyak Juga yang Non-Muslim

1 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In