MOJOK.CO – Karena bukan bahasa ibu, ejaan bahasa Inggris orang-orang Indonesia itu kadang jatuhnya tidak sekadar salah, tapi lucu.
Saya suka tertawa geli membaca tulisan-tulisan dengan ejaan bahasa Inggris yang salah di tempat-tempat umum.
Misalnya warung minuman yang menuliskan sedia mijon, pokariswet, prutang, milsex, dan koka kola pada spanduk warungnya. Contoh lain tulisan spanduk warung makan: sedia seefoot dan pret ciken.
(((pret ciken)))
Ada salon yang menuliskan dengan anggun: melayani faisal dan crime bad pada kaca beningnya yang sedikit mulai buram. Apakah maksud dari ejaan bahasa Inggris kayak gitu itu, si salon cuma melayani orang yang bernama Faisal dan pelaku kriminal?
Parahnya lagi ada iklan jasa terjemahan yang menuliskan “Terima Translet” bahasa Inggris pada papan iklannya. Kebayang kan hasil “translet”-nya bakal gimana?
Meminjam istilah Iqbal Aji Daryono, seorang kolomnis terkenal, dijamin hasil terjemahannya akan menimbulkan “tikungan” yang membuat pikiran pembaca akan berkelok-kelok bahkan mungkin tidak pernah kembali ke jalur utama. Hahaha.
Momen lain yang membuat saya tertawa geli soal kesalahan ejaan bahasa Inggris adalah ketika membaca WhatsApp dari salah satu vendor percetakan langganan. Si vendor mengabarkan bahwa orderan saya sepertinya terlambat dari rencana semula karena mesin cetaknya jaim.
Butuh beberapa saat bagi saya untuk mencerna maksud isi WhatsApp itu. Kenapa mesin itu bisa-bisanya jaim alias jaga image. Seperti apa mesin yang jaga image itu? Jangan-jangan ada makna harfiah yang saya tidak tahu.
Sesaat kemudian pertanyaan saya terjawab setelah ada kiriman gambar sebuah mesin cetak dan seseorang yang berdiri di sampingnya dengan kondisi baju dan tangan kotor terkena tinta.
Oalah, maksudnya mesin jaim itu mesinnya jammed alias macet tho. Hiks.
Saya pernah terdiam beberapa saat di depan sebuah counter service HP untuk mencerna kata-kata servis kifet macet. Lalu terkekeh sesaat kemudian ketika menyadari yang dimaksud kifet adalah keypad.
Saya sempat menduga sebelumnya kalau kifet berasal dari bahasa Arab. Kalau tidak percaya, coba lafalkan!
Saking seringnya saya menemukan kelucuan-kelucuan ejaan bahasa Inggris seperti itu, membuat saya sedikit under estimate. Pernah suatu waktu, saya ingin mencuci motor ke tempat cucian. Sebagai orang baru di lingkungan itu, saya belum tahu tempat cucian motor terdekat.
Singkat cerita, saya berkeliling untuk mencari tempat cucian motor. Hingga saya melihat plang dengan tulisan “STIM 100 meter” dengan gambar panah.
Saat sudah mencapai kurang lebih 100 meter, saya belum menemukan ada tanda-tanda tempat cucian motor. Saya maju lagi sekitar 100 meter. Bisa jadi perkiraan jarak saya salah. Tapi rasa-rasanya ini sudah terlalu jauh.
Jujur saja, kalau informasi jarak berasal dari sebuah plang atau papan, saya cenderung lebih percaya karena beberapa kali terbukti memang benar jaraknya segitu. Tapi kalau jaraknya diucapkan oleh seseorang yang kita tanyai di jalan, bisa-bisa 100 meter yang dimaksud adalah 1000 meter.
Balik ke pencarian tempat cucian motor, saya putuskan untuk putar balik sambil lihat sekeliling, menoleh kanan kiri seperti kurir yang sedang mencari alamat. Kebetulan tidak ada orang lewat yang bisa ditanyai.
Tiba-tiba perhatian saya tertuju pada bangunan besar bertingkat dua. Di depannya ada plang beton besar berwarna kuning dengan tulisan berwarna hitam bertuliskan SEKOLAH TINGGI ILMU MARITIM (STIM).
Hadeuh, saya pikir STIM itu maksudnya mau menuliskan “STEAM”. Ambyar.
Di lain waktu saya seperti mendapat azab sebab sering menjadikan kesalahan-kesalahan ejaan bahasa Inggris itu sebagai sebuah kelucuan. Waktu itu saya dan anak saya sedang antri membeli ayam goreng di salah satu gerai fast food.
Saat tiba giliran kami, mbak pelayan tanya. “Mau makan di sini atau bungkus, Pak?”
Supaya terdengar keren, saya jawab menggunakan istilah bahasa Inggris. “Take home pay, Mbak!” jawab saya lantang. Maksud hati ingin menjawab take away.
Dengan ekspresi bingung si mbak minta saya mengulangi. Sadar ada yang salah buru-buru saya jawab.
“Bungkus, Mbak!”
Daripada tetap keukeuh menggunakan istilah bahasa Inggris, malah nanti terucap home and away atau far away atau take care atau apalah istilah lain yang tidak relevan sama sekali.
Sejak mengalami keapesan karena underestimate dan terpeleset saat berniat sok keren, maka saya segera melakukan tobat nasuha untuk tidak lagi menertawakan kesalahan-kesalahan ejaan bahasa Inggris itu.
Toh, pada kenyataannya saya sendiri juga bagian dari orang yang layak ditertawakan pula. Buktinya, saya langsung dipertemukan dengan azabnya.
Azab yang langsung saya bayar kontan, bahkan sampai bayar bunganya sekalian.
BACA JUGA Mengungkap Kategori Tukang Rese Bahasa dan ESAI menarik lainnya.
Penulis: Isna Afika
Editor: Ahmad Khadafi