Kontradiksi Abal-abal Menjelang Munas Golkar - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Kontradiksi Abal-abal Menjelang Munas Golkar

Aris Santoso oleh Aris Santoso
2 Desember 2019
0
A A
munas golkar bambang soesatro bamsoet airlangga hartarto macan amandemen uud 1945 mojok.co

munas golkar bambang soesatro bamsoet airlangga hartarto macan amandemen uud 1945 mojok.co

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kontestasi pemilihan ketua umum di munas Golkar pekan ini akan menjadi tontonan menarik. Ada persaingan keras antara petahana Airlangga Hartarto dan penantang Bambang Soesatyo.

Sebagai parpol warisan Orde Baru selain PPP, Golkar masih berjaya hingga hari ini. Sementara PPP senantiasa tertatih-tatih mempertahankan eksistensinya. Identik dengan Orde Baru, namun tetap berjaya, itulah yang menjadikan Golkar fenomenal, dan segala aktivitasnya tetap menarik untuk diamati, termasuk musyawarah nasional (munas) Golkar yang akan diselenggarakan mulai Selasa besok (3 Desember 2019). Isu terbesar munas kali ini adalah soal kontestasi meraih posisi ketua umum (ketum) partai.

Kontestasi pemilihan ketum merupakan daya tarik yang lain lagi dari Golkar. Sebab, biasanya pertarungan berlangsung seru karena faksi di Golkar lumayan banyak. Coba bandingkan dengan parpol lain seperti PDIP atau Partai Demokrat yang sejak jauh hari sebelum munas atau kongres, publik sudah tahu siapa yang bakal menjadi ketumnya.

Apa yang menarik dari parpol seperti itu? Seorang jurnalis bahkan sudah bisa menyiapkan berita hasil munas mereka sebelum pemilihan terjadi. Lalu, ketika proses pemilihan ketum sedang berlangsung, si jurnalis mungkin sudah ngopi-ngopi sore karena beritanya memang sudah siap diunggah sebelum pemilihan berakhir.

Dalam munas Golkar kali ini, penantang paling serius bagi petahana (Airlangga Hartarto) adalah Bambang Soesatyo (Bamsoet). Mungkin sadar bahwa petahana bakal sulit ditaklukkan, mengingat Airlangga adalah bagian dari kekuasaan (Jokowi), Bamsoet telah merancang sebuah kontradiksi sebagai cara memperbesar ruang bagi dirinya.

Bamsoet mengajukan argumentasi, dia siap memperebutkan jabatan ketum karena Bamsoet merasa pendukungnya tengah dizalimi oleh kubu petahana. Bila ditelusuri lebih jauh, apa yang dimaksud dengan dizalimi, ternyata hanyalah pergeseran dalam posisi di parlemen. Singkatnya, anggota DPR yang dianggap sebagai pendukung Bamsoet dimutasi pada posisi yang kurang strategis. Mutasi “ringan” seperti itulah yang kemudian diistilahkan sebagai dizalimi.

Baca Juga:

capres dari ugm

Empat Kandidat Capres Berasal dari UGM, Siapa Saja Mereka?

28 Februari 2023
Bamsoet: Minelial Kurang Nasionalis, Bisa Ancam Indonesia. Milenial: Politikus Penyebabnya MOJOK.CO

Bamsoet: Minelial Kurang Nasionalis, Bisa Ancam Indonesia. Milenial: Politikus Penyebabnya

8 Agustus 2021

Apa yang bisa kita katakan atas kontradiksi kreasi Bamsoet tersebut? Secara cepat kita bisa katakan, itu adalah sebuah kontradiksi abal-abal karena konflik itu terjadi antara pihak atau kelompok yang sama-sama sejahtera. Tentu ini sangat berbeda dengan gambaran kontradiksi yang biasa kita kenal, yaitu sebuah pertarungan kelas antara kelas yang sejahtera atau mapan berhadapan dengan kelompok rakyat jelata seperti kelompok miskin perkotaan.

Pergeseran itu sebenarnya tidak terlalu signifikan juga. Khususnya dalam aspek kesejahteraan. Kesejahteraan pihak yang “dizalimi” tih hanya berkurang sedikit. Dalam hal kendaraan misalnya, mungkin dari yang sebelumnya kelas Alphard atau Lexus, kini berganti Fortuner (kendaraan favorit Bamsoet). Atau seapes-apesnya, berganti jadi Toyota Innova.

Tapi, mana mau anggota parlemen yang terhormat di Senayan naik mobil sekelas Kijang, yang belum-belum selalu mengeluh pinggangnya berasa nyeri, sebab peredam kejutnya tidak sehalus mobil yang kelasnya lebih tinggi.

Dalam pengamatan sekilas, Bamsoet terbilang politisi unik bila dihubungkan dengan tren elite politik sekarang yang umumnya anak-anak orang besar. Saat ini kecenderungan untuk kembali menuju sistem feodalisme kembali menguat. Misalnya Airlangga Hartarto sendiri, yang ayahnya seorang menteri di masa Orde Baru. Sementara Bamsoet datang dari keluarga biasa-biasa saja alias bukan anak seorang tokoh terkenal.

Ibarat dunia sepak bola, kita tidak pernah kekurangan politisi berbakat, dan salah satunya adalah Bamsoet. Namun, begitulah yang selama ini terjadi, baik talenta sepak bola maupun politik seolah menghadapi “kutukan”. Mereka menjadi sulit berkembang ketika sampai pada level “kompetisi” yang tinggi ketika tantangan di depan semakin kompleks.

Bagi politisi, situasi sulit biasa terjadi pada politisi (potensial) yang datang dari keluarga biasa-biasa saja, seperti Anas Urbaningrum atau Setya Novanto. Sementara politisi dari keluarga orang besar, selalu ada tempat untuk berlindung sementara.

Bagaimana agar Bamsoet tidak terantuk pada “kutukan” yang sama? Saya pribadi menaruh harap pada Bamsoet berdasar aspek simbolis yang pernah disandangnya. Mungkin sebagian dari kita masih ada yang ingat, pada seputar September dan Oktober, ketika sedang sedang berjuang untuk menggapai posisi Ketua MPR, Bamsoet selalu mengenakan kemeja batik dengan aksen macan di dadanya. Pertanyaannya sekarang, gambar macan yang ada di dadanya bila diandaikan sebagai pesan, hal itu ditujukan pada siapa?

Bila Bamsoet ingin diidentikan sebagai “macan”, itu artinya dia ingin disebut sebagai orang yang pantang menyerah. Anggap saja bila ia gagal di panggung munas Golkar besok, tak perlu risau, masih ada palagan yang menanti dirinya, dalam arti Bamsoet bisa menciptakan kontradiksi yang lain, yang levelnya lebih tinggi. Pada fase ini, Bamsoet bisa mengambil posisi sebagai “macan” atau lokomotif demokrasi.

Hari-hari ini sedang ramai wacana soal pemilihan presiden akan dikembalikan pada MPR. Sebuah aspirasi yang absurd sebenarnya, yang sama saja dengan memutar jarum sejarah

Para elite politik hanya memikirkan kekuasaannya saja, termasuk bagaimana agar kekuasaan itu bisa selama mungkin ada dalam genggamannya. Bila perlu kekuasaan itu dilanjutkan pada anak-cucunya. Para elite politik sungguh abai pada perjuangan aktivis-aktivis muda dekade 1970-an sampai 1990-an, yang beberapa di antaranya harus meregang nyawa demi menumbangkan rezim otoriter Soeharto (1965-1998).

Pemilihan presiden langsung, dan kemudian masa jabatan dibatasi dua kali, tak bisa dipisahkan dari perjuangan aktivis-aktivis muda di masa itu. Melihat perilaku elite politik seperti itu, jangan salahkan generasi milenial bila kelak mereka tidak menaruh respek pada elite politik era sekarang. Pada titik ini, sosok seperti Bamsoet bisa mendesain kontradiksi yang lebih canggih, tentang adanya sebuah pertentangan “kelas” antara elite politik melawan arus besar aspirasi rakyat yang ingin agar pemilihan presiden dilakukan secara langsung dan masa jabatan presiden tetap dibatasi (dua kali).

Bila Bamsoet berani pasang badan untuk kepentingan rakyat banyak, bukan sekadar pasang badan bagi para pendukungnya di parlemen, berarti Bamsoet benar-benar “macan”, sebagaimana gambar yang pernah ada di kemeja batiknya. Ekspektasi pada Bamsoet sepadan dengan posisinya sebagai Ketua MPR.

BACA JUGA Beredar Tips Menghindari Berita Tribunnews di Google atau esai ARIS SANTOSO lainnya.

Terakhir diperbarui pada 2 Desember 2019 oleh

Tags: airlangga hartartobamsoetMunas Golkar
Aris Santoso

Aris Santoso

Pengamat militer

Artikel Terkait

capres dari ugm
Kotak Suara

Empat Kandidat Capres Berasal dari UGM, Siapa Saja Mereka?

28 Februari 2023
Bamsoet: Minelial Kurang Nasionalis, Bisa Ancam Indonesia. Milenial: Politikus Penyebabnya MOJOK.CO
Pojokan

Bamsoet: Minelial Kurang Nasionalis, Bisa Ancam Indonesia. Milenial: Politikus Penyebabnya

8 Agustus 2021
Airlangga Beri Penghargaan ke Sinetron Ikatan Cinta, Jokowi Buka Munas Kadin, Netizen: Tidak Peka mojok.co
Kilas

Airlangga Beri Penghargaan ke Sinetron Ikatan Cinta, Jokowi Buka Munas Kadin, Netizen: Tidak Peka

2 Juli 2021
Tugas Airlangga Hartarto Memang Mengkritik Anies Baswedan dan Menolak PSBB psbb mojok.co
Esai

Tugas Airlangga Hartarto Memang Mengkritik Anies Baswedan dan Menolak PSBB

12 September 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Lionel Messi dan Mantra Barcelona Bernama Expelliarmus

PNS Dilarang Ikut Reuni 212, Lah Kok Gubernur Anies Baswedan Hadir Pakai Seragam Dinas?

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
munas golkar bambang soesatro bamsoet airlangga hartarto macan amandemen uud 1945 mojok.co

Kontradiksi Abal-abal Menjelang Munas Golkar

2 Desember 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

kuliah politik di masjid

Jadwal Kuliah Umum Masjid Kampus UGM Selama Ramadan, Intens Bahas Politik

25 Maret 2023
rekomendasi 5 drakor politik

Rekomendasi 5 Drakor Bertema Politik, Cocok Buat Maraton Nunggu Buka Puasa!

25 Maret 2023
ciuman saat puasa mojok.co

Hukum Mencium Pasangan saat Puasa, Bikin Batal?

25 Maret 2023
perguruan tinggi muhammadiyah mojok.co

5 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Terbaik di Indonesia

25 Maret 2023
Ketum PP, Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan komentar terkait larangan bukber pejabat di UMY, Jumat (24/03/2023). MOJOK.CO

Kata Ketua PP Muhammadiyah tentang Larangan Bukber Pejabat dan ASN

25 Maret 2023
Duduk perkara penutupan patung Bunda Maria di Kulon Progo. MOJOK.CO

Duduk Perkara Penutupan Patung Bunda Maria di Kulon Progo

24 Maret 2023
alan Sunyi Kiai Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Dibuat Menjadi Misteri Abadi. MOJOK.CO

Jalan Sunyi Wangsa Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Menjadikan Leluhur Sebagai Misteri Abadi

24 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In