Masa Depan Agama-agama Dunia - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Beranda Esai Kolom

Masa Depan Agama-agama Dunia

Ulil Abshar Abdalla oleh Ulil Abshar Abdalla
23 Mei 2020
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Agama akan terus ada, tetapi pikiran-pikiran yang menentang agama dan keberadaan Tuhan juga akan terus ada.

Manusia memiliki watak yang menarik, yaitu cenderung “terburu-buru” untuk meloncat kepada suatu kesimpulan berdasarkan data-data yang terbatas. Pikiran manusia memiliki tipuan-tipuan “logis” yang biasa disebut dengan “fallacy”. Ini kecenderungan yang alamiah.

Untungnya, kesimpulan yang buru-buru biasanya langsung dikoreksi oleh kesimpulan lain, atau oleh data empiris. Dengan cara demikianlah pengetahuan manusia mengalami kemajuan setindak demi setindak.

Salah satu contohnya adalah prediksi bahwa agama akan “mati” oleh pencerahan rasional yang datang dari Eropa Barat, oleh cara berpikir baru yang saintifik, oleh metode pengetahuan modern yang positivistik.

Sarjana-sarjana besar yang dianggap sebagai pendiri sosiologi dan psikologi modern—August Comte, Herbert Spencer, Émile Durkheim, Max Weber, Karl Marx, Sigmund Freud—meramalkan bahwa agama akan merosot, jika tidak malah hilang sama sekali dengan datangnya masyarakat industrial.

Teori sekularisasi yang dominan hingga tahun 70an memprediksi: bahwa proses-proses modernisasi dalam masyarakat tradisional akan membuat agama terdesak ke pinggiran.

Baca Juga:

menikah beda agama MOJOK.CO

MK Tolak Permohonan Nikah Beda Agama, Pupus Harapan Banyak Pasangan

2 Februari 2023
Anak muda lintas agama

Perbedaan Keyakinan Jadi Masalah Sensitif, Srawung Pertemukan Orang Muda Lintas Agama

7 Agustus 2022

Untuk sementara, prediksi ini benar, hingga waktu tertentu. Tetapi perkembangan-perkembangan belakangan menunjukkan bahwa agama tidak mati, tidak terdesak ke pinggiran, bahkan menampakkan gejala kebangkitan kembali dan mulai merebut “ruang tengah” dalam masyarakat modern.

Ahli ilmu politik Perancis, Olivier Roy, pernah menyebut gejala ini sebagai “la revanche du Dieu,” pembalasan dendam oleh Tuhan. Sejak dekade 70an, terjadi trend global yang mengindikasikan kembalinya agama ke tengah-tengah masyarakat, termasuk di Barat sendiri.

Lalu, bagaimana dengan masa depan agama?

Saya tentu tidak bisa meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan. Tetapi jika saya diharuskan membuat semacam prediksi (dan semoga saya tidak masuk dalam jebakan keterburu-buruan di sini!), maka inilah yang bisa yang bisa saya katakan: bahwa baik teokrasi-keras atau pun sekularisasi total, tak akan pernah terjadi kapanpun.

Ada dua pihak yang akan dikecewakan sejarah. Yang pertama adalah mereka yang “bermimpi” bahwa dunia bisa ditaklukkan sepenuhnya di bawah kendali agama, dan manusia dipaksakan seluruhnya untuk mengikuti “hukum Tuhan” sebagaimana mereka tafsirkan.

Inilah mimpi yang dalam bentuknya yang paling vulgar dimiliki oleh ISIS dan simpatisannya. Mereka bermimpi bisa memutar sejarah dunia secara radikal dan menegakkan “teokrasi” yang keras sebagaimana pernah terjadi di masa lampau. (Sebagai catatan: teokrasi atau khilafah yang mereka bayangkan itu tidak pernah terjadi kapanpun dalam sejarah Islam, termasuk pada masa Kanjeng Nabi sendiri!).

Yang kedua adalah mereka yang juga bermimpi bahwa dunia bisa dibersihkan seluruhnya dari “metafiska tradisional,” dari agama, dari Tuhan. Dengan kata lain, dunia yang disekularisasikan in toto. Kelompok sekularis-keras ini memiliki suatu gambaran dunia ideal di mana manusia seluruhnya akan menjadi “rasional,” bertindak atas dasar pertimbangan-pertimbangan akal, tanpa melibatkan pertimbangan yang bersifat transendental, ilahiah.

Kedua “mimpi” ini, menurut saya, tidak akan pernah terjadi. Gagasan seperti ini akan terus berhenti sebagai “utopia” yang tak akan pernah mewujud di bumi. Baik kaum yang menghendaki tegaknya teokrasi dan berkuasanya hukum Tuhan secara penuh di muka bumi, maupun kaum yang menginginkan bumi yang dibersihkan seluruhnya dari Tuhan – keduanya akan dikecewakan oleh sejarah.

Agama akan terus ada, tetapi pikiran-pikiran yang menentang agama dan keberadaan Tuhan juga akan terus ada. Agama dan sekularisme (dalam berbagai bentuknya: yang keras atau lunak) akan terus ada, dan hidup berdampingan.

Kedua “modus hidup” ini, yaitu modus hidup yang berketuhanan (teistik) dan modus yang sekularistik, akan selalu hadir hingga kapanpun. Malahan, jika menggunakan cara pandang yang “unitive” sebagaimana saya tulis dalam bagian yang lalu, keseimbangan alam justru membutuhkan kedua modus hidup ini.

Baik modus hidup yang relijius atau sekular, dalam cara pandang ontologis atau wujudiah (bukan secara teologis!), adalah bagian dari “iradah” atau kehendak Tuhan. Secara teologis dan moral-etis, Tuhan jelas tidak menyuruh (al-amr) manusia untuk menyangkal keberadaan-Nya. Tetapi secara ontologis, Tuhan “menghendaki” dunia yang isinya berbagai-bagai: ada yang beriman, ada yang tidak. Kedua jenis manusia ini memiliki fungsinya masing-masing dalam “the grand scheme of things”.

Dengan pandangan seperti ini, kita, sebagai manusia beriman, tidak usah risau jika ada yang menyangkal keberadaan Tuhan, dan menafikan agama. Seorang beriman yang melihat segala hal sebagai manifestasi af‘al atau tindakan Tuhan, tak akan pernah risau dengan keragaman yang ada di dunia, termasuk keragaman cara hidup.

Agama akan selalu ada, tetapi kritik atas agama juga akan selalu ada. Masing-masing tidak akan bisa memusnahkan yang lain. Sejarah dunia tidak ditentukan secara “linier” oleh satu corak “keimanan” tertentu.


Tulisan ini adalah akhir dari kolom khusus “Wisata Akidah Bersama al-Ghazali” yang diampu oleh Ulil Abshar Abdalla dan tayang setiap hari pada bulan Ramadan 1441 H.

Terakhir diperbarui pada 23 Mei 2020 oleh

Tags: Agamaal-ghazaliulilWisata Akidah
Ulil Abshar Abdalla

Ulil Abshar Abdalla

Cendikiawan muslim.

Artikel Terkait

menikah beda agama MOJOK.CO
Kilas

MK Tolak Permohonan Nikah Beda Agama, Pupus Harapan Banyak Pasangan

2 Februari 2023
Anak muda lintas agama
Kilas

Perbedaan Keyakinan Jadi Masalah Sensitif, Srawung Pertemukan Orang Muda Lintas Agama

7 Agustus 2022
DN Aidit
Arsip

Etika Kaum Komunis Tidak Memaksa Mereka yang Beragama Meninggalkan Kepercayaannya

27 April 2022
Hindu di Kasuran: Pindah Agama Karena Peristiwa 1965
Susul

Hindu di Kasuran: Peristiwa 65 yang Mengubah Keyakinan

3 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
wajah jelek

Tips Buat Lelaki Bertampang Jelek Biar Bisa Punya Pacar

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tentang Kedermawanan Tuhan Menurut Al-Ghazali

Masa Depan Agama-agama Dunia

23 Mei 2020
Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU / satu abad yang Gini-gini Aja MOJOK.CO

Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja

28 Januari 2023
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
Mencoba Lawson yang Baru Buka: Oden Enak yang Harganya Nggak Enak Buat UMR Jogja MOJOK.CO

Mencoba Lawson yang Baru Buka: Oden Enak yang Harganya Nggak Enak Buat UMR Jogja

29 Januari 2023
Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023
bisnis raffi ahmad mojok.co

Nama-nama Penting di Balik Gurita Bisnis Raffi Ahmad

30 Januari 2023
PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023

Terbaru

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023
ratu tisha pssi

Ratu Tisha Bicara Soal Memajukan Sepak Bola Perempuan, Bagaimana Caranya?

4 Februari 2023
wali kota blitar mojok.co

Dendam sang Senior di Balik Perampokan Rumah Wali Kota Blitar

4 Februari 2023
perbedaan reboot dan restart mojok.co

Ini Perbedaan Reboot dan Restart Biar Kamu Nggak Asal Pencet

4 Februari 2023
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
politisi perempuan mojok.co

Alasanku Mengubur Mimpi Jadi Politisi Perempuan

3 Februari 2023
uang pangkal ugm mojok.co

Rencana Uang Pangkal UGM Ramai Ditolak: Menyusahkan Mahasiswa dan Tidak Relevan

3 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Podium
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In