Kalau Alis Perempuan Bercadar Masih Dibilang Menggoda, Kenapa Kamu Tak Pakai Kacamata Kuda Aja?

Zara, Posting Video Pribadi Emang Hak Kamu, tapi Hak Itu Nggak Bebas Konsekuensi perempuan edgy kalis mardiasih mojok.co

MOJOK.COAlis ibu-ibu atau perempuan yang bercadar dibilang menggoda iman laki-laki. Hal itu disampaikan dalam sebuah video ceramah ustaz.

Beranda YouTube berseliweran video ceramah seorang ustaz, ehem, tentu saja yang dimaksud ustaz dalam kasus ini adalah ustaz laki-laki. Thumbnail video tersebut bertuliskan: “Ya Ukhti, alismu adalah fitnah bagi kami laki-laki. Tutupilah.”

Pertama kali baca perintah nutupin alis itu, respons yang langsung terpikir adalah apakah alis ini harus dicukur semua biar seperti anakan tuyul? Atau mesti ditutup semua pakai foundation trus digambar ulang alisnya pakai desain alis api neraka biar tidak menggoda? Males juga kan soalnya malah bikin boros make up.

Agar tidak menjadi netizen yang hobi baca judul tapi tidak menonton isi, akhirnya dengan baca bismillah, saya tonton video itu. Penasaran, ada apa masalah apa Bapak Ustaz dengan alis perempuan?

Dan, jujur. Dulu, kalau nyimak pengajian yang isinya bermasalah dengan keberadaan perempuan, paling cuma geli aja. Sekarang lama-lama kok jadi takut, ya?

“Alis ibu-ibu yang bercadar itu menggetarkan dan menggoda kami laki-laki….”

Begitulah isi videonya. Kalimat itu disampaikan dengan artikulasi yang lumayan menakutkan, sudah seperti om-om di sinetron Suara Hati Istri yang mau nyulik Zahra si anak di bawah umur itu.

Ternyata, sudah bercadar saja dibilang alis perempuan membuat laki-laki bergetar dan tergoda. Bukan vibrator saja yang hobi bergetar. Laki-laki lihat alis ternyata juga bergetar.

Dan sayangnya, laki-laki lain jarang protes. Seharusnya, ada aliansi laki-laki yang membela hak-hak mereka karena tidak setuju jika laki-laki selalu dianggap dikit-dikit tergoda dan dikit-dikit bergetar.

Saya mulai berpikir, takut nggak sih, kalau bersama laki-laki yang tidak wajar begini di ruang publik? Pasti merasa nggak aman banget.

Dalam ceramahnya, dikasih contoh, ada penjual buah dan bercadar tapi alisnya bagus. Terus, itulah katanya yang menggoda.

Kenapa dia beli buah sambil lihat-lihatin alis sampai bergetar? Mengerikan betul.

Kapan hari juga ada twit dari seorang laki-laki yang menyatakan, “Memangnya gampang menahan nafsu?”

Ngeri banget. Ada laki-laki yang menyatakan diri secara terbuka nggak bisa menahan nafsu, yang artinya ia berpotensi jadi pemerkosa atau pelaku pelecehan seksual. Seharusnya makhluk jenis ini haram hukumnya berada di luar rumah.

Lanjut, mari membaca komentar-komentar dari sesama perempuan di channel itu yang surprisingly malah menyalahkan sesama perempuan.

“Iya tuh kalau sudah bercadar nggak usah itu pake celak dan lain-lain,” katanya.

Konon, saya pernah mendengar, ada kelompok perempuan dalam pengajian yang senang menjadi ekslusif karena terlalu sering mendapat materi bahwa keekslusifan itulah yang membuat mereka mulia.

Ketika para perempuan ini menutup diri, berada di dalam rumah, mereka disebut sebagai perempuan berbeda yang tak terpengaruh godaan akhir zaman, mereka diibaratkan berlian yang tak tersentuh, sehingga mereka lebih mulia.

Namun diam-diam, karena tak pernah keluar rumah dan insecure, serta ingin tahu terhadap apa yang diperbuat pasangannya di luar rumah, eh jadinya malah punya rasa curiga yang besar kepada sesama perempuan. Jadi benci dengan perempuan yang memakai pakaian berbeda, berdandan berbeda, beraktivitas berbeda.

Pikirannya tak berbeda dengan pandangan usang yang menganggap perempuan berbuat segala sesuatu untuk laki-laki. Padahal, nyata-nyata bukan. Perempuan berbuat sesuatu untuk kesenangan dirinya sendiri.

Kembali lagi ke laki-laki yang takut pada alis perempuan. Kalau saya punya keluarga laki-laki yang secara terbuka menyatakan diri tak sanggup menahan nafsu, malah saya buru-buru akan bilang ke dia.

“Jadi kamu sama alis saja tidak bisa menahan nafsu? wah lebih baik kamu di rumah saja ya. Kamu berbahaya buat masyarakat. Nanti kalau pengen keluar, kamu mesti didampingi wali atau mahram agar tidak melecehkan orang lain di ruang publik ya.”

Kalau perlu, tawarkan kepada laki-laki tersebut apakah ia memerlukan kacamata kuda agar bisa jalan menunduk tanpa menoleh ke sana kemari, juga perlu sempak besi berkunci yang kuncinya dipegang wali.

Kalau dalam ceramah umum saja mengaku tergoda kepada perempuan di ruang publik, bagaimana kalau berada di ruang tertutup?

Ya Akhi, matamu adalah fitnah bagi kami, kaum perempuan.


Kamu bisa baca kolom Kelas-Kalis lainnya di sini. Rutin diisi oleh Kalis Mardiasih, tayang saban hari Minggu.

Exit mobile version