MOJOK.CO – Tak selamanya kisah cinta yang nggantung itu nggak sweet, Wiro Sableng dan Bidadari Angin Timur membuktikannya.
Selasa, 20 Oktober 2020 kemarin, pasangan seleb Vino G. Bastian dan Marsha Timothy merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-8. Mereka pun kemudian meluapkan kegembiraan mereka dengan sama-sama mengunggah foto romantis mereka di Instagram dengan caption yang tentu saja uwu setengah mampus dan sanggup membuat siapa pun jomblo yang membacanya langsung baper dan iri seketika.
Begitu foto dari akun kedua pesohor tersebut menyapa linimasa pagi ini, saya kontan teringat pada Wiro Sableng dan Bidadari Angin Timur. Andai saja almarhum Bastian Tito masih hidup, akankah ia menjodohkan Pendekar 212 dengan sang bidadari dalam kisah rekaannya? Sebagaimana Vino anaknya yang memerankan Wiro Sableng yang ternyata berjodoh dengan Marsha yang memerankan Bidadari Angin Timur.
Pertanyaan sama bisa jadi menggelayuti benak banyak pandemen Wiro Sableng. Maklum, untuk menegaskan bahwa pendekar rekaannya begitu ganteng memesona lahir dan batin, Bastian Tito terus menghadirkan sosok-sosok wanita cantik dan mempesona di sekeliling Wiro. Mulai dari yang sekedar jadi objek jowal-jawil, “korban” kekonyolan tingkahnya, sampai yang kisahnya bener-bener bikin baper.
Kejahilan Wiro pada perempuan cantik bertebaran di banyak episode. Misalnya pada Sri Kemuning yang jadi blingsatan sendiri akibat dikecup lehernya oleh sang pendekar. Susah payah Kemuning mencari alasan ketika suaminya, Adipati Jatilegowo, mengetahui perihal bekas cupang merah di leher istrinya itu.
Padahal Wiro mengecup leher Kemuning hanya untuk melepaskan totokan wanita itu, tiada lebih. Memang Wiro adalah pemuda ganjen, tapi dia bukan playboy apalagi penjahat kelamin. Cinta Wiro utuh dan suci hanya untuk Bidadari Angin Timur seorang.
Nah, kisah kasih Wiro dengan Bidadari Angin Timur ini tak bisa tidak adalah contoh yang bikin baper. Bahkan mungkin paling baper seantero jagat asmara sang pendekar. Semua penggemar Wiro Sableng tahu betapa besar cinta sang bidadari pada Wiro, begitu pula sebaliknya.
Tak terhitung berapa kesempatan di mana Bidadari Angin Timur rela mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan Wiro. Pun Wiro Sableng, yang dapat dalam seketika bersulih rupa jadi Wiro Sangar (dan tidak sableng lagi) saat mengetahui bidadari pujaan hatinya dicelakai.
Hanya Bastian Tito yang tahu kenapa keduanya terus saja asyik sendiri dengan perasaan masing-masing sehingga berkubang dalam hubungan tanpa status. HTS. Asmara mereka menggantung selama ratusan episode.
Bayangkan, bagaimana nggak HTS kalau baik Wiro maupun Bidadari Angin Timur ogah mengakui rasa suka satu sama lain. Pernah sih Wiro bilang cinta ke Bidadari, tapi ya sebatas itu saja. Itupun ucapannya keluar dalam suasana penuh amarah antara keduanya akibat salah paham.
Sebaliknya, Bidadari Angin Timur justru lebih senang menyembunyikan perasaannya. Misalnya ketika ia tahu Wiro berniat membunuh Puti Andini demi membela dirinya. Dibela cowok ganteng berbadan atletis lagi sakti mandraguna, cewek biasa sih mestinya seneng dong ya. Tapi tidak demikian dengan Bidadari Angin Timur, dia B aja. Maklum, dia bukanlah cewek biasa. Dari namanya saja sudah nggak biasa. Sudahlah bidadari, masih pula ditambah angin timur. Untung nggak ketambahan kata “tragedi” atau “tengah” di belakangnya.
Kendati demikian, Bidadari Angin Timur pernah pula merasa begitu hancur hatinya saat mendengar kabar Wiro menikahi Luhrembulan. Ia menangis dan terus menangis. Memang sih itu hanya nikah settingan, tapi kan Si Bidadari nggak tahu.
Wanita yang tubuhnya kayak menebar aroma harum melati ini juga jadi sosok paling pencemburu pada siapa saja wanita yang akrab dengan Wiro. Pada Puti Andini, pada Anggini, pada Ratu Duyung, bahkan terhadap Bunga yang berwujud arwah saja Bidadari bisa menaruh cemburu.
Khusus pada Ratu Duyung, stok cemburu Bidadari Angin Timur seolah tak habis-habis. Ia menganggap Ratu Duyung sebagai pesaing terberatnya dalam mendapatkan cinta Wiro. Ketika dalam satu kesempatan ia melihat Wiro membelai rambut Ratu Duyung, cuma membelai sambil lalu lho padahal, Bidadari sudah dirayapi cemburu yang kadarnya sangat kesumat.
Nggak kebayang kalau Bidadari Angin Timur sampai tahu Wiro pernah berdua-duaan telanjang bulat bersama Ratu Duyung. Bakal sebesar apa ya rasa cemburunya?
Di sini cinta, di sana cinta, sayangnya hubungan mereka tak pernah kemana-mana. Agaknya Wiro merasa ia lebih baik terus membujang saja sepanjang pengembaraannya menegakkan kebetulan, eh, kebenaran. Atau mungkin pendekar kita ini telah belajar dari pengalaman, betapa akibat dibutakan cinta, ia kemudian dengan mudah dikadali oleh Pangeran Matahari, musuh bebuyutannya itu, sehingga Wiro sampai harus kehilangan Kitab Putih Wasiat Dewa.
Bidadari Angin Timur pun pada akhirnya tak pernah memaksakan perasaannya pada Wiro. Ia tipe wanita yang sudah sangat bahagia oleh berbalasnya rasa cinta, meski tak sampai memiliki. Ia sudah sangat senang Wiro memberikan perhatian lebih kepadanya dibanding kepada wanita-wanita lain, meski sekedar remasan tangan belaka.
Saya membayangkan, andai saja Batu Pembalik Waktu mengantar Bidadari Angin Timur ke masa kini, lalu dirinya nongkrong di kafe dan nggak sengaja dengar lagu Gantung-nya Melly Goeslaw. Duh, besar kemungkinan hatinya serasa disayat-sayat sembilu selama 3 menit 41 detik.
Tak seperti Melly yang “mengancam” akan meninggalkan sang kekasih hati yang telah menggantung kisah asmaranya, Bidadari Angin Timur pastilah memilih untuk menunggu. Terus menunggu. Ia tahu Wiro sangat mencintainya, ia pun begitu mencintai Wiro, dan itu sudah cukup baginya.
Ah, tampaknya susah untuk tidak mengakui bahwa hubungan Wiro Sableng dan Bidadari Angin Timur merupakan kisah asmara nggantung paling sweet dan uwu yang pernah ada di dunia cerita silat.
BACA JUGA Perempuan-Perempuan Wiro Sableng: Sakti di Jalan, Drama di Perasaan