Kisah Bongkar Makam Tua lalu Ditemukan Kerangka Babi Hutan di Liang Lahatnya - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai Khotbah

Kisah Bongkar Makam Tua lalu Ditemukan Kerangka Babi Hutan di Liang Lahatnya

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
7 September 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Apa yang kamu lakukan saat membongkar sebuah makam tua, lalu di dalamnya bukan manusia yang dikubur tapi malah babi hutan?

Fanshuri terpogoh-pogoh mendatangi Kiai Kholil. Baru saja ada kabar aneh dari kampung tetangga dan Fanshuri merasa perlu menceritakannya kepada Kiai Kholil sebagai tokoh kampung. Kejadian yang membuat geger banyak orang.

Geger-geger ini bermula dari rencana pemugaran makam di daerah tetangga kampung Kiai Kholil yang memang akan ada pembangunan jalan raya besar-besaran. Salah satu efek dari pembangunan adalah membongkar makam-makam tua yang sebagian besar makam tak dikenal.

Anehnya, ketika akan membongkar salah satu makam yang sudah sangat tua dan tidak dikenal, semua pekerja pembongkaran menemukan hal ganjil. Salah satu makam yang dibongkar tidak berisi kerangka manusia melainkan kerangka babi hutan. Tentu saja desas-desus bahwa jenazah yang dikubur di makam tersebut sudah kena azab segera muncul.

Kiai Kholil yang mendengar cerita dari Fanshuri sempat terkejut.

Baca Juga:

Menyusuri Jejak Cinta Kalinyamat, Ratu Pemberani dari Jepara

Malam di Makam Raden Bagus Khasantuko, Anak Raja yang Memilih Keluar dari Keraton

Makam Kaum Elite Inca Berusia 500 Tahun Ditemukan di Bawah Rumah

“Beneran, Pak Kiai. Ini tanda orang tersebut kena azab apa ya?” tanya Fanshuri setelah bercerita soal pembongkaran makam tersebut.

Kiai Kholil merebahkan diri sejenak. Merenung dan berpikir.

“Sudah dibongkar lagi sampai bawah?” tanya Kiai Kholil.

“Dibongkar gimana maksudnya Pak Kiai?” tanya Fanshuri bingung.

“Ya dibongkar lagi. Coba imbau para pemugar makam itu supaya bongkar lagi makam itu sampai yang terbawah. Ke dasar lagi,” kata Kiai Kholil.

Fanshuri tidak mengerti dengan permintaan Kiai Kholil. Bingung.

“Silakan pugar lagi sampai ke bawah. Kalau tidak ditemukan sesuatu saya tidak bisa komentar banyak, tapi kalau ada sesuatu di bawah liang lahat kerangka babi hutan itu, maka saya bisa jelaskan fenomena apa yang sedang kalian saksikan itu,” kata Kiai Kholil.

Meski bingung dengan perintah Kiai Kholil, Fanshuri pun undur diri untuk memenuhi permintaan yang sama-sama ganjil ini.

Keesokan harinya, Fanshuri kembali mendatangi kediaman Kiai Kholil. Tentu setelah memenuhi permintaan Kiai Kholil untuk meneruskan bongkar makam itu sampai ke dasar terbawah.

“Jadi, apa yang kalian temukan?” tanya Kiai Kholil sebelum Fanshuri sempat menjelaskan.

“Jenazah manusia, Pak Kiai. Ada jenazah orang. Kerangka manusia. Betul seperti dugaan Kiai Kholil, ternyata kerangka babi hutan itu tidak sendiri. Ternyata babi hutan itu dikubur bersama di liang lahat bareng manusia, tapi posisi babi hutannya ada di atasnya,”

“Masya Allah. Subhanallah,” kata Kiai Kholil mengelus dada.

“Itu ada apa, Pak Kiai? Kenapa ada makam seperti itu? Pak Kiai Kholil tahu sesuatu?” tanya Fanshuri buru-buru.

“Aku sudah menduganya. Ternyata di daerah sekitaran kita pada zaman dahulu ada yang ikut thariqah yang sangat tua yang pernah hidup di Nusantara,” kata Kiai Kholil.

“Pengikut thariqah? Thariqah apa Pak Kiai, kok sampai ekstrem begitu?” tanya Fanshuri semakin penasaran.

Kiai Kholil masih tampak terkejut meski Fanshuri sudah memberondong banyak pertanyaan seperti itu.

“Sebentar, Fan. Aku perlu waktu untuk menjelaskan ini agar kamu tidak salah mengerti,” kata Kiai Kholil.

Fanshuri lalu terdiam, bersiap-siap menerima penjelasan akan fenomena ganjil yang baru saja terjadi di kampung sebelah.

“Jadi, Fan. Pada zaman dulu, di Nusantara ini ada salah satu thariqah yang sangat tua masuk. Jika sekarang ini masih ada thariqah Qadiriyah sampai Naqsabandiyah, maka pada era terdahulu pernah ada thariqah namanya Malamatiyah atau Maulanatiyah,” kata Kiai Kholil.

“Ada apa dengan thariqah itu, Pak Kiai?” Fanshuri kembali tidak sabar.

“Thariqah ini didirikan oleh Syaikh Hamdun bin Ahmad bin Ammarah Al-Qushar dari Khurasan, Iran. Thariqah ini pada prinsipnya merupakan bentuk protes terhadap lelaku ibadah pada simbol-simbol formal. Sebuah kritik terhadap bungkus-bungkus ibadah sebagai usaha untuk menyucikan hubungan seorang manusia dengan Tuhannya. Salah satu prinsipnya adalah mencela diri sendiri,” jelas Kiai Kholil.

“Mencela diri sendiri? Maksudnya Pak Kiai?” tanya Fanshuri.

“Contoh termudah misalnya dengan mengakhirkan salat di akhir waktu. Agar orang lain di sekitarnya melihat si pengikut ini bukan seorang muslim yang taat. Atau sering tidur di masjid tapi kelihatan tidak pernah salat. Sampai nanti semua muslim di sekitarnya akan mengolok-oloknya. Dianggap sebagai orang yang tidak rajin ibadah, bahkan bisa sampai diejek karena cuma ‘Islam KTP’, atau bahkan sampai dianggap orang gila,” tambah Kiai Kholil lagi.

“Memang kenapa harus seperti itu Pak Kiai?”

“Harapannya agar hatinya jadi bersih dari pandangan orang-orang di sekitarnya. Tidak ingin hubungan intim dengan Tuhan diketahui oleh orang-orang. Pengikut thariqah ini akan beribadah saat memastikan tidak ada orang lain yang menyaksikan. Sembunyi-sembunyi. Menyembunyikan segala bentuk kebaikan dari pandangan orang lain karena takut muncul sifat ujub di hatinya. Meski caranya akan tergolong sangat ekstrem bagi orang di luar kelompok ini,” jelas Kiai Kholil.

“Bahkan jika kebaikan atau ibadah yang dilakukan diketahui orang lain, maka si pengikut thariqah ini akan berupaya memperburuk citranya di masyarakat. Bawa arak ke masjid misalnya, bikin masalah, agar orang lain melihatnya buruk dan penuh dosa. Mereka akan merasa malu kepada Tuhan kalau kebaikannya diketahui oleh orang lain,” tambah Kiai Kholil lagi.

Fanshuri cuma melongo kaget dengan penjelasan Kiai Kholil ini. Tapi penjelasan Kiai Kholil ini belum menjelaskan mengenai fenomena kerangka babi hutan di makam tua tadi.

“Lalu hubungannya dengan makam yang isinya kerangka babi hutan apa Pak Kiai?” tanya Fanshuri.

“Nah, lelaku ekstrem ini berlanjut bahkan sampai mati. Agar orang-orang di luar kelompok ini menganggap bahwa aliran ini sesat, tidak benar, lalu menghujatnya. Jadi ketika ada pertanyaan, ‘orang-orang seperti ini kalau mati jadi apa?’ lalu seperti yang tejadi kemarin, akan muncul dugaan bahwa orang yang mati ini kena azab karena jenazahnya berubah jadi babi hutan,” jelas Kiai Kholil.

Fanshuri menelan ludah mendengarnya.

“Bahkan sampai mati, orang-orang ini ingin dikenal karena keburukan-keburukannya. Tidak ingin dikenal karena kebaikan-kebaikannya. Semakin buruk citranya di masyarakat, berarti semakin berhasil apa yang dilakukannya,” terang Kiai Kholil kemudian.

Kali ini Fanshuri terdiam begitu lama mendengar penjelasan Kiai Kholil. Ingin rasanya bertanya, bagaimana dengan hukum thariqah ini, tapi Fanshuri memilih tidak bertanya lebih lanjut. Sebab, Kiai Kholil tidak membenarkan atau menyalahkan thariqah ini. Meski begitu, Kiai Kholi tampak memahami air muka Fanshuri yang masih dihinggapi rasa kebingungan.

“Makanya tadi aku bilang, aku perlu waktu untuk menjelaskan ini. Agar orang-orang yang baru tahu, tidak salah mengerti. Anggap saja itu sebagai pengetahuan baru. Tidak semua pengetahuan baru harus kita jalani. Karena untuk hubungan Tuhan dengan hamba-Nya, tak ada yang benar-benar tahu mana yang diridai dan mana yang tidak,” pungkas Kiai Kholil masih khawatir kalau-kalau Fanshuri menyimpulkan sesuatu yang macam-macam dari penjelasannya.

 

*) Diinspirasi dari ceramah Gus Muwafiq, Yogyakarta.

Terakhir diperbarui pada 6 September 2018 oleh

Tags: aliran sesatbabi hutandosaGus MuwafiqHamdun bin Ahmad bin Ammarah Al-QusharIranIslam KTPJenazahkerangkaKuburanmakamNaqsabandiyahorang gilaqodariyahthariqahujub
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

petilasan ratu kalinyamat mojok.co

Menyusuri Jejak Cinta Kalinyamat, Ratu Pemberani dari Jepara

29 Juni 2022
makam raden bagus khasantuko mojok.co

Malam di Makam Raden Bagus Khasantuko, Anak Raja yang Memilih Keluar dari Keraton

27 Juni 2022
Suku Inca

Makam Kaum Elite Inca Berusia 500 Tahun Ditemukan di Bawah Rumah

23 Juni 2022
petilasan gunung pasar mojok.co

Petilasan Gunung Pasar dan Misteri Kijing Pitu

20 Juni 2022
Syaeful Cahyadi: Menceritkan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan

Syaeful Cahyadi: Menceritakan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan

20 Mei 2022
makam raja-raja imogiri mojok.co

Mengenang Kebesaran Raja-Raja Jawa di Pajimatan

18 Mei 2022
Pos Selanjutnya
Rasanya Jadi Petugas Badan Pusat Statistik yang Dituduh Pro Jokowi

Rasanya Jadi Petugas Badan Pusat Statistik yang Dituduh Pro Jokowi

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kisah Bongkar Makam Tua lalu Ditemukan Kerangka Babi Hutan di Liang Lahatnya

Kisah Bongkar Makam Tua lalu Ditemukan Kerangka Babi Hutan di Liang Lahatnya

7 September 2018
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022

Terbaru

prambanan jazz 2022

Asyiknya Nonton Konser Sambil Duduk di Prambanan Jazz 2022

2 Juli 2022
money heist korea mojok.co

3 Pemeran Money Heist Korea Ceritakan Tantangan dan Momen Paling Berkesan Saat Produksi

1 Juli 2022
Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

1 Juli 2022
laman mypertamina eror mojok.co

Laman MyPertamina Eror, Sejumlah Warga Jogja Batal Daftar Pembelian BBM Subsidi

1 Juli 2022
provinsi baru mojok.co

Tiga Provinsi Baru di Papua Disetujui DPR, Persiapan Mulai Dijalankan  

1 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In