Andai Puasa Ramadan itu Nggak Wajib - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai Khotbah

Andai Puasa Ramadan itu Nggak Wajib

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
10 Mei 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kalau diberi pilihan, Fanshuri sih menginginkan bulan Ramadan itu nggak perlu ada kewajiban puasa segala. Jadi tahu-tahu langsung lebaran, kan enak tuh. Ya nggak?

“Coba kalau puasa Ramadan itu nggak wajib, Gus,” guman Fanshuri tiba-tiba saat ngabuburit bareng Gus Mut di kediamannya.

“Maksudmu, Fan?” tanya Gus Mut santai.

“Ya, iya dong. Saya kok nggak yakin sama orang-orang yang bilang kalau mereka bersuka cita menyambut puasa Ramadan. Halah, mbelgedhes. Pasti kalau mereka dikasih pilihan antara puasa atau nggak puasa, pasti kebanyakan nggak mau puasa kok, Gus,” kata Fanshuri.

Gus Mut terkekeh mendengar Fanshuri. Sambil menata kembali papan catur karena habis dikalahkan, Gus Mut cuma geleng-geleng.

Baca Juga:

Hikmah Puasa yang Sebesar-besarnya 

Berburu Pahala di Akhir Puasa dengan Al Quran Raksasa

Cerita Mudik dan Mitos Cewek Nggak Bisa Ngerawat Motor

“Jangankan puasa, Fan. Salat itu lho, kalau nggak dikenai hukum fardhu ‘ain, paling juga orang-orang nggak pada salat,” kata Gus Mut.

“Lah wong udah fardhu ‘ain aja banyak yang masih nggak salat kok, Gus,” kata Fanshuri cekikikan.

“Puasa juga,” kata Gus Mut.

“Iya, Gus. Puasa juga. Masih banyak aja kok yang nggak puasa,” kata Fanshuri.

“Makanya itu, Fan, kita puasa atau salat itu jangan dianggap sebatas ibadah. Kalau dianggap ibadah ya berat jadinya. Yang namanya ibadah wajib itu—kesannya—semuanya memberatkan. Salat, harus siap setiap lima waktu. Haji, harus sedia duit, tenaga, dan waktu. Zakat, harus keluarin duit untuk diserahkan ke orang lain. Belum ibadah-ibadah yang lain-lain,” kata Gus Mut.

“Iya, Gus, karena pada dasarnya kita ogah itu hukumnya jadi wajib kan? Ya nggak apa-apa sih, namanya kewajiban kan ya harus dijalankan. Lagian pahalanya juga banyak kan Gus?” kata Fanshuri.

“Tapi kalau cara mikirnya kayak gitu ya kamu bakal merasa puasa itu berat, Fan. Apalagi sampai ada embel-embel pamrih gitu,” kata Gus Mut.

“Maksudnya, Gus?” tanya Fanshuri.

“Ya kamu menganggap bahwa puasa itu hal yang dilakukan supaya dapat pahala. Bukan karena perintah Allah. Jadi kalau kamu nggak dapat pahala, kamu nggak puasa gitu?” tanya Gus Mut.

Fanshuri jadi kikuk.

“Ya nggak gitu juga, Gus, maksud saya. Maksud saya itu kan saya cuma bilang kalau pahala puasa itu besar, terutama puasa Ramadan,” kata Fanshuri.

“Kamu kira, menggauli istri sendiri dengan ma’ruf itu nggak dapat pahala juga?” tanya Gus Mut sambil tersenyum usil.

“Iya juga sih, tapi kan nggak sebesar puasa Ramadan, Gus,” kata Fanshuri.

“Dari mana kamu tahu pahalanya lebih besar? Emang kamu asistennya Malaikat Roqib? Sampai tahu hitung-hitungan pahala segala?” tanya Gus Mut.

Fanshuri cuma terkekeh.

“Puasa itu sebaiknya juga dianggap sebagai aktivitas yang menyenangkan juga. Seperti menggauli istri sendiri dengan baik. Kan enak tuh? Udah enak, menjalankan perintah Gusti Allah lagi,” kata Gus Mut.

“Lah? Gimana cara menikmati puasa? Orang nggak makan dan minum seharian kok dibilang menikmati, Gus. Kalau siang kita kebanyang es kelapa muda yang berembun-embun gitu kok, masa keadaan kayak gitu harus dinikmati sih?” tanya Fanshuri.

“Sekarang gini, yang bikin kita jadi nggak merasa bisa menikmati puasa itu apa?” tanya Gus Mut.

“Ya lapar sama hausnya, Gus. Hausnya sih yang lebih susah. Kalau lapar sih masih bisa ditahan-tahan lah, tapi kalau haus itu lho. Apalagi kalau hari-hari awal puasa, wah kayak tersiksa, Gus,” kata Fanshuri sambil cekikikan.

“Yang bikin kamu tersiksa itu rasa hausmu itu atau kenangan tentang rasa es kelapa muda yang muncul di kepalamu, Fan?” tanya Gus Mut.

Fanshuri bengong. Sedikit disconnect. Bingung.

“Maksudnya, Gus?” tanya Fanshuri lagi.

“Maksudnya, kalau misal ketika waktunya berbuka nanti, terus kamu akhirnya cuma dapat minum es sirup tiga sampai empat gelas lah, apa kamu masih kepingin minum es kelapa muda juga, Fan?” tanya Gus Mut.

Fanshuri tersenyum. Sekarang dia paham.

“Ya sebenarnya sih masih kepengen Gus, pasti, tapi kan mana muat perut saya kalau udah minum es sirup sebanyak itu masih mau ditambah es kelapa muda,” kata Fanshuri.

“Nah, itulah cara kerja hawa nafsu, Fan,” kata Gus Mut.

“Hah? Gimana? Hawa nafsu?” tanya Fanshuri.

“Iya, hawa nafsu. Hal yang sedang besar-besaran kita kendalikan selama bulan Ramadan ini. Nafsu itu bikin manusia jadi tamak. Memakan sesuatu yang melebihi kapasitasnya. Makan sepiring sebenarnya udah kenyang, eh malah tamak sampai 10 piring. Bahkan sampai menguasai gudangnya, jalannya, petaninya, bibitnya, sawahnya. Kayak contoh es sirupmu tadi itu. Kamu udah kenyang, tapi nafsumu masih kepingin juga minum es kelapa muda,” kata Gus Mut.

“Makanya itu perlu puasa ya, Gus?” tanya Fanshuri.

“Ya nggak cuma puasa, Fan. Semua ibadah itu memang sifatnya nggak enak karena jadi upaya manusia untuk mengendalikan nafsu. Soalnya yang enak-enak itu pasti dorongan nafsu,” kata Gus Mut.

“Emang ngapain kita perlu mengendalikan nafsu segala, Gus? Kenapa nggak sekalian kita minta Gusti Allah menghancurleburkan saja itu nafsu?” tanya Fanshuri.

“Ya nggak bisa, itu kodrat manusia. Nafsu itu meski kesannya jelek gitu juga ada gunanya, kalau nggak terkendali aja jadi berbahaya,” kata Gus Mut.

“Hah? Masa sih nafsu ada gunanya, Gus?” tanya Fanshuri.

“Ya iya dong, kalau nggak ada nafsu nggak bakal ada ilmu pengetahuan, teknologi, keragaman bahasa, adat, budaya. Tanpa nafsu, manusia itu nggak bakal bisa berkembang. Baik secara pengetahuan maupun populasi. Berkembang biak aja makhluk hidup butuh nafsu kok. Cuma bedanya, manusia punya akal untuk mengendalikannya,” kata Gus Mut.

Gus Mut lalu menambahi, “Manusia itu materi, sedangkan hawa nafsu itu non-materi. Karena materi, manusia punya batasan, sedangan nafsu karena nggak bermateri ia nggak punya batasan. Jadi bakal berbahaya kalau manusia sampai dikendalikan nafsunya sendiri, sebab nafsu itu nggak berbatas. Nggak berbatasan dengan norma, aturan, benar-benar berkebalikan dengan inangnya, alias manusianya.”

Fanshuri manggut-manggut memperhatikan.

“Misalnya, kalau aku nanya, orang diabetes itu garis batasannya apa, Fan?” tanya Gus Mut tiba-tiba.

“Nggak boleh makan gula atau yang manis-manis, Gus,” jawab Fanshuri.

“Sekarang aku tanya, apa yang membuatnya tersiksa? Diabetesnya atau kenangannya akan rasa manis yang dulu pernah dicicipnya?” tanya Gus Mut.

“Ya, kenangannya akan rasa manis itu sih, Gus,” jawab Fanshuri.

“Cara kerja nafsu itu memang begitu, Fan. Selalu menarik kita agar mau mengulangi momen kenikmatan tanpa henti, tanpa batas. Padahal manusia kayak kita ini kan terbatas secara fisik, secara umur. Makanya itu, Gusti Allah kasih beberapa kewajiban agar jadi penghalang supaya kita nggak melampaui batas. Karena kalau kita terbiasa melampaui batas, kita bakal tersiksa kalau kita sadar ternyata tubuh kita ini punya batasan.”

“Kayak orang diabetes tadi, semakin dia nggak bisa mengendalikan keinginannya makan makanan yang manis, makin tersiksa dia. Makin bisa dia kendalikan, batasan diabetes itu jadi biasa aja, nggak bikin tersiksa lagi,” kata Gus Mut.

“Artinya, puasa itu latihan untuk memberi batasan diri agar kita nggak gampang melampaui batas ya, Gus?” tanya Fanshuri.

“Iya, Fan. Sekaligus cara Gusti Allah memberi petunjuk, bahwa akal manusia itu sudah dari dulu jauh lebih kuat ketimbang nafsunya sendiri. Cuma kita aja yang nggak mau mengakuinya.”

Terakhir diperbarui pada 20 April 2021 oleh

Tags: hawa nafsuPuasapuasa ramadanRamadan
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Mr Assaat puasa

Hikmah Puasa yang Sebesar-besarnya 

1 Mei 2022
tadarus al quran raksasa mojok.co

Berburu Pahala di Akhir Puasa dengan Al Quran Raksasa

28 April 2022
cerita mudik dan mitos cewek nggak bisa ngerawat motor - oalah

Cerita Mudik dan Mitos Cewek Nggak Bisa Ngerawat Motor

22 April 2022
Para Pencari Takjil dan yang Menyebalkan dari Bukber

Para Pencari Takjil dan yang Menyebalkan dari Bukber

15 April 2022
Gus Miko Cakcoy: Wayang, Sebuah Seni untuk Ngaji

Gus Miko Cakcoy: Wayang, Sebuah Seni untuk Ngaji

11 April 2022
Ramadan, Mokah, dan Menyebalkannya Bukber

Ramadan, Mokah, dan Menyebalkannya Bukber

8 April 2022
Pos Selanjutnya

Menjadi Garang Ala Yamaha MT-15

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Andai Puasa Ramadan itu Nggak Wajib

Andai Puasa Ramadan itu Nggak Wajib

10 Mei 2019
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022

Terbaru

money heist korea mojok.co

3 Pemeran Money Heist Korea Ceritakan Tantangan dan Momen Paling Berkesan Saat Produksi

1 Juli 2022
Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

1 Juli 2022
laman mypertamina eror mojok.co

Laman MyPertamina Eror, Sejumlah Warga Jogja Batal Daftar Pembelian BBM Subsidi

1 Juli 2022
provinsi baru mojok.co

Tiga Provinsi Baru di Papua Disetujui DPR, Persiapan Mulai Dijalankan  

1 Juli 2022
roy suryo mojok.co

Roy Suryo Diperiksa 3 Jam di Polda Metro, Bantah Akun Twitternya Disita

1 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In