Sikap Penguasa Melarang Pengibaran Bendera atau Melukis Mural One Piece Justru Semakin Mengoyak Kedaulatan Bendera Merah Putih

Ketika One Piece Dilarang, Bendera Merah Putih Makin Terkoyak MOJOK.CO

Ilustrasi Ketika One Piece Dilarang, Bendera Merah Putih Makin Terkoyak. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COPernyataan yang buruk dan pelarangan kepada entitas One Piece dari penguasa justru menyebabkan bendera merah putih semakin terkoyak.

Bendera adalah simbol kedaulatan, kehormatan, dan perlawanan. Narasi perjuangan arek Suroboyo untuk mengganti bendera tiga warna Belanda menjadi dwi warna merah putih dalam pertempuran 10 November 1945 terwariskan dan terekam dalam buku sejarah. Menjelang peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, bendera merah putih terpasang di berbagai pelosok negeri.

Karena bendera, ketakutan melanda Israel. Sejak 1967, semangka telah menjadi simbol perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel. Setelah Perang Enam di tahun tersebut, Israel menduduki Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur. 

Setelah okupasi atas tanah Palestina, pemerintah Israel mengeluarkan larangan penggunaan bendera Palestina. Lebih dari bendera, segala simbol yang merujuk pada semua identitas nasional Palestina. Ini termasuk warna bendera merah, hijau, putih, dan hitam.

Pejuang Palestina menemukan buah semangka sebagai simbol perlawanan. Semua warna bendera Palestina ditemukan pada semangka: dagingnya merah, bijinya hitam, kulitnya hijau, dan terkadang bagian dalamnya berwarna putih. 

Bersiasat melawan Israel yang melarang simbol nasional resmi, para aktivis dan seniman Palestina mulai memakai semangka dalam lukisan dan mural. Semangka menjadi cara untuk melawan simbol yang tidak dapat dikriminalisasi secara langsung, seperti pengibaran bendera. Dan di sini, bender One Piece masuk.

Bermula dari ODOL 

Mulanya adalah kondisi jalan yang semakin rusak. Publik mulai bersuara, terutama di media sosial, memprotes kondisi jalan yang buruk. 

Lantaran pajak yang semakin mencekik hidup, protes publik terhadap kondisi jalan yang buruk adalah wajar. Publik merasa bahwa pajak yang mereka bayar tidak digunakan sebagaimana mestinya. 

Menjawab protes publik, pemerintah memberlakukan kebijakan larangan over dimension overloading, yang lazim disebut ODOL. Sudah menjadi rahasia umum bahwa truk yang berlalu lalang di jalan, melebihi dimensi dan muatan yang diizinkan. 

Kebijakan ini memicu banyak kontroversi, terutama dari pengusaha dan sopir truk, meskipun bertujuan untuk melindungi infrastruktur dan meningkatkan keselamatan jalan. Dari akhir Juli hingga awal Agustus 2025, sejumlah sopir truk di Jawa memasang bendera Straw Hat Pirates (One Piece) di truk mereka sebagai bentuk protes terhadap kebijakan zero ODOL.

Awalnya, aksi unjuk rasa sopir truk ini kurang mendapat simpati masyarakat. Kemacetan panjang yang disebabkan oleh penumpukan truk di jalur vital dan  terlambatnya pasien yang dibawa ambulans mendapat pertolongan medis karena terjebak di tengah kemacetan truk menjadi bensin yang membakar amarah publik di media sosial. 

Buruknya penanganan pemerintah terhadap aksi sopir truk menjadi titik balik. Korupsi yang merajalela di jalan raya oleh aparat, dan begal yang terus mengintai sopir truk di sepanjang perjalanan karena kurangnya perlindungan aparat mengubah pandangan publik. 

Alih-alih mengecam, justru semangat perlawanan sopir truk diadopsi oleh publik. One Piece terpasang dalam bentuk bendera, dan terlukiskan dalam bentuk mural. 

Baca halaman selanjutnya: Semakin dilarang, justru bendera merah putih yang terkoyak.

Politik progresif One Piece

One Piece karya Eiichiro Oda menceritakan kisah seorang anak bernama Monkey D. Luffy. Si tokok ini mengumpulkan mengumpulkan kru dengan beragam latar belakang dan berpetualang untuk mencari harta karun bernama One Piece. Siapa saja yang menemukan harta karun itu, berhak menyandang gelar Raja Bajak Laut.

Serial ini sudah berusia 27 tahun. Kini, ia telah menjadi komik terlaris kedua di dunia, melampaui judul-judul seperti Batman, Asterix, dan Spiderman

Alfredo Rosete, dalam risetnya yang berjudul “Navigating Labor and Environmental Justice with Eiichiro Oda’s One Piece (2025)” yang dimuat dalam Contemporary Asian Popular Culture Vol. 1: Squid Game, Utopias, and Dystopias menyebutkan bahwa One Piece terkenal karena sikapnya yang anti-authoritarian dan mendukung politik progresif.

Memang, One Piece karya Eiichiro Oda sering menggambarkan perjuangan melawan pemerintahan yang represif dan otoritas yang korup. Ini terlihat dalam The World Government and the Marines, yang sering digambarkan sebagai musuh. 

Serial tersebut juga membahas topik tentang kelestarian lingkungan dan pembelaan terhadap buruh. Topik ini menunjukan adanya isu resistensi dalam One Piece.

Bender One Piece yang dipilih sopir truk adalah simbol yang pas untuk menyuarakan sikap anti-pemerintah otoriter. Oligarki yang berkuasa sebenarnya telah membenturkan sopir truk dengan sesama masyarakat kelas pekerja. 

Bila dalam One Piece, oligarki itu adalah The World Government and the Marines, maka bagi sopir truk, oligarki itu adalah pemerintah yang berselingkuh dengan pengusaha. Bendera One Piece, dan juga muralnya, menjadi simbol yang menggantikan kata-kata keras dalam aksi unjuk rasa yang rentan dengan penangkapan oleh aparat keamanan. 

Pilihan penggunaan simbol One Piece, mirip dengan penggunaan simbol semangka di Palestina. Siasat melawan rezim dengan memanfaatkan budaya populer.

Pertarungan ideologi

Penelitian lain dari Thomas Zoth berjudul “The Politics of One Piece: Political Critique in Oda’s Water Seven (2011)” menyoroti tentang adanya pertarungan ideologis dalam One Piece

Bukan sekadar menganalisis narasi pertarungan dalam One Piece secara denotatif,  Thomas Zoth menemukan adanya pertarungan ideologis. Para protagonis, yang dipimpin oleh Monkey D. Luffy, mewujudkan nilai-nilai seperti kebebasan, persahabatan, dan ketekunan. 

Musuh-musuh mereka sering mewakili antitesis dari nilai-nilai ini, menjadikan setiap konflik sebagai perjuangan simbolis antara ideologi yang berlawanan. Setiap anggota kru mewakili nilai-nilai tertentu, dan musuh mewakili antitesis dari nilai-nilai tersebut. Pertempuran bersifat ideologis, dengan kemenangan para pahlawan menegaskan kembali keunggulan nilai-nilai yang diwakili oleh tesis tersebut. 

Pertarungan ini telah dimulai ketika bendera One Piece mulai dikibarkan, dan muralnya mulai dilukis. Ketakutan pejabat tinggi, seperti Wakil Ketua MPR dan politisi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, dan Menteri HAM Natalius Pigai dengan menyebut pengibaran bendera One Piece sebagai ancaman bagi persatuan nasional, dan gerakan sistematis untuk memecah belah bangsa. 

Ketakutan ini justru menunjukan bendera merah putih sedang terkoyak. Terkoyak oleh sikap para pengusaha yang  membenturkan kreativitas publik dengan narasi besar kebangsaan menurut versi mereka sendiri.

Para pejabat pemerintah yang kurang menikmati budaya populer, akhirnya gagap menanggapi pengibaran bendera One Piece. Para pejabat yang blunder sepertinya perlu menikmati hidup sejenak dengan membaca One Piece. Pernyataan yang buruk dari mereka menyebabkan bendera merah putih justru semakin terkoyak.

Penulis: Fajar Junaedi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Salah Satu Alasan Saya Bertahan Hidup Sebagai Orang Indonesia Adalah Menunggu One Piece Tamat dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI. 

Exit mobile version