Perlukah Menjadi Nomor Satu? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Perlukah Menjadi Nomor Satu?

Puthut EA oleh Puthut EA
28 Maret 2020
0
A A
es teh es kopi reshuffle kabinet gibran rakabuming adian napitupulu erick thohir keluar dari pekerjaan utusan corona orang baik orang jahat pangan rencana pilpres 2024 kabinet kenangan sedih pelatihan prakerja bosan kebosanan belanja rindu jalan kaliurang keluar rumah mudik pekerjaan jokowi pandemi virus corona nomor satu media kompetisi Komentar Kepala Suku mojok puthut ea membaca kepribadian mojok.co kepala suku bapak kerupuk geopolitik filsafat telor investasi sukses meringankan stres
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Di dunia media, sebagaimana pada dunia lain, terjadi semacam kompetisi. Semua perlu memacu diri untuk menjadi nomor satu. Tapi sebetulnya, apakah perlu menjadi nomor satu? Pentingkah itu?

Dalam taraf tertentu, saya tidak menolak bahwa kompetisi itu perlu. Terutama untuk memacu produktivitas dan kreativitas. Tapi pada taraf tertentu pula, hal itu bisa batal. Sebab produktivitas dan kreativitas bisa dipacu dari sekian sudut yang lain. Misalnya saja dari sudut ingin melakukan yang terbaik, perlu mengerjakan tantangan yang lebih dinamis, menginginkan capaian yang lebih tinggi. Kompetisi bukan satu-satunya cara untuk membuat kita lebih baik.

Dunia spiritual yang mestinya membuat orang lebih matang dan lapang memandang kehidupan pun tidak kalah seru dijadikan alat pacu semacam perlombaan. Masuknya orang ke surga, misalnya, seolah bisa dicapai dengan menggagalkan orang lain memasukinya. Jadi ada semacam sindrom jika kita masuk surga, dengan begitu pasti mengeliminasi orang lain, dan orang itu masuk ke jurang neraka. Kok sepertinya surga milik Tuhan itu punya limitasi yang kaku. Semacam saringan atau ayakan. Seolah Tuhan tidak bisa memasukkan semua hambanya ke dalam surga.

Saya tidak tahu, kenapa sejak kecil tak pernah tertarik dengan kompetisi. Saya memang pernah juara dalam beberapa hal. Pernah meraih penghargaan yang tercipta karena kejuaraan. Tapi rasanya, saya belum pernah merasa bangga karena hal seperti itu. Ketika awal menjadi penulis, yang saat itu tentu ketat persaingannya, saya suka jika karya saya dimuat oleh media massa. Suka karena karya saya dibaca. Suka karena saya semacam punya bekal keyakinan bisa hidup dari dunia menulis. Tapi tidak ada perasaan bahwa saya bangga karena orang lain di saat yang bersamaan mesti menerima kenyataan kalau karya mereka “kalah” dalam kompetisi di meja redaktur melawan karya saya.

Kompetisi “kuno” itu sekarang makin tidak relevan lagi. Semua orang sekarang ini dengan mudah akan bilang perlunya kolaborasi, bukan kompetisi. Di berbagai bidang, kita sering mendengar frasa “iklim yang sehat” atau “ekosistem yang mendukung”. Pilihan kata “iklim” dan “ekosistem” menunjukkan betapa kompetisi itu kasta paling rendah sebagai modus eksistensi lembaga atau manusia. Dunia buku tidak dibangun oleh penerbit sebesar grup Gramedia atau Mizan. Dunia itu juga dibangun secara dinamis oleh penerbitan-penerbitan skala menengah, kecil, bahkan indie.

Demikian juga dengan media digital. Dunia ini semarak karena ada banyak media yang ikut membangunnya. Memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitas masing-masing. Kita bisa belajar dan saling memengaruhi satu sama lain, baik dari kisah gagal maupun kisah sukses. Di titik ini bahkan, kegagalan saja tidak perlu dianggap aib. Ia menjadi modalitas pembelajaran bersama.

Baca Juga:

Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!

Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!

9 Mei 2022
PutCast Spesial Akhir Tahun: Tanya-Jawab Puthut Ea dan Tim Video

PutCast Spesial Akhir Tahun: Tanya-Jawab Puthut Ea dan Tim Video

31 Desember 2021

Hal yang justru perlu diperhatikan, menurut saya, ada pada posisi dan penempatan diri. Diferensiasi, dalam pengertian yang paling sederhana, sebetulnya kejelian kita dalam menentukan di mana letak kita yang paling tepat dalam sebuah ekosistem. Letak kita yang presisi dan kokoh di satu titik, bisa ikut memberikan kontribusi pada ekosistem itu. Saya bahkan menganggap, demokrasi sebagai pilihan sistem politik, substansinya bukan pada kompetisi melainkan pada aspirasi dan partisipasi. Kita kehilangan roh demokrasi jika dua hal itu tidak bisa kita penuhi. Kita tak sanggup menyuarakan aspirasi dan gagal dalam berpartisipasi.

Pandemi corona yang sedang terus mengancam umat manusia makin meneguhkan hal ini. Memang selalu ada pihak yang mencoba mengambil untung dalam setiap bencana. Tapi hampir semua gelombang publik, mencoba untuk ikut berpartisipasi menyelesaikan dan mengatasi persoalan pandemi itu. Kalau tidak, rasanya kemanusiaan kita tanggal. Bahkan ketika kita memberikan kritik pun, muasalnya jelas, bukan karena kebenciaan atau ketidaksukaan. Tapi karena kita punya gagasan, punya aspirasi, untuk ikut memperbaiki keadaan.

Hari ini, wajah Mojok mendapatkan penyegaran. Itu tidak ada hubungan dengan sedang berkompetisi. Ini upaya organik untuk terus memperbaiki diri, mencoba memberikan yang terbaik buat pembaca, dan secara internal melakukan setapak langkah maju. Sebab kejumudan adalah musuh besar kreativitas. Produktivitas tak bisa dilalui dengan berjalan di tempat. Kita semua butuh bergerak. Progresi. Mencoba memasuki ruang-ruang baru, dan melebarkan imajinasi.

Jika ini adalah sebuah perjalanan panjang, kami tidak pernah hadir untuk menjadi ancaman. Kami ingin menjadi kawan yang hangat, sehingga perjalanan ini terasa begitu menyenangkan.

BACA JUGA Lockdown Mandiri ala Kampung di Yogya dan esai Puthut EA lainnya di KEPALA SUKU.

Terakhir diperbarui pada 28 Maret 2020 oleh

Tags: kompetisiMediaMojok
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!
Movi

Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!

9 Mei 2022
PutCast Spesial Akhir Tahun: Tanya-Jawab Puthut Ea dan Tim Video
Movi

PutCast Spesial Akhir Tahun: Tanya-Jawab Puthut Ea dan Tim Video

31 Desember 2021
Cerita Lika-Liku Magang Bersama Puthut EA
Movi

Cerita Lika-Liku Magang Bersama Puthut EA

19 November 2021
Pojokan

Alasan Orang Tua Ingin Anaknya Jadi PNS

8 November 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Arsenal MOJOK Liga Inggris MOJOK.CO

Arsenal dan Mojok Itu Serupa: Tentang Kesabaran dan Pengorbanan

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023
PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023
es teh es kopi reshuffle kabinet gibran rakabuming adian napitupulu erick thohir keluar dari pekerjaan utusan corona orang baik orang jahat pangan rencana pilpres 2024 kabinet kenangan sedih pelatihan prakerja bosan kebosanan belanja rindu jalan kaliurang keluar rumah mudik pekerjaan jokowi pandemi virus corona nomor satu media kompetisi Komentar Kepala Suku mojok puthut ea membaca kepribadian mojok.co kepala suku bapak kerupuk geopolitik filsafat telor investasi sukses meringankan stres

Perlukah Menjadi Nomor Satu?

28 Maret 2020
Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU / satu abad yang Gini-gini Aja MOJOK.CO

Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja

28 Januari 2023
Suara Hati Petani di Gunungkidul Karena Monyet yang Marah Kena JJLS

Suara Hati Petani di Gunungkidul karena Monyet yang Marah Kena JJLS

26 Januari 2023
warung madura mojok.co

Tiga Barang Paling Laris di Warung Madura Menurut Penjualnya

27 Januari 2023
kecamatan di sleman mojok.co

5 Kecamatan Paling Sepi di Sleman yang Cocok untuk Pensiun

27 Januari 2023

Terbaru

BELAJAR NOISE DARI SEORANG WOTA

Belajar Noise dari Seorang Wota

31 Januari 2023
anak muda ngomongin pemilu

Pro Kontra Sistem Proporsional Tertutup di Mata Anak Muda

31 Januari 2023
koalisi perubahan

PKS Dukung Pencalonan Anies, Koalisi Perubahan Siap Berlayar?

31 Januari 2023
jabatan gubernur dihapus mojok.co

Sultan Tak Peduli Soal Usulan Cak Imin Menghapus Jabatan Gubernur

31 Januari 2023
Mencari Tempat Parkir di Jogja yang Tarifnya Rp1.000 MOJO.CO

Mencari Tempat Parkir di Jogja yang Tarifnya Rp1.000

31 Januari 2023
megawati puan

Teori Kelas Sendok Menjawab Mengapa Popularitas Puan Maharani Tinggi

31 Januari 2023
ekspor lato-lato mojok.co

Indonesia Ekspor Lato-Lato, Pengusaha Sumbar Kirim 7 Kwintal ke Malaysia

31 Januari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In