Hidup Tanpa Rencana - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Politik
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Hidup Tanpa Rencana

Puthut EA oleh Puthut EA
22 April 2020
0
A A
es teh es kopi reshuffle kabinet gibran rakabuming adian napitupulu erick thohir keluar dari pekerjaan utusan corona orang baik orang jahat pangan rencana pilpres 2024 kabinet kenangan sedih pelatihan prakerja bosan kebosanan belanja rindu jalan kaliurang keluar rumah mudik pekerjaan jokowi pandemi virus corona nomor satu media kompetisi Komentar Kepala Suku mojok puthut ea membaca kepribadian mojok.co kepala suku bapak kerupuk geopolitik filsafat telor investasi sukses meringankan stres
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Hidup tanpa rencana adalah sebuah anomali perilaku manusia. Jika ini berlangsung lama, sebaiknya segera dicari cara menyelesaikannya. 

Setelah melalui masa pandemi corona selama hampir 50 hari, saya menyimak berbagai pendapat dan keluhan dari para pengusaha, masyarakat biasa, teman dekat, juga cerita-cerita dari tetangga, maka saya bisa menyimpulkan sementara bahwa kita semua sedang bersama melalui tahapan hidup yang agak ganjil. Hidup tanpa rencana.

Manusia dan organisasi (kata dasarnya organ yang merujuk pada entitas fisik manusia), punya perilaku yang hampir sama. Manusia bisa membaca masa lampau termasuk tentu saja mengolah data dan informasi, membuat refleksi tentang apa yang keliru dan apa yang kurang, maka selanjutnya dengan modal imajinasi, manusia melakukan tindakan untuk merancang langkah ke depan. Bisa proyeksi, perencanaan, ramalan, dll. Itu semua hal yang penting untuk menjalani hari yang belum terjadi, waktu yang belum dialami, tak terjangkau oleh fisik.

Tapi pandemi corona ini, jika mengacu pada variabel ekonomi (saya termasuk orang yang punya kepercayaan bahwa basis ekonomi penting untuk melihat perilaku sosial), sebanyak 90% manusia, di seluruh dunia, sedang tidak punya rencana. Kita semua, karena saya juga termasuk yang 90% itu, hanya bisa dalam kondisi menerima hidup “kesekarangan”. Hari ini apa yang terjadi, itu yang kita hadapi. Apa yang terjadi besok, tak bisa dipikir.

Misbakhun, salah satu anggota DPR yang menangani bidang ekonomi, dalam sebuah acara talkshow, menyatakan hampir setiap hari rapat dengan para pemegang otoritas keuangan di Indonesia. Mereka semua mestinya punya kapasitas untuk melakukan perencanaan, karena punya perangkat yang kuat, dan memang itulah yang menjadi salah satu kegiatan yang mesti mereka lakukan. Tapi ternyata, lagi-lagi menurut Misbakhun, mereka semua juga meraba-raba. Seberapa dalam krisis ekonomi akibat pandemi corona ini. Kalau kedalamannya tidak bisa ditebak, cara mengatasi coronanya juga tidak bisa ditebak, semua hal yang berupa rencana dan proyeksi yang hanya kabut gelap di tengah malam pekat. Tidak ada yang tahu.

Jika itu yang terjadi pada level negara, yang terjadi pada level masyarakat hampir sama. Bagi mereka yang bisnisnya ambruk, dipecat, tidak bisa lagi bekerja, semua hanya konsentrasi pada apa yang bisa dilakukan hari ini. Dan ini bukan bombastis jika banyak orang yang hanya bisa berpikir apa yang bisa dimakan hari ini. Esok, entahlah. Setidaknya, ada 5 juta lebih masyarakat Indonesia yang melakukan hal seperti ini. Selebihnya, hanya tahu uangnya bakal bisa bertahan sampai seminggu, dua minggu, sebulan, dan maksimal dua bulan. Jika angka itu kita kumpulkan, ternyata kurang-lebih 80% masyarakat Indonesia yang tidak tahu bakal seperti apa nasib mereka dua bulan ke depan. Artinya ada lebih dari 180 juta orang yang dalam kondisi tidak tahu masa depan. Tidak bisa membuat perencanaan, tidak sanggup melakukan perkiraan. Tentu itu hal yang patut kita perhatikan bersama. Dan mungkin, angka itu akan terus bertambah, seiring dengan makin banyaknya usaha yang berguguran dalam satu atau dua minggu ke depan.

Baca Juga:

luhut ppkm level 3 mojok.co

Luhut Panjaitan Ditunjuk untuk Mengawal Penanganan Pandemi di Provinsi-provinsi Rawan Corona

15 September 2020
Tugas Airlangga Hartarto Memang Mengkritik Anies Baswedan dan Menolak PSBB psbb mojok.co

Tugas Airlangga Hartarto Memang Mengkritik Anies Baswedan dan Menolak PSBB

12 September 2020

Persoalan ekonomi ini, tentu akan mengubah lanskap sosial kita. Di tingkat individu, ada banyak hal yang bisa diperhatikan dari sekarang,  mulai dari tingkat depresi, kriminalitas yang naik, masyarakat yang mudah sensitif, pudarnya rasionalitas, menipisnya kolektivitas (karena akan tiba saatnya semua orang harus memikirkan perut diri sendiri dan keluarganya), ketidakpercayaan satu sama lain, dan lain sebagainya. Kalau kata teman saya yang pebisnis ulung, akan tiba saatnya sebagian besar masyarakat kita dalam kondisi sama-sama tidak punya uang. Dalam kondisi seperti itu, kita akan sama-sama tidak tahu, bagaimana ekspresi setiap manusia. Dengan begitu, ekspresi kolektifnya juga makin tak tertebak. Pada titik seperti inilah pemerintah mesti lebih berhati-hati.

Ada baiknya mulai sekarang, berbagai elemen masyarakat seperti para pemimpin informal untuk dikumpulkan dan diajak bicara. Orang-orang yang dipercaya masyarakat, dari tingkat teritori kampung sampai nasional. Mulai kiai, spiritualis, seniman, dan para pimpinan komunitas. Karena dalam level ekspresi dalam situasi “manusia tanpa rencana” ini, pimpinan formal dari gubernur sampai kepala desa tidak mungkin bisa menjangkaunya. Para pemimpin formal punya beban dan tanggung jawab sendiri, sebagaimana yang selama ini sudah mereka kerjakan. Tapi masyarakat, punya dua jenis pimpinan, yakni pimpinan formal dan informal. Dalam berperilaku keseharian, pemimpin informal ini yang paling dekat dengan mereka. Dalam banyak hal, mereka lebih percaya kepada Gus Mus atau Emha Ainun Nadjib, atau Gunarti seorang pemimpin perempuan dari Kendeng, dan masih banyak yang lain lagi, daripada dengan pemimpin formal mereka mulai dari gubernur sampai kepala desa, terutama untuk memandu dan kehidupan masyarakat. Keterikatan mereka dengan pemimpin informal adalah keterikatan batin. Ini kompatibel dengan apa yang tengah dihadapi masyarakat, karena hantaman ini paling membahayakan mental dan batin mereka.

Hidup tanpa rencana adalah sebuah anomali perilaku manusia. Jika ini berlangsung lama, sebaiknya segera dicari cara menyelesaikannya. Harus ada yang mendampingi mereka. Tentu saja, dengan terus memaksimalkan beragam cara untuk menghadang pandemi dari sisi medis, dan dari sisi ekonomi. Semua mesti berjalan beriringan. Menjadi satu kesatuan.

BACA JUGA 2024: Ketika Saya Bertemu Presiden Jokowi dan esai Puthut EA lainnya di KEPALA SUKU.

Terakhir diperbarui pada 22 April 2020 oleh

Tags: pemimpinwabah corona
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

luhut ppkm level 3 mojok.co
Kilas

Luhut Panjaitan Ditunjuk untuk Mengawal Penanganan Pandemi di Provinsi-provinsi Rawan Corona

15 September 2020
Tugas Airlangga Hartarto Memang Mengkritik Anies Baswedan dan Menolak PSBB psbb mojok.co
Esai

Tugas Airlangga Hartarto Memang Mengkritik Anies Baswedan dan Menolak PSBB

12 September 2020
es teh es kopi reshuffle kabinet gibran rakabuming adian napitupulu erick thohir keluar dari pekerjaan utusan corona orang baik orang jahat pangan rencana pilpres 2024 kabinet kenangan sedih pelatihan prakerja bosan kebosanan belanja rindu jalan kaliurang keluar rumah mudik pekerjaan jokowi pandemi virus corona nomor satu media kompetisi Komentar Kepala Suku mojok puthut ea membaca kepribadian mojok.co kepala suku bapak kerupuk geopolitik filsafat telor investasi sukses meringankan stres
Kepala Suku

Mungkin Sekarang Saatnya Jokowi Melakukan Reshuffle Kabinet

6 Agustus 2020
jacinda ardern selandia baru melawan wabah corona keberhasilan resep tips langkah mojok.co
Pojokan

4 Hal Penentu Keberhasilan (Sementara) Selandia Baru Melawan Virus Corona

1 Juni 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
ilustrasi Tokoh Protagonis Adalah Orang Baik dan Antagonis Orang Jahat. Sebuah Kesesatan yang Layak Diselamatkan mojok.co

Kejamnya Penonton Indonesia pada Tokoh Antagonis yang padahal Cuma Akting

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023
PO Haryanto Bikin Perjalanan Cikarang Jogja Jadi Menyenangkan MOJOK.CO

PO Haryanto Sultan Bantul Bikin Perjalanan Cikarang-Jogja Jadi Sangat Menyenangkan

27 Januari 2023
es teh es kopi reshuffle kabinet gibran rakabuming adian napitupulu erick thohir keluar dari pekerjaan utusan corona orang baik orang jahat pangan rencana pilpres 2024 kabinet kenangan sedih pelatihan prakerja bosan kebosanan belanja rindu jalan kaliurang keluar rumah mudik pekerjaan jokowi pandemi virus corona nomor satu media kompetisi Komentar Kepala Suku mojok puthut ea membaca kepribadian mojok.co kepala suku bapak kerupuk geopolitik filsafat telor investasi sukses meringankan stres

Hidup Tanpa Rencana

22 April 2020
Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU / satu abad yang Gini-gini Aja MOJOK.CO

Suara Kader Muda NU untuk 100 Tahun NU yang Gini-gini Aja

28 Januari 2023
Suara Hati Petani di Gunungkidul Karena Monyet yang Marah Kena JJLS

Suara Hati Petani di Gunungkidul karena Monyet yang Marah Kena JJLS

26 Januari 2023
warung madura mojok.co

Tiga Barang Paling Laris di Warung Madura Menurut Penjualnya

27 Januari 2023
kecamatan di sleman mojok.co

5 Kecamatan Paling Sepi di Sleman yang Cocok untuk Pensiun

27 Januari 2023

Terbaru

jumat curhat mojok.co

Polda dan Polres Gelar ‘Jumat Curhat’ untuk Wadah Uneg-uneg Warga

1 Februari 2023
remaja ktd sumedang

Siswi di Sumedang yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan Boleh Kembali Sekolah

1 Februari 2023
500 Triliun Anggaran Kemiskinan Cuma Dipakai Rapat dan Studi Banding Doang?

500 Triliun Anggaran Kemiskinan Cuma Dipakai Rapat dan Studi Banding Doang?

1 Februari 2023
kemiskinan di diy mojok.co

Pakar UGM Mempertanyakan Garis Kemiskinan di DIY

1 Februari 2023
wali kota semarang

Wali Kota Perempuan Pertama Kota Semarang Langsung Dapat PR dari Megawati

1 Februari 2023
awal bulan puasa mojok.co

Muhammadiyah Tetapkan Awal Bulan Puasa 23 Maret, Bagaimana Cara Penentuannya?

1 Februari 2023
bacaleg pks

PKS Terima Bacaleg Non-Kader, Banyak Juga yang Non-Muslim

1 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Pojokan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In