Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Kata Adalah Senjata dan Lagu Adalah Meriam: Dari NWA Sampai Sukatani

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
21 Februari 2025
A A
Kata Senjata dan Lagu Adalah Meriam: Dari NWA Sampai Sukatani MOJOK.CO

Ilustrasi Kata Senjata dan Lagu Adalah Meriam: Dari NWA Sampai Sukatani. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

“Fuck Tha Police” dan “Bayar Bayar Bayar”

Niggaz Wit Attitude (NWA) adalah pioner dari musik gangsta rap era 80 sampai 90-an. Namun, super grup ini tidak hanya bicara kehidupan glamor ala gangster. Mereka juga menjadi corong perlawanan. Terutama terhadap isu rasial dan kekerasan polisi. Lagu “Fuck Tha Police” adalah puncaknya.

Ice Cube, MC Ren, dan Eazy-E meneriakkan kemarahan dalam rima yang padat. Disempurnakan oleh musik gubahan Dr. Dre dan DJ Yella. Kombinasi apik ini menjadi seruan perlawanan yang menakutkan kepolisian Amerika Serikat dan FBI. Akhirnya pembredelan menjadi jawaban. Apakah berhasil? Kita bahas nanti.

Sukatani sendiri adalah duo punk yang memadukan lirik ganas, musik cadas, dan penampilan ala Pussy Riot. Twister Angel merangsek melalui vokal, Alectroguy menyayat dengan distorsi gitar. Karya mereka, “Bayar Bayar Bayar”, jadi lagu yang dinanti penggemar setiap manggung.

Lagu “Bayar Bayar Bayar” begitu sederhana. Liriknya juga lugas tanpa bunga. Namun kesederhanaan ini membuatnya mudah diingat. Lagu ini adalah muara dari kemarahan terhadap polisi yang serba bayar. Marah yang lugas, sederhana, namun kini terbukti berbahaya.

Buktinya adalah penghapusan “Bayar Bayar Bayar” dari semua platform resmi Sukatani. Diikuti video klarifikasi yang berisi permintaan maaf atas lagu yang (dianggap) menyinggung instansi kepolisian. Namun, apakah penghapusan dan klarifikasi menghentikan kemarahan dalam “Bayar Bayar Bayar”?

Streisand effect dan otoritas yang mati langkah

Jawaban dari setiap pembredelan karya selalu sama. Karya itu akan makin menyebar dan tertanam dalam benar masyarakat. Makin ditekan, karya akan makin membuat penasaran. Bukannya melemah, ia akan makin lantang terdengar.

Fenomena ini disebut streisand effect. Ketika ada upaya pembredelan dan penghapusan karya, masyarakat akan makin penasaran. Mereka akan membagikan karya tersebut lebih luas. Dalam kasus NWA, pembredelan “Fuck Tha Police” malah melentingkan mereka makin tinggi. Bahkan ancaman FBI dan represi aparat jadi alat promosi gratis.

“Bayar Bayar Bayar” dari Sukatani juga sama saja. Sejak muncul video klarifikasi, lagu ini tidak meredup. Bahkan makin disebarkan dan didengarkan masyarakat. Lagu yang awalnya kurang terkenal kini menjadi trending topic dan pembicaraan.

Semuanya makin sempurna. Guru yang berusaha menutup identitas demi bersuara kini jadi simbol perlawanan. Karya mereka yang sangat “subkultur” kini dicari banyak orang yang penasaran. Polemik pasti muncul, namun dukungan mengalir deras seperti banjir yang siap merobohkan gerbang keangkuhan aparat.

Inilah streisand effect, fenomena pembredelan yang menjadi bumerang. Bukannya menutupi dan menghapus kritik, ia malah memicu penasaran. Meskipun framing buruk disematkan, hasilnya adalah viral yang bagai api membakar sabana. Benar kata Eazy-E, “Every publicity is good publicity.”

Sukatani berhak berkarya, kita juga sama

Penghapusan “Bayar Bayar Bayar” masih jadi misteri. Banyak yang marah, namun ada suara skeptis. Apapun yang terjadi, api sudah berkobar. Apakah Sukatani harus minta maaf? Yang jelas, band ini jadi simbol baru pada momen demonstrasi #IndonesiaGelap.

Pembredelan adalah keniscayaan. Cepat atau lambat, apa yang disembunyikan otoritas akan terbuka makin lebar. Pramoedya Ananta Toer yang baru saja diperingati sudah membuktikan.

Lalu setelah ini apa? Pembredelan terlihat tidak akan surut. Maka suara kritis bersama lagu Sukatani harus ikut lantang! Bukankah kritik adalah bahasa paling jujur? Jangan gentar, karena kita semua berhak bersuara dan berkarya. Jangan sampai hidup kita berakhir dengan bayar bayar bayar!

Penulis: Prabu Yudianto

Iklan

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Wajar Ada Orang yang Mau Keluar Duit Ratusan Juta demi Masuk Polisi dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2025 oleh

Tags: bayar bayar bayarlagu Fuck Tha Policelagu sukataniNWAsukatanisukatani bayar bayar bayarsukatani klarifikasi
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, saya tidak peduli.

Artikel Terkait

Kapolri Tawari Sukatani Duta Polisi MOJOK.CO
Esai

Kapolri Tawari Sukatani Duta Polisi: Seandainya Aku Seorang Staf PR Polisi

24 Februari 2025
Mengantar Bayar Bayar Bayar Sukatani ke Pemakaman MOJOK.CO
Esai

Mengantar Bayar Bayar Bayar Sukatani ke Pemakaman dengan Sukacita

21 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.