Kamu Bilang Jakarta Keras? Sini Maen Dulu ke Tanjung Priok - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Kamu Bilang Jakarta Keras? Sini Maen Dulu ke Tanjung Priok

Bambang Widyonarko oleh Bambang Widyonarko
8 Juni 2021
0
A A
Kamu Bilang Jakarta Keras? Sini Maen Dulu ke Tanjung Priok

Kamu Bilang Jakarta Keras? Sini Maen Dulu ke Tanjung Priok

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Tanjung Priok adalah wilayah di Jakarta yang terbuka nan liar layaknya Amerika pada masa wild west. Banyak koboinya, banyak bajing lompatnya.

Buat kamu yang pernah curhat tentang betapa kerasnya Jakarta, yakinlah Bung, itu hanya tataran permukaan saja. Hanya karena—misalnya—pernah tidur di emperan Monas, lalu kamu sudah men-judge Jakarta itu keras? Pffft.

Sori, Mas, Mbak, Pak, Bu, antum belum kaffah melihat Ibukota, Jakarta yang kamu lihat masih sebatas Taman Nasional Beton Lindung Sudirman-Thamrin atau hunian impian tak mungkin dicapai kayak Menteng… kamu pasti belum sampai melihat Tanjung Priok.

Coba kalau saudara ada waktu luang, main-mainlah ke Tanjung Priok. Kawasan pelabuhan nomor wahid di Indonesia. Pintu segala macam barang berlabel impor mulai dari yang KW hingga KR (kualitas reject) hilir mudik disini.

Tentu saya sarankan dengan kondisi tubuh yang prima, mental yang sehat, dan kalau bisa punya asuransi jiwa yang masih aktif (opsional).

Baca Juga:

17 Nama untuk Calon Ibukota Baru Indonesia

3 Hal yang Dilanggar Anies Baswedan soal Larangan Iklan Rokok di Jakarta

Mengungkap Konspirasi Got Pak Anies dan Hacker Mojok

Priok dari kompeni sampai Ahmad Sahroni

Belasan tahun dibesarkan di lingkungan Priok yang keras, membuat saya mikir kalau Jakarta yang lain kagak ada apa-apanya dah. Kalau saja Jakarta Utara dibandingkan sama Jakarta Selatan, beuuh itu sama aja kayak Korea Utara sama Korea Selatan. Yang selatan kiyoowo, yang utara masaoowoo.

Setiap mau nongkrong ke selatan, perjalanan kami berasa jihad fi sabilillah. Posisi helm SNI kami sejajar dengan roda truk peti kemas yang biasa kita sebut transformer. Di tengah jalan kalau beruntung kita bisa merasakan sensasi riil battle royale remaja jalanan a.k.a tawuran.

Dan jangan lupa kami punya pekerjaan lokal yang endemik bernama bajilo (bajing loncat), yakni sekumpulan anak-anak berusia tanggung yang naik ke atas truk untuk mencari barang-barang yang bisa dijual seperti besi, logam mulia, kripto gitu.

Bahkan saya yakin kalau Fiersa Besari lahir di Tanjung Priok, dia nggak bakal bikin sajak tapi pasti jadi tukang bajak.

Reputasi Priok yang keras adalah konjungsi sejarah yang belum berujung. Sejak zaman dahulu kala, daerah Priok adalah terra incoqnito yang sulit dijamah. Kesultanan Banten misalnya, lebih memilih membuka Sunda Kelapa sebagai pelabuhan pelayaran internesyenel pertama sebelum Pak Jokowi buat tol laut.

Pada abad ke-17, daerah utara Jakarta yang termasuk wilayah Priok, Antjol, dan Tjilintjing (Cilincing) masih berupa rawa yang didiami buaya muara bukan buaya yang pakai vespa dan pakai er*go.

Kompeni pun takut-takut kalau patroli sampai ke Tanjung Priok karena di sana ada robinhood lokal yang kondang bernama Si Pitung.  Kalau Kapten Jans memerintahkan serdadunya untuk patroli ke Priok, pasti anak buahnya akan nyahut…

“Nei, nei meneer ik gaan nicht. BPJS Ketenagakerjaan kite zonder cover kalo kebacok sama itu Pitung.”

Foklor lokal  tentang perempuan yang dirudapaksa oleh petinggi kompeni lalu mayatnya dibuang di sekitar Kali Ancol, menjadi inspirasi Kiki Fatmala untuk memerankan tokoh setan di sinetron lawas Si Manis Jembatan Ancol bersama kompatriotnya, Ozy Syahputra.

Masuk zaman Pak Harto, menambah kesan keras bagi Priok setelah Bang Ali Sadikin membuat lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara bernama Kramat Tunggak.

Ikon wisata lucah ini membuat stigma Priok makin negatif. Pelaut-pelaut yang biasa digoyang ombak, merapat dan lalu mulai menggoyang ranjang. Orde Baru membangun kawasan Tanjung Priok sebagai lokasi transaksi lendir saja tanpa pernah memperhatikan masalah sosial yang kompleks di sana.

Kehadiran pelabuhan besar yang menjadi pintu masuk segala barang dan aktivitas ekonomi, tidak dibarengi dengan kesempatan ekonomi yang sama untuk orang Priok.

Justru orang lokal kesulitan mengakses pekerjaan di pelabuhan dikarenakan kebijakan yang diteken Yang Mulia Soeharto memberikan keleluasaan bagi perusahaan asing dalam mengelola pelabuhan.

Jelas sumber daya lokal Tanjung Priok tersisih saat itu dan berakhir menjadi kuli bongkar muat, jambret di pasar, atau tukang ojek sepeda di sekitar terminal.

Orang-orang Priok yang dikenal keras, sejatinya tak pernah tunduk pada penindasan. Azas Tunggal Pancasila yang dipaksakan oleh rezim Orde Baru, di Tanjung Priok berubah menjadi gerakan perlawanan.

September 1984, puluhan orang di sekitar pelabuhan meregang nyawa setelah bentrok dengan aparat militer atas komando Benny Moerdani. Tahun 2010, kembali lagi orang Priok melawan represi aparat yang mengakibatkan kerusuhan di sekitar dok Koja, Pelabuhan Tanjung Priok.

Peristiwa ini dipicu oleh eksekusi lahan atas makam Mbah Priok, tokoh ulama yang menyebarkan Islam di Jakarta oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Ahmad Sahroni yang terkenal sebagai crazy rich Priok adalah anomali di sini. Garasi Mclaren, Ferarri, dan Lamborghini milik Sahroni hanya sejengkal mata di lapak seblak milik ibu-ibu yang suka curhat suaminya ngambil amprah malam bongkar peti kemas.

Secara arif dan bijaksana, Pak Yasonna Laoly mengingatkan stereotype tentang orang Tanjung Priok yang kriminal pada awal tahun 2020 silam.

Blio menyadarkan bahwa orang Priok yang keras dan uncivilized itu adalah cockroach-cockroach yang pantas disebut kriminal jalanan, karena kriminal berdasi tinggal di Menteng, yee kagak?

Sebagai kawasan terbuka layaknya Amerika masa wild west, Tanjung Priok adalah land of hope untuk para pendatang. Orang Bugis, Batak, Jawa, Banten, Buton, Bima, Flores dan banyak lagi suku di Indonesia datang mencari prosperity yang sama di sini.

Mencari harapan dengan keadaan lapar, mengaktifkan insting bertahan hidup paling dasar milik manusia, ditambah stigma dari kelompok kerah biru, membuat orang Priok selalu pede aja dan temrusjakandor (hantem terus jangan kasih kendor).

Priok yang eksotik, bukan sekedar rumah yang di blacklist kreditan motor. Priok merupakan tempat di mana orang-orang mengundi nasib saat kemiskinan menjadi sohib yang karib. Justru mereka bertahan dengan karakter yang kuat dan saling dukung saat “Jakarta di Atas” pada saling tikung.

Di balik gang-gang sempit dan hidup yang menghimpit, Priok masih jauh dari kata sakit. Priok akan tetap gahar untuk orang-orang lemah yang bersembunyi di balik kemeja berdasi, salah satunya Yasonna Laoly, yang makin ke sini makin susah diajak ngopi.

BACA JUGA Gaul di Jaksel, Hedon di Jakbar, Nyasar ke Bekasi, Bermacetan di Depok dan tulisan soal Bambang Widyonarko lainnya.

Terakhir diperbarui pada 8 Juni 2021 oleh

Tags: ibukotajakartajakarta keraskompeniLamborghiniorang priokprioksyahronitanjung priok
Bambang Widyonarko

Bambang Widyonarko

Peneliti dan kecemplung di sejarah yang nggak bisa lepas. Tinggal di Jakarta Utara.

Artikel Terkait

Melihat Nusantara bagi Ibukota Baru Layaknya Pilihan Nama Bayi

17 Nama untuk Calon Ibukota Baru Indonesia

2 Oktober 2021
Sepeda Bertarung dengan Perubahan Stigma dan Hobi yang Bikin Kesal Banyak Orang

3 Hal yang Dilanggar Anies Baswedan soal Larangan Iklan Rokok di Jakarta

26 September 2021
Mengungkap konspirasi got pak Anies dan hacker mojokdotco

Mengungkap Konspirasi Got Pak Anies dan Hacker Mojok

15 September 2021
Jalanan Jakarta Memang Layak Diberi Jari Tengah

Jalanan Jakarta Memang Layak Diberi Acungan Jari Tengah

31 Mei 2021
bekerja di jakarta

Jakarta Memang Keras, dan Itu Membuat Saya Tak Berani Bekerja di Sana

25 Mei 2021
Kita Mau Apa Kalau Minang Niat Minggat dari Negara Pancasila?

Di Jawa, Kenapa Sumatera Barat Selalu Dianggap Cuma Padang Doang?

25 Mei 2021
Pos Selanjutnya
Kontroversi Cara Makan Nasi KFC dan Nasi McD: Digigit kayak Onigiri atau Digelar kayak di Warteg?

Kontroversi Cara Makan Nasi KFC dan Nasi McD: Digigit kayak Onigiri atau Digelar kayak di Warteg?

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kamu Bilang Jakarta Keras? Sini Maen Dulu ke Tanjung Priok

Kamu Bilang Jakarta Keras? Sini Maen Dulu ke Tanjung Priok

8 Juni 2021
Sinar Mandiri melaju di Pantura MOJOK.CO

Melintasi Pantura Bersama Roda Lusuh Bus Sinar Mandiri

21 Mei 2022
makam raja-raja imogiri mojok.co

Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan

18 Mei 2022
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
mie ayam pak kliwon mojok.co

Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan

15 Mei 2022
Jarang Pulang ke Rumah karena Gampang Mabuk Perjalanan

Ringkasan Cerita ‘KKN di Desa Penari’ buat Para Pemalas dan Penakut

29 Agustus 2019
Rahasia Mie Gacoan MOJOK.Co

Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali

20 Mei 2022

Terbaru

Ganjar Pranowo

Muncul Sinyalemen Dukungan dari Jokowi, Ganjar Pranowo Nggak Mau Kegeeran

23 Mei 2022
Affandi dalam Pusaran bulan Mei dan PKI

Affandi dalam Pusaran Bulan Mei dan PKI

23 Mei 2022
budi karya sumadi mojok.co

Berhasil Merajut Transportasi Nusantara, Menhub Dianugerahi Gelar Doktor Hc dari UGM

23 Mei 2022
sultan mojok.co

Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo

22 Mei 2022
PSS Sleman

46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 

22 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In