ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Kafir yang Baik dan Benar

Dodi Ariyantoro oleh Dodi Ariyantoro
10 April 2015
0
A A
Kafir yang Baik dan Benar

Kafir yang Baik dan Benar

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Berdasarkan pengamatan singkat saya di Twitter beberapa hari ini, saya agak resah dan gelisah terkait penggunaan kata kafir. Saya melihat kaum tertentu yang berafiliasi dengan sebuah partai nasional sok agamis di Indonesia dengan mudahnya memakai kata kafir untuk melabeli orang lain yang bukan kelompoknya. Hal ini semakin marak semenjak peringatan hari besar agama tertentu.

Layaknya anak kecil yang suka bermain jurus lempar lendir, satu pihak melemparkan lendirnya untuk mengotori pihak lain—sehingga pihak lainnya mengolok-oloknya sedemikian rupa—sebab sudah dicap kotor dan khawatir jikalau kekotoran itu akan menjangkiti dirinya. Bukannya ikut membantu membersihkan, malah menambahi lendir. Sama juga halnya seperti seorang jomblo yang menghina jomblo lainnya—supaya terkesan sudah lepas dari predikat tersebut. Padahal mah… Sebagai contoh, saya akan mengambil pangkal tolak penggunaan kata kafir yang dipergunakan oleh akun @stufidz_ary (maaf, nama saya samarkan demi keamanan dari penggunaan pasal asu-asuan UU ITEL). Akun ini memang gemar menyebarkan cuitan yang bersifat agitatif, memberikan stereotip bagi orang yang memiliki keyakinan berbeda.

Bukankah itu sangat melukai hati? Sungguh tindakan yang keji nan kejam.

Mungkin itu memang misi Stupidz Ary. Menebar kebencian, menanggalkan kemanusiaan, menginginkan perang yang memecah-belah. Tapi, gak apa-apa, Dik, asalkan hubunganku sama kamu baik-baik saja. Alih-alih untuk mendapatkan dukungan besar, yang terjadi justru banyak orang kemudian merasa kasihan dengan lingkar otak si Stupidz Ary. Iba kita. Kok ya ada orang kayak gitu bisa tenar dan punya pendukung.

Eh tapi, Akhiy Upidz, kalo ada akhwat yang cocok sama ane, boleh dong dita’arufin. Saya akan memberi ulasan singkat terkait kata kafir. Semoga hal ini mampu memperkaya khazanah pengetahuan Stufid Ary dan bala lendirnya. Gilak! Memperkaya jarene! Yoben! Pertama, etimologi kata kafir. Akar katanya adalah kafara, yang berarti menutup atau menutupi. Perbuatannya disebut kufur. Pelakunya disebut kafir, kalau berjamaah disebut kuffar. Sedangkan perbuatan menyatakan orang lain kafir adalah takfir. Namun ketika saya melihat KBBI daring, tertulis: kafir/ka·fir/ n orang yg tidak percaya kpd Allah dan rasul-Nya. Wuih, gila betul ini! Kok bisa ada penyempitan arti kata seperti ini! Padahal kamus ini dikelola oleh Kemendikbud. Di situ ditulis hanya kata kafir saja, tanpa ada keterangan dibelakangnya. Misal, kafir terhadap tanah, kafir terhadap kebenaran, dll.

Sebab hal ini, Kemendikbud bisa jadi ikut berperan dalam proses terjadinya disintegrasi bangsa. Berikutnya, saya juga menelisik definisi kafir ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka. Kafir A : (orang yang) tidak percaya kepada Allah. Kurang lebih kata kafir bermakna sama antara definisi di dalam KBBI versi daring dengan KBBI versi Balai Pustaka. Sama-sama bikin pucing palawija. Kedua, kafir dalam politik agama. Kata kafir mendapat posisi yang istimewa—yaitu sebagai senjata pamungkas ad hominem. Alat untuk menjatuhkan lawan dengan hal negatif yang ada pada dirinya. Karena mengafirkan lawan adalah harapan. Seperti yang terjadi ketika masa pilpres yang aduh iyuh kemarin. Massa yang termakan isu kafir-kafiran pun cukup lumayan.

Saya pikir makna kata kafir ini perlu diluruskan. Agar penggunaannya sesuai konteksnya. Kyai Haji Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur, dalam tembang Syi’ir Tanpo Watonnya, menyanyikan bait seperti ini: “seneng ngafirke marang liyane, kafire dhewe gak digatekke”. Artinya, ‘suka mengafirkan orang lain, kekafiran di dalam diri sendiri tidak diperhatikan.” Maksudnya, adakah manusia di dunia ini yang tidak pernah melakukan tindak kufur sedikit pun? Jadi, jangan terlalu mudah menuding-nuding orang lain kafir.

Istilah kafir sering digunakan semau-maunya—sekena-kenanya—oleh kaum yang mengaku agamawan untuk menjustifikasi tindakannya terhadap lawannya. Nglendir sejak dalam pikiran. Semoga tulisan ini mampu memberi pencerahan tentang penggunaan kata kafir—secerah senyum Agus Magelangan. Kalau mau belajar agama itu mbok ya sowan dulu ke orang yang benar-benar kredibel, jelas baik akhlaknya, kamil-mukamil, dan kasyaf. Konon begitu istilahnya.

Ketiga, pandangan saya terkait penggunaan kata kafir yang tepat dan indah setidaknya menurut saya. Ada satu hal yang harus diperhatikan, sebelum kamu mengkafir-kafirkan orang lain. Salah satu arti kafir adalah menutupi kebaikan atau kebenaran. Berapa banyak dari kita yang seringkali menutup-nutupi kebenaran, menutupi-nutupi kebaikan orang lain sambil terus-menerus menampilkan yang buruk-buruknya saja? Wah, banyak sekali contohnya di kampanye pilpres kemarin. Piye, modar ra kowe?!

Saran saya buat Akhiy Stupidz Ary, jadi manusia saja dulu, Coy, baru kemudian sok-sokan agamis. Jadi manusia saja susahnya minta ampun, boro-boro jadi ahli agama. Kalau tidak, silakan belajar Pancasila sama Agus Magelangan saja. Wis bagus.. lucu sisan, wedokan ngendi sing kesengsem ‘jal? Kalau sama Agus dijamin gayeng, Borrr! Sebagai penutup, mari simak bonus video berrrikut ini. Rumangsamu dadi kafir kuwi penak?! Wis kafir mbok eceni sisan! Rumangsamu.

Terakhir diperbarui pada 1 November 2018 oleh

Tags: Baik dan BenarKafirTuhan
Iklan
Dodi Ariyantoro

Dodi Ariyantoro

Artikel Terkait

Cerita Mereka yang Berhasil Stop Main Judi Online Setelah Kehilangan Segalanya: Kalah Puluhan Juta, Ingin Resign dari PNS, Tapi Bisa Taubat Gara-Gara Grup Facebook.MOJOK.CO
Esai

Tentang Sebuah Kampung yang Ketagihan Judi Togel

4 Januari 2024
Tuhan, Mengapa Saya Terlahir Menjadi Manusia Seperti Ini? MOJOK.CO
Kilas

Tuhan, Mengapa Saya Terlahir Menjadi Manusia Seperti Ini?

25 Desember 2023
Mungkin Tuhan Menamparku, Cinta Perempuan itu Bukan Untukku. MOJOK.CO
Kilas

Mungkin Tuhan Menamparku, Cinta Perempuan itu Bukan Untukku

4 Juni 2023
Tuhan Itu Apa
Esai

Bapak, Tuhan Itu Apa?

14 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

POCO X5 5G Nggak Jelek, cuma Nggak Tahu Malu Aja MOJOK.CO

POCO X5 5G Bukan Hape Jelek karena Pernah Menyandang Status Price to Performance, tapi Cuma Nggak Tahu Malu Aja

18 Juni 2025
pengalaman pertama naik krl jogja-solo, klaten.MOJOK.CO

Pengalaman Pertama Orang Klaten Naik KRL Jogja-Solo, Sok-sokan Berujung Malu karena Tak Paham Kursi Prioritas dan Salah Turun Stasiun

13 Juni 2025
Lomba Bidar Palembang Budaya Betulan, Bukan Sound Horeg MOJOK.CO

Saya Resah Melihat Palembang ketika Budaya Bodoh Bernama Sound Horeg dan Organ Tunggal Dianggap Pesta Rakyat Seperti Lomba Perahu Bidar

19 Juni 2025
Cerita Lintang dan Ayla dari SSB menjadi pemain sepak bola putri yang banggakan Jogja MOJOK.CO

Lintang dan Ayla, Dari Pertanyaan “Perempuan Kok Main Bola” Jadi Inspirasi Sepak Bola Putri di Jogja

18 Juni 2025
ASN.MOJOK.coJakarta Wajib Naik Transum Bisa Lahirkan Celah Tipu Muslihat MOJOK.CO

Anak Jadi PNS Bikin Ortu Suka Pamer Pencapaian, Padahal Sang Anak Tersiksa karena Gaji Kecil dan Sering “Dipalak” Teman

19 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.