Ironi ‘Sharenting’: Banyak Anak, Banyak Konten, Banyak Rezeki - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Ironi ‘Sharenting’: Banyak Anak, Banyak Konten, Banyak Rezeki

Miranda Olga oleh Miranda Olga
3 Mei 2021
0
A A
Ironi ‘Sharenting’: Banyak Anak, Banyak Konten, Banyak Rezeki

Ironi ‘Sharenting’: Banyak Anak, Banyak Konten, Banyak Rezeki

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Istilah sharenting lahir dari gabungan istilah sharing dan parenting. Semacam praktik orang tua dalam memublikasi konten tentang anak mereka.

Saya punya seorang teman yang tinggal tepat bersebelahan dengan sebuah TK. Tembok mereka saling menempel. Bila main ke rumahnya di hari biasa sebelum pukul 12 siang, maka kita bisa mendengar keriuhan anak-anak yang sedang menyanyi dan menari.

Waktu teman saya ini ulang tahun, saya berencana mengirimkan kue kepadanya. Namun, saya lupa total di mana alamat rumah dia. Tanpa kehabisan akal, saya coba cari nama TK di sebelah rumahnya menggunakan beberapa kata kunci, dengan pikiran bahwa bila saya menemukan TK itu, maka saya akan menemukan alamat rumah teman saya pula.

Betul, saya berhasil menemukan nama TK yang dimaksud, alamatnya, beserta alamat rumah teman saya. Selain itu, saya juga menemukan sejumlah nama murid di TK tersebut, lengkap dengan kelas, juga wajah mereka.

Bahkan, ada satu anak yang fotonya diunggah berkali-kali dari berbagai sudut, kadang berseragam, kadang berkostum untuk pentas, dan di baju yang ia pakai tersemat stiker berisi nama dan kelasnya. Anak itu nampak selalu tertawa ke arah kamera.

Baca Juga:

Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos

Seandainya Semua Anak Perempuan Tahu Seberapa Besar Cinta Seorang Ayah

Krisdayanti Dikritik Netizen Bule soal Baby Car Seat yang Kebanyakan Orang Indonesia Bodo Amat

Kalau sampai di sini kamu merasa tidak ada yang salah, saya berharap agar keselamatan dan keamanan selalu mengiringi kamu dan anak-anak di sekitarmu.

Pernah kuliah di jurusan yang hari-harinya diisi dengan studi kasus kejahatan, ditambah pengalaman bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang investigasi (alias tukang kepo), membuat saya menjadi orang menyebalkan yang terlalu berhati-hati. Bahkan, jatuhnya suka berprasangka buruk. Terutama, bila menyangkut anak-anak.

Media sosial memungkinkan kita untuk berbagi berbagai macam hal, dalam berbagai bentuk. Salah satu konten yang paling disukai oleh orang tua adalah berbagi kisah soal anak-anak mereka. Karena trennya yang meningkat, lahirlah istilah sharenting—gabungan dari sharing dan parenting, yang berarti praktik orang tua dalam memublikasi konten tentang anak-anak mereka.

Di satu sisi, sharenting diakui membantu para orang tua mendapatkan dukungan secara moral. Ketika anak susah makan, orang tua bisa curhat di media sosial dan menerima banyak masukan.

Ketika orang tua memperoleh ilmu baru soal cara membantu anaknya yang mengalami speech delay, mereka juga bisa menceritakannya dengan maksud menginspirasi orang tua lain yang mengalami masalah serupa.

Soal valid atau tidaknya saran-saran yang ada, itu lain cerita, ya. PR tenaga medis dan ahli-ahli di bidang lainnya masih sangat banyak bila menyangkut soal ini.

Oh iya, Moms dan Dads, tahukah kenapa dalam berbagai dokumen penting, salah satu metode verifikasinya adalah dengan menggunakan nama gadis ibu kandung?

Asumsinya, adalah karena informasi ini dimiliki oleh semua orang dan sulit dilupakan. Selain itu, karena banyak perempuan yang mengganti namanya mengikuti nama suami, nama gadis ibu kandung dinilai sebagai sesuatu yang tidak diketahui oleh orang banyak.

Meski sekarang mulai memperoleh sejumlah kritik dan dirasa tidak cukup aman, metode ini sudah digunakan sejak tahun 1882, loh!

Bayangkan bila kamu adalah seorang ibu yang aktif bermain Instagram. Akunmu menggunakan nama asli, ditulis lengkap pula. Ketika menerima paket yang ditunggu-tunggu, kamu memfoto dan merilis story, lupa menghapus alamat dan barcode, atau menghapusnya tapi masih menyisakan nama kota dan kecamatan. Tepat di hari ulang tahun, kamu mengunggah foto diri yang meniupkan lilin dengan angka usiamu.

Percaya atau tidak, saya bisa menemukan informasi nomor KTPmu hanya dengan tiga informasi itu. Bahkan, sesungguhnya tidak perlu nama. Ditambah dengan informasi yang kamu bocorkan sendiri soal anakmu, kira-kira, apa yang seorang jahat dapat lakukan? Bila ia mengumpulkan semua data itu dan menunggu hingga 17 tahun kemudian, ceritanya bisa jadi lebih “seram” lagi.

(Duh, kok bebannya jadi berat sebelah di perempuan begini ya, kalau dipikir-pikir?)

Jadi, selain menjaga informasi pribadi anak, orang tua juga perlu menjaga informasi soal dirinya sendiri untuk menjauhkan keluarga dari bahaya. Kita perlu ingat bahwa data kita, merupakan tanggung jawab kita.

Ini baru soal keamanan. Selain itu, sharenting tanpa persetujuan dapat berpengaruh pada emosi anak. Foto konyol yang buat kamu lucu, bisa jadi memalukan bagi si anak dan ia tidak ingin foto itu dilihat oleh saudara-saudara di WhatsApp.

Ketika kamu curhat di sebuah grup Facebook soal anak yang masih mengompol meski sudah kelas dua sekolah dasar, bisa saja besoknya berakhir jadi perbincangan orang tua murid di sekolah si anak. Internet begitu cepat melempar satu informasi dari satu akun ke akun yang lain, dan jejak digital itu bisa bertahan selamanya.

Perhatian yang diberikan kepada anak, tidak perlu seterang spotlight. Kamu tetap menjadi orang tua yang baik tanpa perlu menunjukkan cepatnya perkembangan anak atau betapa lucunya dia ke ranah publik yang, sesungguhnya, tidak peduli-peduli amat.

Apabila kamu merasakan kebutuhan untuk membagikan keseharianmu dan si Kecil, lantas menjadi oversharenting, cobalah letakkan ponsel sejenak dan bertanya pada dirimu sendiri: afirmasi siapa yang sedang kamu nantikan?

BACA JUGA Apa Sih yang Orang Dewasa Dapat dari Menertawakan Anak SD di Konten TikTok? dan tulisan Miranda Olga lainnya.

Terakhir diperbarui pada 3 Mei 2021 oleh

Tags: anakparentingsharesharenting
Miranda Olga

Miranda Olga

Artikel Terkait

ilustrasi Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos mojok.co

Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos

29 November 2021

Seandainya Semua Anak Perempuan Tahu Seberapa Besar Cinta Seorang Ayah

31 Oktober 2021
ilustrasi Krisdayanti Dikritik Netizen Bule Soal Baby Car Seat yang Kebanyakan Orang Indonesia Bodo Amat mojok.co

Krisdayanti Dikritik Netizen Bule soal Baby Car Seat yang Kebanyakan Orang Indonesia Bodo Amat

28 September 2021
ilustrasi Cara Membahagiakan Orang Tua Bisa Dimulai dengan Meluruskan Informasi Hoaks hoax vaksin mojok.co

Cara Membahagiakan Orang Tua Bisa Dimulai dengan Meluruskan Informasi Hoaks

30 Juli 2021
Parenting dan Penyesalan Orang Tua yang Terlambat karena Anak Tumbuh Secepat Kilat

Parenting dan Penyesalan Orang Tua yang Terlambat karena Anak Tumbuh Secepat Kilat

25 Juli 2021
Keputusan memilih aborsi dan bagaimana ia melaluinya.

Keputusan Memilih Aborsi dan Bagaimana Ia Melaluinya

22 Juni 2021
Pos Selanjutnya
Drakor Vincenzo: Ketika Penjahat Cuma Bisa Kalah Sama Penjahat Lain yang Lebih Kuat

Drakor Vincenzo: Ketika Penjahat Cuma Bisa Kalah Sama Penjahat Lain yang Lebih Kuat

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Ironi ‘Sharenting’: Banyak Anak, Banyak Konten, Banyak Rezeki

Ironi ‘Sharenting’: Banyak Anak, Banyak Konten, Banyak Rezeki

3 Mei 2021
Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan MOJOK.CO

Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan

26 Mei 2022
Sinar Mandiri melaju di Pantura MOJOK.CO

Melintasi Pantura Bersama Roda Lusuh Bus Sinar Mandiri

21 Mei 2022
makam giriloyo mojok.co

Makam Giriloyo, Rumah Peristirahatan Terakhir Sultan Agung yang Dibatalkan

26 Mei 2022
Rumah milik Mbah Ngadiyo yang jadi tempat syuting KKN di Desa Penari

Cerita Sebenarnya di Rumah Tempat Syuting Film KKN di Desa Penari

25 Mei 2022
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
gelanggang mahasiswa ugm mojok.co

UGM akan Bangun GIK, Pengganti Gelanggang Mahasiswa

24 Mei 2022

Terbaru

Sungai Aare, Swiss untuk berenang

Orang Swiss Suka Hanyutkan Diri di Sungai pada Musim Panas

29 Mei 2022
buya syafii maarif mojok.co

Melepas Kepergian Buya

28 Mei 2022

Jokowi: Buya Syafii Maarif Sosok yang Menyuarakan Toleransi 

27 Mei 2022
Buya Syafii Maarif

Haedar Nashir Sempat Menemui, Buya Syafii Maarif Ditangani Tim Dokter Kepresidenan

27 Mei 2022
Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87

Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87

27 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In