Belajar Cinta dari Francesco Totti

Belajar Cinta dari Francesco Totti

Belajar Cinta dari Francesco Totti

Bagi para pecinta Serie A, nama Francesco Totti tentu tak asing di telinga. Jangan sejajarkan Totti dengan Messi dan Ronaldo. Jangan. Ndak sopan. Manusia setengah dewa kok disejajarkan dengan alien dari planet antah berantah yang mencoba menguasai dunia. Ndak sopan.

Hari ini, 27 September 2015, Totti berulang tahun yang ke-39. Selamat Ulang Tahun, Kangmas. Cepatlah pensiun. Uruslah Cristian dan Chanel, anak-anakmu yang lucu dan cakep itu. Ajari si Cristian main bola yang benar, agar ia bisa sehebat dirimu. Oh iya, salam buat Mbak Ilary Blasi. Sekalian tanya, resep punya anak secanitk Chanel itu apa ya?

Totti, seorang pemuda asli Roma yang bermain di klub tempat ia lahir dan dibesarkan, hingga meregang nyawa: AS Roma. Totti lahir dari keluarga yang menyukai sepakbola. Bahkan, Totti kecil sudah diajarkan bagaimana menjadi seorang pemain sepakbola yang hebat. Kalau di Indonesia, dari kecil ia sudah diajarkan bagaimana cara memakai gajet yang baik dan benar.

Totti kecil sempat ingin dipinang oleh Lazio, rival AS Roma dan AC Milan. Namun orang tuanya mengarahkan Totti menuju ke jalan kebenaran yang dirahmati tuhan, dengan memilih AS Roma dibandingkan Lazio. Sesungguhnya, kesesatan yang paling kaffah adalah bermain dan mendukung Lazio.

Sampai tahun ini, Totti telah berada di AS Roma selama 23 tahun. Ia memulai debut di tim senior pada 28 Maret 1993, tepat di hari ulang tahun Kepala Suku Mojok.co yang ke-16. Di umur 16 tahun pula, Totti telah ikut serta dalam turnamen World Cup U-17 1993 bersama Italia. Orang tuanya jelas bangga.

Banyak yang mengatakan bahwa Totti adalah bukti nyata adanya cinta dalam sepakbola. Totti sempat dipinang oleh Real Madrid ketika dipimpin oleh Florentino Perez. Tapi kadar cintanya untuk AS Roma sudah melewati batas, dan ia menolak pinangan Real Madrid. Sejenak pasti kita mikir Totti ini orang geblek, kucluk, bodoh atau apalah. Tapi percayalah, Totti tidak sebodoh itu.

“Di sekolah, aku diajarkan bahwa keluarga adalah hal paling penting untuk manusia, dan Roma adalah keluargaku. Apa kamu pernah dengar ada seseorang yang meninggalkan keluarganya yang miskin demi pindah ke keluarga yang lebih kaya?,” kata Totti ketika menampik Madrid. Makjleb.

Menanggapi rumor kepindahannya ke klub lain, Totti bilang ia tak akan pernah selingkuh dari AS Roma.

“Aku pernah selingkuh dengan banyak wanita, namun aku tak akan pernah selingkuh dari AS Roma,” kata Totti. Saya sejenak membayangkan Mas Arman Dhani. Totti bisa selingkuh dari banyak cewek, tapi Mas Dhani? Satu pun aja belum dapat, mosok mau selingkuh.

Kayaknya, sosok seperti Totti ini susah sekali ditemui di Indonesia—di dunia sekalipun. Langka. Orang sekarang kan rata-rata mata duitan. Dikit-dikit duit. Dikit-dikit nasi bungkus. Sikap kritis bisa dibungkam oleh duit dan kekuasaan. Saya ndak bahas Mas Fadjroel lho, ya. Sumpah. Kalian aja yang hubung-hubungkan.

Apalagi cinta. Saya ndak yakin, remaja sekarang yang pacaran itu tulus karena cinta. Pasti ada embel-embel duit. Yang nikah demi duit juga banyak kok. Kalau sudah ndak ada duit, ditinggal kabur. Saya ndak bahas artis, ya. Saya ndak paham infotainment. Suer.

Totti juga pernah bilang kalau ia pertama kali melakukan hubungan seksual ketika berumur 12 tahun, dengan remaja berusia 17 tahun. Jangan tiru ini, Kawan. Ndak baik. Apalagi untuk kalian yang sedang berjalan dalam kesendirian. Ndak ada lawan itu ndak enak, Dab. Saya juga ndak nyindir Mas Agus Mulyadi kok. Saya cuma kasih tahu saja. Serius.

Sudah seharusnya kita belajar dari sosok pemain sepakbola yang hari ini bertambah usia. Bagaimana cinta tak bisa dibeli oleh uang. Sebanyak apapun uang itu, tak akan bisa membeli cinta. Tapi jangan bahas masalah cinta sama Mas Dhani. Saya takut doski geram sama saya. Jangankan cinta, rasanya balen saja belio ndak tahu. Ya tho, Mas Dhan?

Exit mobile version