Fengsui Angka dalam Pilkada

Fengsui Angka dalam Pilkada

Fengsui Angka dalam Pilkada

Lima belas hari menjelang pilkada serentak di seratus satu daerah tingkat I dan tingkat II (duh, istilah ini so yesterday banget), rasanya ada satu analisis yang tak kunjung muncul: analisis fengsui angka nomor urut peserta pilkada. Masih dalam suasana penyambutan tahun ayam api, tak ada salahnya memberi sedikit ulasan tentang itu.

Pertama-tama kita akan membahas bulan yang menjadi waktu pelaksanaan pilkada: bulan kedua alias Februari. Angka 2 dalam bulan ini memang dilematis. Meski orang tidak suka diduakan sebagaimana jomblo benci melihat pasangan berdua-duaan, tapi kenaikan gaji tiba-tiba menjadi dua kali lipat tentu kabar gembira. Dan meskipun tak banyak presiden yang mengindahkan instruksi 2 anak cukup, hanya presiden kedualah yang bisa bertahan di jabatannya dengan rekor waktu terlama.

Kali ini, soal bulan kedua ini akan berkait dengan 4. Menurut pakar fengsui yang sengaja tidak saya sebutkan namanya, Februari tahun ini hanya akan terjadi sekali tiap 823 tahun. Alasannya, di bulan Februari 2017 akan ada 4 hari Minggu, 4 hari Senin, 4 hari Selasa, 4 hari Rabu, 4 hari Kamis, 4 hari Jumat, dan 4 hari Sabtu. Kalo belum percaya segera cek kalendermu. Kalau tulisan ini salah, harap maklum, sebab kebenaran hanya milik Allah dan Habib Rizieq.

Masih menurut pakar yang tak disebutkan namanya tadi, Februari 2017 makin spesial karena dianggap sebagai bulan penuh rejeki atau money bags. Artinya, ini bulan yang baik untuk menambah dan mengisi pundi-pundi rejeki.

Namun, entah ini disebut kebetulan atau tidak, angka 4 justru dianggap sebagai angka merugikan bagi orang-orang Tionghoa. Makanya, di banyak mal atau apartemen yang kebetulan dibangun oleh orang Tionghoa, angka 4 sering tidak muncul. Mulai dari lif, kamar kosan, maupun kamar hotel. Mereka lebih baik mengganti angka 4 menjadi 3A dan 3B. Ini kurang lebih seperti orang-orang Barat yang tidak menyukai angka 13. Mereka lebih baik mengganti angka 13 menjadi angka 12A dan 12B.

Sebagai penawar ketakutan pada angka 4, orang Tionghoa punya tiga angka keberuntungan sekaligus: 7, 8, dan 9. Untuk jenis satu ini, orang Indonesia juga punya angka favorit: 5. Berlaku untuk urusan kesialan hingga keberuntungan, banyak hal tentang Indonesia yang berkaitan dengan angka 5. Mulai dari Pancasila, jumlah agama yang diakui (sebelum Konghucu disahkan), hingga hitungan menit untuk meminta tambahan waktu.

Angka 5 juga merupakan angka paling dicari di Google. Coba saja kamu ketik 5 tips, kamu akan mendapatkan 914 juta hasil. Mulai dari 5 tips menyimpan uang, 5 tips mendapatkan cewek semlohai, atau 5 tips berkomentar yang paling bijak. Bandingkan dengan angka 7 yang jika diketikkan hanya akan mendapatkan 702 juta hasil, atau angka 10 yang hanya memperoleh 774 juta hasil.

Jadi, angka 5 ini baik atau buruk, sih? Mari kita lihat.

Dalam kepercayaan Jawa, angka 5 kerap dipakai untuk merangkum ajaran. Istilah “ma lima” (lima ma), misalnya, yang berarti emoh limo (tidak pada lima ma), yaitu emoh main (tidak berjudi), emoh maling (tidak mencuri), emoh madon (tidak main perempuan), emoh madat (tidak memakai obat terlarang), dan emoh mabok (tidak mabuk).

Bukan hanya kepercayaan Jawa, Islam pun mengenal 5 untuk fungsi yang sama. Hadis Nabi Saw. memperingatkan akan 5 perkara sebelum datang, yaitu pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu, pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, pergunakan waktu sehatmu sebelum datang sakitmu, pergunakan waktu kayamu sebelum datang masa miskinmu, dan pergunakan hidupmu sebelum datang matimu.

Juga bagi pendukung aksi bela Islam, angka 5 bisa jadi angka bagus karena merupakan hasil penjumlahan 2, 1, dan 2. Tapi, sebaiknya saya tidak berpanjang-panjang soal ini, semisal dengan menafsirkannya sebagai dua kali perintah memilih 2 dan hanya satu perintah memilih 1.

Beranjak dari Jawa dan Islam, sepertinya angka 5 akan memberikan keberuntungan bagi Mojok. Nama Mojok, kebetulan atau tidak, terdiri dari 5 huruf. Apakah berarti Mojok selalu menjadi situs terpopuler di kalangan liberalis, komunis, dan agamis? Apakah angka 5 akan menjadi pertanda bahwa Buku Mojok akan memberi diskon spesial, seperti membeli 5 buku seharga 50 ribu dan bonus 5 buku lagi? Ketik amin, like, dan share.

Demikianlah sekilas ulasan tentang angka-angka baik dan buruk tahun ini. Kiranya bisa menjadi panduan Anda yang lemah soal angka tapi tetap ingin ke TPS. Ketika bibir hanya manis di masa kampanye, kepada angkalah kita berlindung. Kalau kemudian untuk angka yang disarankan tidak tersedia calon untuk dicoblos, hal-hal semacam itu berada di luar tanggung jawab tulisan ini.

Tabik.

Exit mobile version